Pertikaian dan Dendam

296 94 10
                                    

“Bara sakit! Lepasin tangan gue.” Baretha berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Bara.

Tapi Bara tetap saja menarik Baretha ke dalam markas ANGEL, setelah turun dari motor Bara langsung saja menarik tangan Baretha tanpa memperdulikan ucapan Baretha.

Setelah sampai  di dalam markas, Baretha langsung menghempaskan tangan Bara agar tangannya terlepas.

“Lo udah gila apa?! Tangan gue sakit lo tarik gitu Bara!” ujar Baretha marah dengan mata yang merah berair.

Bara pun terdiam saat melihat mata Baretha yang merah berair, kemudian Bara melihat pergelangan tangan Baretha yang terdepat bekas cengkramannya.

Baretha berusaha tidak mengeluarkan air matanya tapi air matanya tetap mengalir begitu saja.

“Maafin gue.” Ucap Bara dengan tangan yang menyeka lembut air mata Baretha.

“Gue nggak tau kenapa lo bisa semarah ini sama gue Bara.” Baretha menjauhkan tangan Bara dari wajahnya.

Baretha sedikit menjauh dari Bara, entah kenapa Baretha ketakutan saat mengingat Bara memukul David yang begitu brutal hingga membuat David terkapar lemah di aspal.

“Gue marah karena lo udah sangat ceroboh Baretha, apa lo nggak mikir kalau gue nggak tepat waktu narik lo maka lo sekarang bisa aja ada di rumah sakit.” Ujar Bara yang berusaha menahan emosi agar tidak membuat Baretha ketakutan.

“Tapi sikap lo itu buat gue ketakutan Bara, bahkan gue nggak pernah liat Elvano berantem separah itu Bara.”

“Gue minta maaf, gue selalu hilang kontrol kalau lagi emosi.”

“Gue takut Bara...” Baretha menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Bara yang merasa bersalah pun menghela nafas berat sembari berjalan menghampiri Baretha, dan detik kemudian Bara menarik pelan Baretha ke dalam pelukkannya.

Entah atas dorongan dari mana Bara memutuskan untuk memeluk Baretha tapi sekarang yang Bara rasakan hanyalah dirinya tidak ingin ditakuti oleh Baretha.

“Maaf.” Ucap Bara.

“Maaf, gue begitu marah karena rasa khawatir gue ke lo.” ujar Bara dengan tangan yang mengelus pelan rambut Baretha.

Sedangkan Baretha terkejut mendengar ucapan Bara yang mengatakan bahwa khawatir pada dirinya, Baretha tidak menduga bahwa hal itu akan diucapkan oleh sosok Bara.

Tanpa mereka sadari Hasta berdiri di depan pintu markas dengan tangan yang terkepal kuat saat melihat Bara memeluk Baretha.

Hasta yang tidak tahan melihat pun beranjak pergi dari markas ANGEL dengan membawa motor ugal-ugalan.

Hasta sangat marah mengetahui bahwa Bara memiliki hubungan sedekat itu pada Baretha.

Perasaan yang sangat kacau membuat Hasta memilih berkunjung ke tempat dojo karatenya untuk menyalurkan semua emosinya.

Saat Hasta keluar dari mobil dan hendak berjalan masuk ke dalam dojo tiba-tiba ada pria yang menggunakan kacamata hitam tidak sengaja menabrak pundak Hasta.

“WOII! Kalau jalan liat pakai mata!” sambar Hasta yang masih dikabutkan emosi.

Tapi orang itu hanya menanggapi dengan datar dan kemudian melanjutkan jalannya menuju mobilnya terparkir.

Hasta sejenak terdiam saat melihat pria itu berjalan, mata Hasta fokus melihat tato yang ada di lengan kanan pria itu.

“Apakah itu tato yang sama dengan Bara ucapakan itu?” gumam Hasta sembari menatap tato itu dengan seksama.

BAR-BAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang