Mawar Hitam

506 184 9
                                    

Terlihat Baretha berjalan di koridor rumah sakit dengan membawa sebuket bunga mawar hitam yang besar.

Langkah Baretha terhenti ketika berada ruang rawat pengidap kanker, dengan perlahan Baretha membuka pintu hingga terlihat anak-anak yang menyambutnya dengan senyuman.

“Ka Baretha akhirnya datang!!!” teriak anak kecil berkacamata bulat.

“Wah...pada nungguin kaka ya? Kalau gitu kasih kaka pelukkan hangat dulu dari kalian.” ujar Baretha dengan merentangkan kedua tangannya.

Mendengar ucapan Baretha, empat orang anak kecil yang ada di dalam ruangan itu pun langsung turun dari tempat tidurnya sambil membawa botol infus mereka. Anak-anak itu langsung memeluk Bareta dengan erat.

Setelah melepaskan rindu, Baretha melepaskan pelukkan pada empat anak itu.

Baretha membawa mereka kembali ke tempat tidur mereka masing-masing. Setelah itu Baretha mengambil empat tangkai mawar hitam dari buket yang dibawanya tadi.

“Kaka membawa mawar hitam lagi buat kalian.” Baretha memberikan masing-masing anak itu satu tangkai mawar hitam.

“Ka Retha, kenapa kaka selalu memberikan kami bunga mawar hitam? Bukankah artinya itu adalah rasa dendam dan kematian.” tanya anak laki-laki yang sedang menggenggam  tangan Baretha erat.

“Warna hitam bukan berarti itu kematian, tapi warna hitam adalah warna yang paling jujur. Karena warna hitam tidak bisa berubah warna meskipun sudah di warnai berulang kali. Dan untuk arti mawar hitam adalah cinta yang terpendam dan tulus.” jelas Baretha hingga membuat semua anak di ruangan itu tersenyum sangat manis.

Baretha sangat senang ketika melihat anak-anak pengidap kanker terhibur dengan kedatangannya.

Baretha merasa mereka sangat membutuhkan semangat dan cinta dari orang lain untuk memotivasikan diri mereka untuk bertahan melawani penyakit mereka.

Setiap tiga kali dalam sebulan, Baretha selalu menyempatkan dirinya untuk bertemu dengan anak-anak pengidap kanker.

Bagi Baretha anak-anak pengidap kanker seperti adiknya sendiri, Baretha berusaha memberikan fasilitas yang terbaik untuk mereka dengan bantuan David.

Tapi karena kesehatan Baretha yang mudah kelelahan dan batasan kegiatan oleh David membuat Baretha tidak bisa selalu bisa berkunjung.

Baretha selalu ingin memberikan hal yang menyenangkan untuk anak-anak pengidap kanker.

“Ka Baretha bacain dongeng dong.” pinta anak kecil yang berkepang dua.

“Eemm baiklah, tapi kalian janji dulu buat rajin minum obat. Oke?” ucap Baretha.

“OKE!!!” sahut mereka serempak dan seketika membuat Baretha tertawa bahagia.

Tanpa Baretha sadari David yang melihat Baretha yang begitu bahagia bermain bersama anak-anak pengidap kanker. David sangat terpesona dengan kecantikan dan sifat baik yang Beretha miliki.

David sangat mencintai Baretha sebagai perempuan yang dia sukai bukan sabagai adik angkatnya.

Tapi Baretha selalu saja menutup seseorang untuk masuk ke dalam hatinya termasuk David, meskipun David selalu ada untuk Baretha tapi itu belum bisa untuk masuk ke dalam hatinya Baretha.

“Karena mawar hitam juga yang membuat aku suka sama kamu Retha, rasa dendam dan kebencian yang ada di diri aku selalu bisa hilang saat perasaan tulus kamu  memberikan semangat untuk hidup aku.” ujar David seraya menatap Baretha dari balik kaca pembatas ruangan.

David ingin melihat Baretha bahagia, karena senyuman Baretha lah sebagai penyemangat hidupnya di saat dirinya tidak mempunyai keluarga lagi.

David juga berusaha agar bisa menyembuhkan mata Baretha menjadi seperti semula.

BAR-BAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang