“El! Jangan makan ice cream gue!” teriak Baretha saat melihat Elvano yang dengan santainya memakan ice cream milik Baretha di ruang tamu.
“Jangan pelit dong sama tamu.” Elvano menjulurkan lidahnya ke arah Baretha dan hal itu membuat Baretha semakin kesal.
Baretha yang baru saja selesai ganti baju dari pulang sekolah dan hendak ke dapur dikejutkan dengan sosok Elvano yang duduk santai di ruang tamunya sambil memangku mangkok ice cream miliknya.
Baretha pun langsung duduk di samping Elvano sembari memukul lengan Elvano dengan keras.
Elvano yang gemas pun mencubit pipi bulat Baretha, Baretha pun semakin marah tapi hal itu malah membuat Elvano tertawa.
“Gemasin banget sih kalau lagi marah.” Ucap Elvano.
“Apaan sih lo?! bikin kesal aja deh.” Decak Baretha kesal.
“Jangan marah dong, gue ke sini mau ngajak lo ke cafe baru yang minuman bobanya enak.”
“Beneran?! Lo traktir gue kan?”
“Giliran gratis langsung senang lo.”
“Mana ada orang yang nolak gratisan El, orang gila juga cepat kalau ada gratisan.” Ujar Baretha.
Ketika Baretha menghadap kearah Elvano, mata Elvano melihat kalung yang nampak asing di leher Baretha.
Selama ini Elvano tidak pernah melihat Baretha mengenakan kalung, karena Baretha sangat menyukai gelang bukan kalung.
“Sejak kapan lo suka pake kalung?” tanya Elvano dengan tangan yang hendak menyentuh kalung Baretha tapi dengan cepat Baretha memukul tangan Elvano.
“Jangan pegang, ini pemberian dari teman baik gue.” Baretha memegang kupu-kupu yang ada di kalungnya dengan senyuman yang bahagia.
“Teman baik lo? Aslan atau Tania sama Zea?”
“Bukan mereka tapi teman baik gue yang baru.”
“Siapa?”
“Bara. Bara Adiwijaya.” Seketika mata Elvano membulat saat nama Bara disebutkan oleh Baretha.
Elvano sangat tidak menduga bahwa Bara memberikan kalung yang bagus untuk Baretha.
Elvano sudah sangat lama mengenali Bara tapi baru kali ini Elvano mendengar bahwa Bara memberikan hadiah selain pacarnya.
Wajah Elvano menjadi sangat serius sembari menatap tajam kalung Baretha itu. Entah kenapa Elvano merasakan taku jika Baretha akan mengalami hal sulit jika memiliki kedekatan dengan Bara.
“El, kok jadi ngelamun sih.” Baretha menjentikkan jarinya di depan wajah Elvano adar membuat Elvano tersadar dari lamunannya.
“Retha, lo sama Bara udah sampai sedekat mana emangnya sampai Bara ngasih lo hadiah.” Elvano sangat penasaran dengan kedekatan Baretha dan Bara.
“Dekat sih, tapi nggak sedekat gue sama Aslan. Tapi sikap dia beberapa terakhir ini udah lebih baik dari pada yang dulu. Dia juga sering ngebantu gue, Bara orang baik El. Pandangan gue pada Bara yang bilang kalau dia adalah orang baik nggak salah.” Kata Baretha.
“Baretha gue takut, kalau hubungan lo sama Bara akan ngebuat lo sakit di masa depan nanti. Lo tau gue udah anggap lo kek adek gue sendiri.”
“Lo jangan khawatir, Bara nggak mungkin nyakitin gue kok.”
“Gue harap keputusan lo buat berteman sama Bara adalah yang terbaik.” Elvano mengusap kepala Baretha dengan lembut, Baretha pun hanya bisa menganggukan kepalanya saat melihat Elvano yang mengkhawatirkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR-BAR [END]
Teen FictionBara Adiwijaya adalah orang yang berhati dingin jika bukan dengan orang terdekatnya. Bara yang selalu membantu permasalah dalam geng temannya harus terlibat dengan sosok Baretha Anatasya yaitu orang yang selalu dia ingin hindari. Bara sangat tidak s...