Ekstra Part I

255 52 23
                                    

"Bar, gimana skripsi lo? udah di ACC?" tanya Aslan dengan tangan yang mengambil kentang goreng yang ada di atas meja.

"Udah di ACC, minggu depan gue sidang." jawab Bara santai.

"Bar bantu skripsi gue napa. Gue udah berkali-kali ganti judul tetap aja nggak di ACC."

"Siapa dospem lo?"

"Pak haji Supri, lo taukan si botak kalau ngomong ngegas mulu."

"Gitu juga dia professor bangsat..." Bara melempar kulit kacang ke wajah Aslan dan membuat wajah Aslan semakin memelas.

Sedangkan Hasta melihat pertengkaran Aslan dan Bara pun tertawa terbahak-bahak.

Tidak lama kemudian Bara melihat jam ditangannya, detik kemudian Bara berdiri sembari menyampirkan  ranselnya di pundak.

"Gue balik duluan." ucap Bara.

"Jemput Retha?" tanya Hasta dan dibalas oleh Bara dengan anggukan kepala.

"Hati-hati bro!" ujar Aslan.

Setelah itu Bara berjalan keluar menuju motornya terparkir. Bara segera memasangkan helm full facenya dan segera pergi menuju tempat Baretha magang.

Jarak menuju tempat magang Baretha cukup membutuhkan waktu yang lama karena jalanan mengalami kemacetan.

Tapi saat Bara berada di kemacetan tiba-tiba seorang anak kecil datang menghampiri. Bara belum membuka helmnya karena anak kecil itu hanya memegang tangannya dan tidak berbicara sepatah kata pun.

"Ada apa?" tanya Bara saat membuka kaca helmnya.

Hingga Bara pun terkejut ketika anak kecil itu berbicara menggunakan gerakan bahasa isyarat. Sontak Bara segera membawa motornya ke pinggiran jalan.

Anak kecil itu pun menggunakan bahasa isyarat karena anak kecil itu tidak bisa berbicara.

Bara melihat dengan seksama gerak tangan anak kecil itu dan seketika mata Bara membulat ketika tau bahwa anak itu sedang meminta pertolongan padanya. Kemudian Bara menjawab akan menolong dengan bahasa isyarat juga.

"Kayanya gue bakalan telat jemput Baretha." gumam Bara sambil menggandeng anak kecil itu berjalan menuju gang kecil.

Bara berjalan hingga langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria paruh baya sedang memukul anak kecil yang sedikit lebih tua dari anak kecil yang bersama Bara.

Anak kecil itu menunjukkan tangannya ke arah pria paruh baya itu dengan gemetar.

"Bukankah itu pukulan yang berlebihan untuk seorang anak kecil." ucap Bara dengan wajah datarnya.

"Jangan ikut campur, ini adalah lahanku. Jadi anak ini harus mengikuti perintahku!" Ujar pria itu.

Kemudian anak kecil di samping Bara mengatakan dengan bahasa isyarat bahwa anak yang di pukul oleh pria itu adalah kakaknya.

"Lepaskan anak itu sekarang." Ucap Bara.

"Kurang ajar!" Pria itu pun melayangkan tangannya untuk memukul wajah Bara tapi Bara bisa menahannya dan membalas pukulan itu tepat di perutnya.

Bara menendang kepala pria itu hingga membuatnya kehilangan kesadaran. Setelah itu Bara menghampiri anak yang di pukul pria itu.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Bara melembut ketika melihat anak kecil itu yang ketakutan.

"I-iya."

"Kalau begitu bawa adik mu keluar dari  gang ini, aku akan segera menyusulmu." Anak itu pun menganggukan kepalanya dan segera membawa adiknya pergi meninggalkan Bara sendirian.

BAR-BAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang