Bab 84: Berlin 1

14.5K 1.1K 67
                                    

Sebelum membaca, dimohonkan kepada readers tercinta untuk mengklik bintang yang ada di pojok bawah.
Jika Anda pembaca sejati, maka Anda akan memberikan jejak dukungan dan semangat untuk hasil karya anak Indonesia .
Karena mengklik ⭐️ itu Gratis tidak di pungut biaya sepersenpun. Jangan lupa comment !! ❤️
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

* heloo guys.. ciee dpaat notif di jam siang wkwkwk 🤣 maaf ya baru Update lagi.. 😁

* Siapin Snack buat baca cerita ini

- HAPPY READING -

*****

Berlin, kota tua penuh pesona yang di mata dunia selalu menarik untuk dijelajahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlin, kota tua penuh pesona yang di mata dunia selalu menarik untuk dijelajahi. Berlin salah satu kota terbesar di Eropa yang menyimpan beragam pesona. Salah satunya untuk mengenang moment untuk di ceritakan. Berwisatan di tempat ini sangat di rekomendasikan apalagi untuk pasangan yang berbulan madu.

Beragam pesona lain jadi daya tarik kota ini sejak dulu, mulai film, sastra, arsitektur, sejarah, hingga kuliner.
Tidak menampik bahwa kota Berlin sangat maju dan terkenal di mata Dunia.

Melewati perjalanan New York - Berlin yang menempuh jarak kurang lebih 10 jam tidak membuat Bastian lelah. Misinya hanya bertemu seseorang dan memecahkan sedikit masalah yang ia hadapi.

Bastian melirik kearah arlojinya saat mobil yang ia tumpangi berhenti di depan loby Hotel bintang lima. Jam sudah menunjukkan 17.15 waktu Berlin. Perbedaan waktu yang lebih cepat 6 jam dari pada New York yang membuat dirinya sedikit Jetlag. Apalagi ia masih belum istirahat full setelah kedatangannya dari Chamonix beberapa saat lalu. Dan kini kakinya sudah beranjak di negara yang berbeda.

Pintu mobil sudah di buka, Bastian turun lalu melangkah masuk ke dalam gedung mewah itu.

" Apakah Tuan mau istirahat dulu ?"

"Lelaki itu masih berada di kamarnya ?" Tatap Bastian pada asistennya.

" Masih Tuan." Jawab Kris, asisten Bastian.

"Siapkan pakaianku. Aku mau mandi terlebih dahulu."

*****

Di dalam kamar, seseorang mulai terbangun dari tidurnya. Perlahan ia bangun dan menyandarkan tubuhnya di dinding ranjang dengan mata yang setengah terbuka. Siluet cahaya sunset mulai menyentuh pupil matanya. Lelaki itu menengok kearah nakas yang berada di sampingnya. Terlihat jam digital menunjukkan pukul 17.40 sore waktu Berlin.

Lalu tangan lelaki itu terulur memijat kepalanya yang sedikit nyeri akibat minuman berakohol. Otaknya mulai mengingat kejadian tadi malam hingga pagi. Ia melihat ke sisi ranjang, tidak menemukan wanita yang bersamanya tadi malam. Perutnyapun terasa sangat lapar. Tanpa sengaja hidungnya mencium bau kopi yang menyengat. Ia menoleh lagi kearah Nakas, ternyata terdapat gelas yang berisikan kopi yang membuatnya berselera.

The Secret Between Us #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang