Bab 39 : Pillow Talk and Sweet Moment

29.9K 1.4K 48
                                    

Sebelum membaca, dimohonkan kepada readers tercinta untuk mengklik bintang
yang ada di pojok bawah.
Jika Anda pembaca sejati, maka Anda akan memberikan jejak dukungan dan semangat untuk hasil karya anak Indonesia .
Karena mengklik ⭐️ itu Gratis tidak di pungut biaya sepersenpun. Jangan lupa comment !! ❤️
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
* hai guys, maaf update tengah malam ya 🤭😝❤️ aku harap kalian suka dengan chapter terpanjang kali ini. Semoga Suka ya ❤️

*Siapin Snack buat baca cerita ini 😁

* Utk play listnya entah kenapa dgn Wattpad. Atau mungkin jaringan aku yg gak bisa search lagu. Sebelum perbaharui app, bisa bisa aja walaupun jaringan bermasalah, tp ini lancar-lancar Jaya dan gak bisa buka vidio 😤

* utk semntara gak ada dlu ya..

- H A P P Y R E A D I N G -
*****

Suasana di ruang makan terlihat sangat sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana di ruang makan terlihat sangat sepi. Tidak ada suara.Hanya dentuman sendok dan garpu yang terdengar di telinga. Persis waktu Clara masih berada di Malaysia dan makan bersama dengan keluarga Bastian. Orang-orang sangat focus saat makan.

Makanan-makanan mewah tersaji bak istana raja. Para pelayan berdiri berbaris rapi di belakangnya. Clara meyakini keluarga Bastian sangatlah kuno. Bahkan penerapan sistem makanan sama seperti di restoran mahal. Setiap beberapa menit sekali berganti hidangan. Sungguh Clara merasa tidak nyaman pada keluarga ini. Astaga, bahkan Clara menyadari jika dirinya akan lama berada di rumah ini. Atau mungkin selamanya. Oh God..

Setiap Clara menyuap makanannya, ia merasakan ada yang terus memperhatikannya. Bukan Bastian tapi dirinya merasakan kalau Stefani lah yang selalu mencuri pandang kearahnya. Bahkan gadis itu ketika di tatap Clara balik, malah menundukkan diri.

Clara ingin menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung. Hingga makanan penutup tersaji, ia merasakan Stefani terus menatap kearahnya.

Jujur, Clara merasa risih jika ditatap seperti itu. Ingin sekali ia memanggil Stefani dan menanyakan maksud dari gadis itu. Namun itu hanyalah niatan, karena suara bass khas lelaki menginterupsi pikirannya.

Clara melirik ke sumber suara, ternyata sang tetua Miller yang mulai berbicara.

" untuk pembahasan lelang saham, akan kita lanjutkan di ruang meeting keluarga." Ujar Richard Miller. Lalu lelaki tua itu membersihkan lapnya dengan kain. Kemudian ia berdiri bersiap meninggalkan ruang makan.

"Aku tidak ikut. Aku lelah, dan ingin istirahat." Celutuk Stefani yang juga ikut berdiri. Semua orang menatap kearah gadis itu.

The Secret Between Us #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang