Sebelum membaca, dimohonkan kepada readers tercinta untuk mengklik bintang yang ada di pojok bawah.
Jika Anda pembaca sejati, maka Anda akan memberikan jejak dukungan dan semangat untuk hasil karya anak Indonesia .
Karena mengklik ⭐️ itu Gratis tidak di pungut biaya sepersenpun. Jangan lupa comment !! ❤️
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
*silahkan lanjut baca aja ya...:D* Siapin Snack buat baca cerita ini
- HAPPY READING -
*****
Clara masih terdiam di ruangan Meeting bersama Bastian. Ia seperti terjebak, tidak bisa keluar dari ruangan sepi ini. Lelaki itu sama sekali tidak mengeluarkan suaranya, bahkan bergerakpun tidak. Hanya tetap duduk bersandar di kursi. Clara ingin keluar, tapi tidak bisa. Seakan tubuhnya menunggu perintah Bastian padanya.
" B-Bastian..." panggil Clara gugup. Astaga, kenapa ia menjadi takut seperti ini?!
Lelaki itu masih memejamkan matanya. Sama sekali tidak menghiraukan ucapan Clara.
Ia mulai gelisah, haruskah Clara menarik diri dari ruangan ini ?! Mencoba mengumpulkan keberanian..
Perlahan tapi pasti, kakinya ia geser ke samping kiri lalu ia bangun dari bangku tanpa menimbulkan suara.
'Oh God, dirinya seakan mau kabur dari penjara..' pikir Clara.Seakan berhasil dan Bastian sama sekali tidak ada pergerakan, Clara memutar tubuhnya menghadap pintu keluar. Sambil berjinjit, ia melangkah demi langkah untuk keluar dari ruangan ini.
Jantungnya terus berdegub kencang, entah kapan ritmenya normal kembali. Bahkan kini degupan itu semakin cepat, tatkla secara tiba-tiba sesrorang memegang lengannya dengan cepat.
Clara meneguk salivanya dengan takut, lalu memberanikan diri untuk berbalik. Dan terlihat Bastian menatapnya tajam dengan aura yang sangat mengintimidasinya. Oh Clara tak suka tatapan itu..
" mau kemana...."
"A-aku..Aku.." ucap Clara terbata-bata. Suaranya seakan tersumbat, bahkan tenggorokkannya seperti tercekik. Astaga.. tatapan tajam itu... sungguh Clara tidak menyukainya.
"Sebaiknya kita keruang Kakek..!" Ucap Bastian yang langsung menarik Clara paksa untuk mengikutinya.
Sedangkan Clara, ia sedikit terkejut saat Bastian menariknya dengan paksa. Bahkan pergelangannya sedikit sakit karena pegangan lelaki itu sangat kuat. Clara mencoba menarik tangannya, namun sama sekali tidak bisa terlepas. Yang ada tangannya menjadi tambah sakit.
Hingga mereka sampai di depan pintu ruang Richard Miller, dengan cepat Bastian membuka pintu tersebut tanpa ada ketukan atau basa basi.
Saat pintu itu terbuka, terlihat Richard Miller sedang berbicara dengan satu wanita yang berpakaian hitam dan sangat rapi. Mereka menatap kearah Clara dan Bastian.
Wanita itu langsung berdiri dan menunduk kearahnya. Sedangkan Clara ia mencoba membalas tindakan wanita muda itu. Tunggu, clara seperti mengenal dengan wanita di hadapannya.
Richard Miller berdehem dan menatap Bastian tajam. " karena kalian sudah disini, perkenalkan, dia adalah Arneta yang akan menjadi pengawal Clara.."
"Arneta.. " guman Clara dalam hati. Ia seperti pernah membaca nama itu, tapi dimana ?!
"Kakek, kau sangat berlebihan. Jangn terlalu masuk ke dalam permasalahan rumah tanggaku..!"
Richard Miller tak menghiraukan ucapan sang cucu, ia lalu menatap Clara dengan serius.
" mulai sekarang, Arneta akan selalu bersamamu. Untuk masalah privasimu kau bisa berdiskusi dengannya."
"Kakek..!" Panggil Bastian marah.
" Arneta, kau bisa bekerja mulai hari ini." Ucap Richard Miller.
"Baik Tuan Richard.." jawan Arneta, lalu ia menunduk hormat.
"Kalian berdua boleh pergi, dan kau ..." tunjuk Richard kearah Bastian.
" jangan lupa ke kantor pusat hari ini. Periksa berkas yang bermasalah, dan lapor padaku secepatnya. Dan satu lagi, kau harus hadir dalam rapat investor sore ini."Saat Bastian ingin memprotes, sang Kakek dengan cepat melanjutkan ucapannya. " aku tidak suka di bantah. Laksanakan perintahku Bastian..!"
Bastian menggeram dalam hati, dengan cepat ia meninggalkan ruangan tanpa permisi pada Clara ataupun sang kakek. Bahkan Richard Miller hanya menggeleng melihat tingkah cucunya.
Tak lupa juga Clara pamit undur diri, lalu meninggalkan ruangan tersebut, lalu berjalan kearah kamarnya. Arneta tetap mengikutinya dari belakang, hingga serpihan ingatan muncul di otaknya.
"Kau pramugari waktu itu kan?" Ucap Clara langsung berbalik menghadap pengawal barunya.
Arneta sedikit terkejut, lalu ia tersenyum dan mengangguk. " bagaimana kabar anda Nyonya?" Sapanya ramah.
Clara menganga tidak percaya, " bagaimana bisa, bukankah kau seorang pramugari ?"
Arneta tersenyum," menjadi Pramugari dan pengawal pribadi, bukankah itu hal yang bagus ?"
"T-tapi.."
"Hahaha.. jangan terlalu banyak di fikirkan nyonya..."
Clara menggaruk kepalanya yang tidak gatal, " apa kau sudah membereskan pakaianmu ?"
Arneta menggeleng. " sebaiknya kau rapikan beberapa barangmu terlebih dahulu. Nanti kita akan berdiskusi."
" Dan ini perintah.." sambung Clara saat melihat tanda protes dari pengawalnya.
" ketika selesai beristriahatlah dulu. Kau bisa menyusulku di kamar Stefani."
"Baiklah nyonya.."
Setelah mendengar jawaban dari Arneta, Clara langsung berjalan kearah kamar Stefani. Ada yang harus ia tanyakan langsung tentang Bastian.
*****
Sesampainya di dalam kamar Stefani, Clara sama sekali tidak menemukan batang hidung wanita itu.
"Kemana Stefani pergi...?" Gumam Clara.
^_^ To Be Continue ^_^
—> yuhuuuuu...🤭 gimana chapter ini ?! Sedikit bgt ya ? Maaf .. nanti di lanjutin besok . Author dah ngantuk bgt.
—> oh iya, jangan sampai ketukar ya foto babang Bastian, William dan Mr X nya. Wkwkkw 🤣😂 auto seger kayaknya nih liat yg begituan hahahha
--> Jangan lupa Vote, Comment dan Shere cerita aku di media sosial yang kalian punya :D🥰😘
" Sampai Jumpa di Part Selanjutnya... ❤️"
Rgds,
Sayang Kalian,Callme Ulya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Between Us #1
Romance!!! W A R N I N G !!! Adegan 21++ Privat acak!! Musti follow ane dulu yee 😎 Anak kecil dilarang mampir di lapak ini!! - Hall of Fame Webcomic November 2018 - " sakit..." Clara menjerit kesakitan, dan berusaha mendorong tubuh Bastian yang berada di...