Bab 87: I Don't Care

17.5K 1.3K 363
                                    

Sebelum membaca, dimohonkan kepada readers tercinta untuk mengklik bintang yang ada di pojok bawah.
Jika Anda pembaca sejati, maka Anda akan memberikan jejak dukungan dan semangat untuk hasil karya anak Indonesia .
Karena mengklik ⭐️ itu Gratis tidak di pungut biaya sepersenpun. Jangan lupa comment !! ❤️
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

* ciyee dapat notif subuh subuh 🤣 seperti biasa Author begadang demi Update dan kalian semua kesayangan author 😁🥰😍 udah gak usah tersanjung gtu.. wkwkwkw

* Siapin Snack buat baca cerita ini

- HAPPY READING -

*****

" Jadi ada yang bisa jelasin ?"

Mendengar ucapan Claudy yang tajam membuat Clara, Meila, Stefani dan William terdiam. Mereka berempat menundukkan wajahnya tak berani menatap kedua mata wanita itu. Bahkan suara wanita itu sedikit bergema di ruang keluarga yang terasa hening.

"Stefani..." ujar Claudy lagi.

Stefani mengangkat wajahnya dan membalas tatapan Mommynya.

"Ini semuanya bukan salahku Mom."

"Terus ?"

Stefani menunjuj kearah lelaki yang sedang berjalan kearah mereka. "Semua karena Daddy."

Justin yang merasa di tatap semua orang, ia hanya pasrah dan berpura-pura tidak mendengar ucapan putri satu-satunya itu.

"Daddy yang menyuruhku untuk bersenang-senang Mom.." lanjut Stefani.

Claudy menatap tajam kearah suaminya, lalu tangan kanannya melayang ke lengan pria itu.

"Sakit sayang.." keluh Justin sambil mengusap lengannya akibat tamparan dari istrinya.

"Masih mengeluh sakit ?! Kau lihat Stefani. Bagaimana bisa seorang ayah memberikan minuman beralkohol kepada putrinya ?!"

"Hanya Bir, sayang. Tida-.." ucapan Justin terpotong karena tamparan Claudy lagi.

"Lalu bagaimana mereka mendapatkan minuman beralkohol lainnya ?!"

Justin menggeleng berpura-pura tidak tahu, alias menyembunyikan rahasia anak gadisnya yang suka membeli minuman itu dan menyembunyikan di dalam kamarnya.

"Sayang sakit..! Tamparanmu itu sangat menyakitkan di lenganku." Keluh Justin kesekian kalinya.

Claudy tidak menghiraukan ucapan suaminya. Lalu ia kembali menatap kearah putrinya dan William secara bergantian.

"Dan kau William, kenapa ikut berpesta bersama mereka?"

"Itu tidak di sengaja Tante. Aku hanya lewat, dan mendengar suara berisik dari kamar Bastian. Saat ku buka pintu itu, tiba-tiba saja mereka bertiga menyeretku masuk ke dalam. Ak-..."

"Dan akhirnya kau minum bersama mereka.." sela Claudy.

"Bahkan kau juga mencium Clara. Benar ?" Lanjut Claudy.

Willam menggeleng dengan cepat. Matanya menatap kearah Bastian, meyakinkan lelaki itu agar percaya dengannya. Tapi tidak, mata sepupunya itu seakan ingin menusuk dan mengoyak dirinya hidup-hidup. Sangat tajam.

" itu sama sekali tidak benar Tante. Bukan aku yang mencium Clara, tapi wanita itu yang memulainya."

Clara semakin menundukkan wajahnya. Sungguh ia sangat malu ketika ingatan tadi malam terus berputar di otaknya.

The Secret Between Us #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang