25 - Komplotan

121 15 1
                                    

Assalamualaikum teman-teman!
Jumpa lagi di hari Sabtu dengan kisah dari Kutu Buku 😁

Siapa yang sudah rindu dengan kisah dari Arini dan Daud? Sejauh apa hubungan mereka berdua? Keseruan apa yang menanti di dalam ceritanya?

So without go any further let's dive together to the story 😊

******

Camelia masuk ke dalam kelas dengan perasaan sedih. Lilya, Isabel, dan Marina terkejut melihat Camelia yang menampilkan raut wajah murung. Sahabat mereka yang paling baik pada mereka dan paling suka menolong mereka bertiga. Lilya merangkul Camelia dan menariknya mendekatnya memberikan tempat untuk duduk di sampingnya.

“Ada apa cantik?” Tanya Marina simpati.

“Kenapa wajahmu murung sayang?” Tanya Isabel perhatian.

Camelia tidak kuasa menahan rasa sedihnya dan ia melepaskan tangisannya. Lilya memeluknya erat.

“Gue hanya sedih aja. Nggak ada apa-apa. Maaf buat kalian semua khawatir.” Ujar Camelia sembari mengusap air matanya.

Isabel berdecak kesal. “Pasti si Kutu Buku menjengkelkan itu kan?”

“Jangan bilang begitu Isabel.” Tegur Camelia. “Daud baik kok. Dia nggak menjengkelkan.”

“Oke gue salah. Tapi pasti karena dia kan sampai lo nangis?”

Camelia mengangguk lemah. “Daud terlalu menyayangi Arini.”

Marina mengibaskan sebelah tangan di udara dengan kesal.

“Si ratu gila. Iih menjengkelkan banget mendengar namanya.” Cibir Marina.

“Cewek rese dan sok hebat. Tunggu aja pembalasan kita.” Sahut Lilya.

“Daud tidak sayang Arini. Dia kayaknya terpaksa deh.” Kata Isabel.

“Nggak mungkin. Mereka berdua mesra banget.” Sanggah Camelia.

“Emang apa sih yang bagus dari Arini? Daud pasti buta.” Gerutu Marina.

“Dia sangat cantik Marina.” Kata Lilya jujur.

Isabel menganggukkan kepala pertanda setuju.

“Gue benci mengakuinya. Tetapi apa yang dikatakan Lilya memang benar. Tidak ada yang lebih cantik di sekolah ini selain Arini. Lo lihat aja tuh ratu gila. Kulitnya bening banget mana mulus lagi.”

“Tapi otaknya nggak normal.” Kata Marina.

“Kalau itu gue setuju.” Sahut Lilya dan Isabel kompak.

Camelia hanya diam mendengarkan dengan sedih.

Menyadari kesalahan mereka, Isabel buru-buru meralat ucapannya.

“M-maksud gue, selain Arini, Camelia juga cewek paling cantik di sekolah dong.” Katanya sambil melemparkan lirikan isyarat mendukung pada Marina dan Lilya.

Lilya dan Marina mengangguk membenarkan.

“Benar banget yang dibilang Isabel. Lo tuh cantik banget Camelia. Lo itu lebih unggul dari Arini. Lo cakep, cerdas, dan berprestasi malahan. Lah Arini, modal cantik doang. Selebihnya otaknya kosong.” Cibir Lilya.

“Arini tidak punya apapun buat dibanggain dibandingkan lo. Lo tahu kan kalau Daud suka dengan cewek yang cerdas. Lo harus buktiin dong Camelia.” Ujar Marina.

Camelia memandangi mereka bertiga dengan tergugah.

“Apa iya benar yang kalian katakan kalau Daud suka dengan cewek yang cerdas?” Tanya Camelia penasaran.

KUTU BUKU (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang