22 - Jawara Sekolah

85 17 8
                                    

Assalamualaikum teman-teman!
Hari ini adalah hari Sabtu yang artinya kita bertemu dengan kisah dari Daud dan Arini dalam cerita Kutu Buku 😁

Siapa yang sudah rindu dengan kisah dari Daud dan Arini?

Yuk yuk sama-sama menyelam ke dalam ceritanya 😁✌️

******

Selepas berpisah dengan Arini yang pulang dijemput oleh bodyguard-nya, Daud berjalan kaki menuju rumah dengan benak yang ribut memikirkan sesuatu. Sesampainya di rumah, ia disambut ibunya yang berada di kursi roda seperti biasa. Daud menyalami tangan ibunya dan menciumnya lalu kemudian setelah berganti pakaian, seperti biasa, ia akan pergi ke perpustakaan kecil milik almarhum ayahnya yang terdapat di bagian belakang rumah.

Daud membaca buku Biokimia Harper. Benaknya dipenuhi pikiran tentang olimpiade yang akan berlangsung dalam waktu dekat.

Apa gue ikut lagi ya?

Daud ingin sekali ikut olimpiade yang akan diadakan dalam waktu dekat. Tetapi keraguannya membuatnya terpaksa harus mempertimbangkan semuanya.

Apa gue akan rugi jika tidak ikut olimpiade?

Daud mendesah resah.

Atau mungkin, apakah sekolah akan rugi kalau gue nggak ikut olimpiade?

Daud menjauhkan buku Biokimia yang memiliki topik berat. Ia terpaksa harus berhenti melanjutkan untuk sementara bab tentang metabolisme asam nukleat.

Mungkin gue harus membaca novel buat meringankan beban pikiran gue.

Daud mengambil sebuah novel dari dalam rak buku milik ayahnya. Ia membuka novel yang berjudul Anne of the Green Gables yang terdiri dari beberapa seri. Daud tersenyum.

Sudah lama gue nggak membaca novel ini. Terakhir kapan ya? Tujuh tahun lalu.

Daud membaca novel tersebut selama dua jam hingga sampai pada bagian bab terakhir ketika ibunya berseru memanggilnya. Daud terpaksa menghentikan aktivitasnya dan menyambut seruan ibunya. Ia meletakkan novelnya dan pergi menghampiri ibunya.

“Ada apa bu?” Tanya Daud.

Ibunya memberinya beberapa kue yang telah dibungkus dengan baik.

“Tolong antarkan ini ke rumah di alamat ini.” Kata ibunya seraya memberikan secarik kertas yang bertuliskan sebuah alamat rumah.

Daud mengangguk dan kemudian bersiap-siap. Setelah bersiap-siap, ia pamit dan mengendarai sepedanya menuju ke alamat rumah yang dituju. Selang 25 menit kemudian dikarenakan jarak yang jauh, akhirnya Daud berhasil sampai ke sebuah kompleks dimana rumah-rumah mewah dan besar berdiri.

Apa ibu nggak salah aku mengantarkan kue-nya disini?

“Cari siapa dik?” Tegur seorang satpam sambil memerhatikan Daud dengan curiga yang memberhentikan sepedanya di depan sebuah pagar besar berwarna cokelat yang menjulang tinggi setinggi enam meter.

“Apa benar ini rumah dokter Tina?” Tanya Daud dengan sopan.

Satpam itu mengerutkan kening dan dengan wajah datar serta nada datar menjawab tanpa memberikan kesan ramah sedikitpun.

“Benar. Ada urusan apa?”

“Bu dokter Tina memesan kue.” Daud menunjukkan kantong plastic yang digantungnya di depan keranjang sepedanya.

Satpam itu memerhatikan kue yang berada di dalam kantong plastic dan kemudian mengambilnya dengan tanpa izin pada Daud.

“Biar saya yang bawa masuk. Terima kasih.”

KUTU BUKU (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang