3 - Cinta yang ditolak

184 31 3
                                    

Hallo teman-teman yang kubanggakan dan kucintai ! Senang bisa kembali lagi membagikan cerita tentang Daud dan Arini. Rasanya menyenangkan sekali bisa berbagi dengan kalian. Saya harap teman-teman dapat menyukai dan senang dengan cerita sederhana ini. Semoga teman-teman menikmati ceritanya.

:) :D :)

Stay tune dan have fun reading !

******

Jam istirahat berlangsung. Seperti biasa, Daud menghabiskan waktunya di perpustakaan. Ia membawa bekalnya dan biasa makan disana. Penjaga perpustakaan sudah sangat mengenalnya dan sudah biasa dengan kehadiran Daud. Setiap kali berada di dalam perpustakaan, Daud akan melupakan dunia di luar dan larut di dalam buku-buku yang dibacanya.

"Kali ini baca buku apa lagi nak Daud ?" Tanya Bu Vega, penjaga perpustakaan berusia setengah abad.

Daud melemparkan senyum ramah. "Buku Sains Biology, Campbell Edisi 2 bagian tentang Evolusi bu."

Bu Vega tersenyum. "Lalu setelah itu kamu membuat catatan khusus lagi tentang bacaanmu ya nak ?"

Daud mengangguk mengiyakan. "Catatan ini akan saya susun menjadi buku bu. Supaya siapa tahu akan berguna bagi para pelajar."

"Tentu saja akan berguna bagi pelajar apalagi dibuat oleh seorang pelajar. Mereka saling memahami kebutuhan mereka masing-masing."

Daud hanya tersenyum sebagai balasan.

"Aduh, ada apa sih ribut-ribut diluar sana ?" Keluh Bu Vega dan keluar dari perpustakaan untuk mencari tahu.

Daud mengabaikan apa yang terjadi diluar dan lebih memilih untuk fokus pada aktivitasnya sendiri.

"Loe mau nembak gue ?" Seru suara seorang perempuan dari luar dengan nyaring sehingga mengganggu Daud dalam belajar.

"I...iya. Gu...Gue suka lo Arini." Kata Pria di luar sana.

Terdengar banyak sorak dan cemoohan diluar. Daud sangat terganggu tetapi tertarik untuk tahu. Karena kedua suara yang baru saja terdengar olehnya tidak asing dan familier baginya. Alhasil, Daud keluar dari perpustakaan karena penasaran.

Ketika keluar dan melihat banyak murid melingkar mengelilingi dua sosok yang Daud sangat kenal, ia dibuat terkejut karena kedua orang itu berdiri di tengah para murid sebagai bahan tontonan.

Ilham berlutut dan menyodorkan sebuah mawar merah pada Arini dengan canggung. Arini menatap benda yang dipegang oleh Ilham dengan pandangan menghina. Ia tertawa merendahkan dan menepis bunga mawar yang dipegang oleh Ilham. Membuat cowok itu menatap benda itu dengan sedih.

"Lo pikir lo siapa ? Lo bahkan nggak ganteng berani banget nembak gue ? Modal apa lo mau jadiin gue pacar ? Mawar ? Norak banget lo. Sorry aja ya, gue nggak suka cowok yang miskin dan kurang tampan. Lo itu harusnya sadar diri, kasta lo beda dengan gue tahu !" Arini menginjak bunga mawar itu dan menertawakannya.

Daud yang tidak tega melihat temannya dipermalukan, langsung masuk ke dalam lingkaran dan menjadi pusat perhatian baru. Banyak murid berbisik-bisik ketika melihat Daud memasuki lingkaran kerumunan yang mengelilingi mereka.

"Itu Daud si aneh kan ?"

"Iya, mau apa sih dia ?"

"Jangan-jangan dia mau nembak Arini juga."

"Tapi dia mau ngasih apa ama Arini ?"

"Ngasih buku lah, emang ada benda lain yang Daud bisa berikan pada Arini ?"

Cibiran dan bisik-bisik itu sangat jelas terdengar dan memang sengaja ditujukan pada Daud secara tersurat. Daud mendengar omongan miring itu dan mengabaikannya. Terlalu bodoh baginya jika harus menaruh perhatian pada omongan-omongan seperti itu.

KUTU BUKU (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang