32 - Tantangan buat Arini

67 11 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh teman-teman semuanya 👋

Jumpa lagi di hari Sabtu dalam kisah Kutu Buku 😁 siapa yang sudah rindu dengan kisah dari Arini dan Daud? Yuk mari sama-sama kita baca ceritanya.

Kali ini aku menghadirkan konflik perseteruan antara Arini dan Camelia. Seperti apa keseruan konflik mereka? Ayo kita sama-sama membaca ceritanya 😁

******

Sepulang sekolah, Arini yang sedang asyik duduk sendirian di depan kelasnya sambil mendengarkan lagu melalui earphone-nya tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan geng kupu-kupu malam bersama Camelia.
Arini berdecak kesal melihat kedatangan mereka.

“Ngapain sih para orang-orang aneh itu kesini? Bikin mood gue malah tambah kesal aja sejak Hakim tadi pagi.” Gerutu Arini.

“Heh ratu gila,” Tegur Marina tanpa bermaksud ramah sedikitpun.

Arini yang tidak ingin menanggapi mereka hanya focus memusatkan pendengarannya pada earphone yang dikenakannya saat ini. Arini membesarkan volume gawainya sampai tidak dapat mendengarkan perkataan mereka.

“Sialan dia membesarkan volume ponselnya.” Gerutu Isabel.

“Oy Arini!” Tegur Lilya setengah berteriak.

Tapi sayangnya tidak berpengaruh karena Arini memang tidak mendengarkan mereka walaupun dia tahu mereka sedang berusaha mengajaknya bicara.

Karena kesal dengan sikap Arini yang sengaja ingin membuat mereka marah, Camelia menarik earphone milik Arini sehingga membuat Arini kesal dan marah.

“Apa mau kalian? Mau berantem? Ayo!” Seru Arini kesal.

“Lo akhirnya bisa mendengar ya?” Cemooh Camelia.

Arini mendekatkan telinganya ke bibir Camelia dengan bermaksud meledeknya.

“Apa? Gue nggak dengar tuh? Coba ngomong kencang-kencang?” Pancing Arini.

Camelia yang terpancing provokasi Arini tersulut emosi dan kemudian berteriak kesal ke telinga Arini.

Tetapi belum sempat ia berteriak, Arini dengan cekatan membekap mulut Camelia dengan satu tangannya dan memutar bola mata dengan raut wajah meledek.

“Udah ah jangan teriak-teriak kayak orang gila. Kasihan teman-teman lo temenan dengan orang gila nggak waras kayak lo yang suka teriak-teriak. Lagian mulut lo bau.” Ujar Arini sambil berlagak menjengkelkan.

Camelia yang berang dengan perlakuan Arini padanya menyingkirkan tangan Arini darinya dengan kesal menjauhkannya darinya. Camelia menarik kerah baju Arini dan mencengkeramnya dengan penuh amarah.

“Dengar gue baik-baik anak sultan.” Geram Camelia. “Lo jauhin Daud mulai dari sekarang. Atau gue akan,”

Arini yang tidak merasa terintimidasi sedikitpun oleh perbuatan Camelia padanya hanya tersenyum sinis dengan mengejek.

“Atau lo akan apa? Ngehajar gue?” Arini mendengus geli dan mengarahkan sebelah pipinya pada Camelia. “Nih pipi gue terbuka lebar buat lo nampar gue. Berani nggak?” Tantang Arini memanas-manasi kemarahan Camelia.

“Udah tampar aja Camelia!” Seru Lilya penuh kekesalan.

“Iya tampar aja si ratu gila!” Seru Isabel menambah.

“Udah jangan lama!” Kata Marina.
Namun Camelia tidak seceroboh dan sebodoh itu untuk langsung menyakiti Arini. Ia memikirkan konsekuensi dari perbuatannya. Camelia memikirkan dampak perbuatannya pada Arini dan pada Daud.

KUTU BUKU (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang