Assalamualaikum teman-teman !
Apa kabarnya semuanya ?
Mohon maaf ya saya baru publish lagi cerita. Laptop saya rusak dan saya perlu memperbaikinya dan butuh waktu tapi Alhamdulillah sudah baik.Saya harap upload cerita ini bisa menghapus kesalahan saya yah haha mohon maaf sekali lagi ya.
Jadi, mari kita menyelam ke dalam ceritanya 😁
******
Arini tertidur dengan lelahnya. Daud tidak menyadari dan ia masih menjelaskan cara-cara menjawab soal-soal matematika di papan tulis. Daud berhenti. Ia tidak mendengarkan sahutan Arini daritadi yang selalu menjawab 'Ya'. Kini tidak terdengar lagi.
Daud meletakkan spidolnya dan menolah memandangi Arini. Ternyata cewek itu tertidur. Daud tersenyum memandangi Arini yang tertidur.
Arini cantik sekali bahkan ketika ia tidur. Ia sangat menggemaskan. Astaga, apa yang kau pikirkan Daud. Sadar, sadar !
Daud menghampiri Arini dan menyelimuti Arini dengan jaket tebal miliknya lalu Daud merubah suhu pendingin ruangan menjadi lebih hangat.
"Istirahatlah Arini." Kata Daud dengan lembut.
Daud memandanginya sejenak.
Gue sangat beruntung. Gue seharusnya bersyukur mendapatkan perhatian Arini. Dia sangat tulus ingin belajar. Gue akan bantu lo Arini. Gue janji gue akan buat nilai lo lebih bagus dari sebelumnya. Jangan bosan dengan gue ya. Gue emang dingin dan menyebalkan tapi gue harap lo mau bertahan dengan gue.
Daud menghela napas ringan. Ia mengambil tempat duduk yang terdapat di hadapan Arini dan mulai membaca buku. Buku On the Origin of Species karya Charles Darwin. Daud membaca dengan serius sambil menunggu Arini bangun. Ia tersenyum sendiri merasakan kedekatan emosional diantara mereka berdua. Tidak ada suara apapun yang berusaha memecahkan suasana hangat diantara mereka. Hanya sebuah keheningan yang justru hadir bukan untuk menyesakkan tetapi justru hadir dengan menambah benih-benih kedekatan hangat yang terjalin diantara mereka berdua.
******
Tiga jam Arini tertidur. Tiba-tiba ia terbangun sendiri dan langsung berseru dengan kaget.
"Hah ! Gue ketiduran. Mati gue, papa gue pasti bisa bunuh gue kalau tahu gue belum pulang." Seru Arini panik tidak menyadari keadaan di sekitarnya.
"Lo udah bangun rupanya." Sahut Daud di depannya yang membuat Arini terkejut sekaligus tersadar.
"Lo masih disini ?"
Daud mendengus geli. "Seharusnya gue yang bertanya."
Menyadari kesalahannya, Arini tertawa canggung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"He he maafin. Udah jam berapa sih ?"
"Jam sepuluh malam."
"HAH ?!!" Arini membelalakkan mata terkejut mendengarnya. "Lo serius ? Lo nggak lagi bercanda kan ?"
"Ngapain juga gue bercanda ?"
"Buset ! Gue bisa dicincang papa. Aduh, gue harus pulang sekarang. Maafin gue ngerepotin lo."
Daud mengangguk. "Gue anterin lo keluar."
Arini mengangguk sebagai tanggapan. Setelah merapikan buku-bukunya, Arini keluar ditemani Daud dan pamit dengan ibu Daud yang sedang membuat kue dengan tekun.
"Bu, Arini pamit dulu ya." Kata Arini dengan sopan. "Arini berterima kasih sekali bu atas tumpangannya disini."
Ibunya Daud tersenyum. "Iya jangan sungkan datang main dan belajar lagi dengan Daud ya." Ibunya Daud mengambil sebuah bungkusan dan memberikannya pada Arini. "Oh iya terima ini ya, sekedar makanan buat Arini nanti di jalan menuju pulang. Maaf ala kadarnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
KUTU BUKU (TELAH TERBIT)
Novela JuvenilDaud Putra Fajar adalah siswa kelas 12 IPA 4 yang terkenal kaku, dingin, serius, dan sangat membosankan. Akan tetapi satu hal yang sangat menonjol selain sifat menyebalkannya yang terkesan anti sosial. Ia memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Para s...