27 - Kejutan untuk Arini

97 9 1
                                    

Assalamualaikum teman-teman!
Halo apa kabar semuanya? 😊
Hari ini kita berjumpa lagi di dalam kisah Kutu Buku 😁

Bagaimana kisah kelanjutan hubungan asmara Daud dan Arini?

Yuk mari sama-sama kita menyelam ke dalam ceritanya 😁✌️

*****

Selepas acara, Daud membawa Arini pergi keluar dari sekolah dengan terburu-buru. Daud melangkahkan kaki dengan penuh semangat. Sementara Arini masih bingung dan tidak mengerti apa yang akan dilakukan Daud namun ia memilih menurut.

Daud menarik keluar sepedanya dari tempat parkir khusus yang dibuatkan oleh Pak Qomar karena sering membantunya membersihkan sekolah.

“Ayo Rin, kita berangkat.” Ajak Daud dengan senyum ceria.

Arini yang melihat senyum penuh semangat Daud, ikut tersenyum dan mengangguk. Arini mengambil tempat di boncengan sepeda Daud. Arini menepuk punggung Daud dengan senang.

“Yuk berangkat professor gajah!” Seru Arini dengan riang.

“Hold on tight Rin.” Perintah Daud.

Arini meneguk ludah. “Lo mau balap?”

Namun Daud tidak menjawab melainkan langsung mengayuh sepedanya dengan kencang hingga hampir membuat Arini terjatuh.

Arini memekik kesal.

“DAAAAUUUUDDD!” Serunya kesal di sepanjang jalan. “Lo mau bunuh gue!”

Daud terkekeh. “Kan sudah gue bilangin daritadi. Pegangan erat-erat.”

Akan tetapi Arini justru tidak memegang pinggang Daud, ia malahan memeluk tubuh Daud dari belakang dengan hangat.

Daud terkejut dan mengamati kedua tangan Arini yang saling menyatu di perutnya dengan erat melingkar di sekeliling badannya. Perasaan Daud mendadak hangat. Ia tersenyum.

“Romantis amat.” Ledek Daud berpura-pura.

“Ini bukan romantis. Gue tuh tidak pengen jatuh sendirian makanya gue peluk lo.” Balas Arini.

Daud hanya tertawa.

Mau romantis atau tidak, gue senang lo peluk Rin. Ratu gila gue.

Diam-diam Arini tersenyum malu.

Gue harap tempat tujuannya sedikit lebih lama biar gue bisa meluk lo terus Daud.

Keduanya terdiam. Daud mengayuh dengan santai namun melaju dengan cepat. Arini memandangi seisi kota dengan merenung.

Papa dan mama membesarkan gue dalam lingkungan istana keraton. Gue hampir tidak pernah melihat langsung dunia. Tapi Daud, cowok ini, membawa gue melihat dunia. Bahkan dengan mengendarai sepeda butut tua yang membawa banyak kesan untuk gue. Juga kedekatannya yang memabukkan gue.

Arini memandangi Daud dari belakang dengan kagum dan penuh kasih.

Gue sayang lo Daud. Terima kasih ya.

“Kita sampai!” Seru Daud.

Arini turun dan mengamati sekeliling.

“Ini tempat apa?”

Mereka tiba di suatu tempat di dekat pesisir pantai. Tempat mereka menghabiskan waktu bersama pada malam itu dan mengamati rasi bintang Serpent. Juga dengan ciuman itu.

Arini mendadak merasakan tubuhnya bergetar penuh keharuan. Dadanya berdegup-degup kencang. Wajahnya merona merah malu. Ia ingat tempat ini. Disini, dia dengan spontan melakukan hal yang tidak terduga. Mengingat itu, Arini mendadak malu dan ia tidak berani menatap Daud.

KUTU BUKU (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang