31 - Perseteruan

70 13 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman!
Jumpa lagi di hari Sabtu dengan kisah dari Kutu Buku 😁

Siapa yang sudah rindu dengan kisah dari Arini dan Daud dalam kisah ini?
Seperti apa kisah asmara keduanya? Seperti apa kelucuan dan keseruannya?

Yuk mari sama-sama kita menyelam ke dalam ceritanya 😁✌️

******

Daud dan Arini mengunjungi toko buku sepulang sekolah. Dengan dibonceng oleh Daud. Arini sangat antusias dan bersemangat untuk mengetahui lebih banyak genre favorit Daud dan bagaimana cowok itu menilai sebuah buku.

Sesampainya mereka di toko buku, setelah memarkir sepedanya di tempat aman, Daud mengajak Arini ikut menemaninya ke dalam. Arini memandang berkeliling dengan takjub sama ketika ia melihat perpustakaan milik Yahya. Tapi kali ini Arini penasaran ingin bertanya maka ia pun bertanya pada Daud.

“Lo udah punya perpustakaan digital. Kenapa beli buku fisik?”

Daud tersenyum masam. “Jangan membatasi seorang pembaca hanya karena dia memiliki segudang buku elektronik tidak menjadikannya mengabaikan buku fisik. Sama seperti seseorang yang gila akan suatu hobi. Mereka tidak akan suka untuk dibatasi apapun.”

Arini mengangguk-angguk paham. Ia menyusuri Lorong demi Lorong buku yang bertumpuk dan berserakan di rak. Arini mengambil beberapa dan membaca synopsis setiap buku yang ada di bagian belakang sampul utama.

Namun Arini yang memang pada dasarnya malas membaca baru dua synopsis terasa mengantuk dan bosan. Daud yang tanpa Arini sadari sedang memerahtikannya tersenyum geli melihatnya. Cewek itu tahu kalau toko buku memang bukan tempat favoritnya tetapi rela untuk menemaninya. Daud merasa senang dengan kehadirannya.

“Rin, coba lihat buku ini deh.” Kata Daud sambil memperlihatkan sebuah buku bergambar seekor naga biru yang mengisi hamper keseluruhan cover buku.

Eragon?” Arini memandangi Daud dengan aneh. “Lo suka baca buku seperti ini?”

Daud mengedikkan bahu. “Gue suka. Terkadang kita membutuhkan fantasy buat lari dari dunia nyata sejenak.”

“Dan menurut lo, lari dari dunia nyata adalah dengan mengkhayal akan naga dan dunia fantasi yang ada di dalam ceritanya?”

Daud mengiyakan. “Sepertinya begitu Rin. Rasanya menggembirakan. Buat kutu buku seperti gue.”

“Emang lo udah pernah baca?”

Daud memandangi buku itu. “Sudah. Waktu gue masih kelas X.”

“Gila lo ya. Disaat kita sedang asyik bermain sewaktu muda, lo malah asyik belajar. Apa hidup lo nggak membosankan?”

Mendengar pertanyaan Arini yang tidak pernah diduga Daud membuatnya terdiam merenung. Ia tidak pernah memikirkannya. Ia selalu merasa ia senang dan menikmatinya. Tapi apa yang ditanyakan Arini tampak masuk akal dan Daud sendiri bingung dengan dirinya.

Dengan lirih Daud menjawab. “Bosan sih. Tapi gue udah terbiasa kok.”

Arini menatapnya sejenak lalu tersenyum sumringah.

“Tapi sekarang nggak ngebosenin kan?”

“Maksud lo?”

Arini nyengir dan tertawa geli. “Hidup lo sekarang nggak ngebosenin kayak dulu itu pasti karena gue hadir di dalam hidup lo membawa warna kan?” Goda Arini.

Daud diam menatap Arini dengan menilai dan ia tersenyum. Daud mengangguk mengiyakan.

“Benar Rin. Lo tuh datang secara tiba-tiba. Dimulai dengan kejengkelan berakhir dengan hubungan. Gue nggak pernah menyangka semua ini bakalan terjadi pada gue yang notabenenya hanya cowok dingin dan biasa amat.”

KUTU BUKU (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang