10 Barter dan Vivi

643 31 0
                                    

⚠️ Warning ⚠️

Awas berhati-hati karena typo bertebaran dimana-mana, kata-kata kasar, vulgar atau apapun tetapi author berusaha menutupinya, kalo author lupa berarti khilaf 🤫🤭😚😘

Jangan lupakan di akhir cerita ada aja bikin gantung dan penasaran 🤭😌🤗


♡♡♡♡♡♡♡♡


Di ruang keluarga, semuanya menuntut ingin mendengar penjelasan Athaya tentang berita buruk saat di meja makan kecuali Jovan yang tau sejak di rumah sakit.

"Berita buruk apa? Cepat katakan Ath? Jangan bikin kami penasaran?" Desak Vivi penasaran.

"Berita buruknya ini menyangkut mamud." Ucap Athaya hati-hati.

Seketika suasana menegang dan serius saat Athaya menyebutkan Vivi.

"Masalah apaan bang? Sampe abang menyebutkan nama mamud? Abang gak melakukan tindakan kriminalkan? abang gak e**-e** dengan cewekkan bang?" Cerocos Reiner seperti menuduh.

Tak puk tak puk

Empat jitakan sekaligus pukulan keras di dahi dan kepala Reiner sukses membuat Reiner mengaduh.

"Aaauuuu sakit." Teriak Reiner sambil mengusap dahi dan kepalanya.

"Omongan kamu Rei. Seenak jidat nuduh Athaya melakukan tindakan kriminal atau e**-e**." Kesal Vivi.

"Terus apa dong?! Kan Reiner penasaran mamud?!" Tanya Reiner cemberut.

"Om Rei, bisa gak sih hilangin kebiasaan memotong ucapan om Athaya. Jadi julidkan om." Sewot Sara kesal.

"Tapikan aku pe-" "sudah, sudah. Jangan debat, nanti debatnya. Kita dengerin dulu penjelasan Athaya. Kalian berdua diam jangan ngomong, nanti setelah Athaya menyelesaikan omongannya." Lerai Vivi memotong ucapan Reiner sambil menatap Reiner dan Sara bergantian.

Rei dan Sara seketika menunduk dengan wajah memelas. Jovan, Kara dan Athaya terkekeh, Vivi emang terbaik kalo sudah melerai tom and jerry.

"Lanjutkan Ath, kenapa sampai menyangkut mamud." Ucap Vivi mempersilahkan.

"Mamud apa masih ingat Barter?" Tanya Athaya hati-hati.

Tubuh Vivi seketika menegang saat Athaya bertanya tentang sosok Barter. Raut wajah Vivi berbeda dari biasanya kosong dan trauma itu yang ditangkap oleh ketiga keponakan dan sepasang cucunya. Sara dan Kara mendekati tubuh Vivi sambil mengusap pundak Vivi.

"Mamud, Barter sudah tidak ada, mamud tenangnya." Ucap Sara menenangkan tubuh Vivi yang bergetar hebat.

"Tapi, tapi, dia sudah menyentuh mamud, dia sudah melecehkan mamud, dia sudah membuat mamud seperti wanita murahan, dia sudah mengambil harta berharga mamud yang selama ini mamud jaga. Lebih baik mamud mati agar mamud tidak berdosa untuk suami mamud kelak" Racau Vivi frustasi dan trauma.

Sara memeluk tubuh Vivi erat dengan air mata bercucuran bahkan mulut Sara terus berusaha menyadarkan Vivi.

"Mamud tenang mamud, disini ada om Jovan, Om Reiner, Om Athaya dan bang Kara." Sahut Sara berusaha menenangkan Vivi.

"Mamud ingin mati. Mamud sudah tidak suci lagi, orang itu sudah merebut harta berharga mamud. Sara, mamud mohon bunuh mamud, Sara." Racau Vivi trauma dan frustasi.

Air mata Athaya, Reiner, Jovan, dan Kara juga terjatuh saat mendengar trauma batin dan fisik Vivi kembali.

"AAA !!! BUNUH AKU !!! JANGAN KAU AMBIL HARTA BERHARGAKU !!!" Histeris Vivi terlepas dipelukan Sara.

Young GrandmomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang