56 Vivi dan Kenan Menikah ?!

315 14 0
                                    

⚠️ Warning ⚠️

Awas berhati-hati karena typo bertebaran dimana-mana, kata-kata kasar, vulgar atau apapun tetapi author berusaha menutupinya, kalo author lupa berarti khilaf 🤫🤭🤗

Jangan lupakan di akhir cerita ada aja bikin gantung dan penasaran 🤭😌🤗


♨️♨️♨️♨️♨️♨️♨️♨️


Athaya meneguk saliva kasar saat melihat keindahan tubuh istrinya. Athaya mendekati ranjang istrinya kemudian berbisik.

"Ka...mu... ma...u... nga,ngapain. bi... sa.. mun.. dur..gak." Lusi terbata-bata bahkan tubuhnya replek beringsut mundur tetapi pinggangnya ditarik oleh Athaya.

Lusi berusaha berontak tetapi tidak bisa karena tenaga Athaya sangat besar dan kuat. Athaya dengan telaten memasangkan pakaian untuk istri barunya ini.

Setelah pakaian istrinya terpasang sempurna, Athaya juga perlahan-lahan membaringkan Lusi. Lusi mendapatkan perlakuan Athaya seperti ini seketika jantungnya berdebar.

"Tidurlah. Saatnya kamu istirahat. Saya akan tidur di sofa." Ucap Athaya membaringkan tubuhnya di sofa panjang dan menutup kedua matanya.

"Terima kasih sugar." Cicit Lusi malu lalu menarik selimutnya.

Bibir Athaya tersenyum lebar saat mendengar kata Sugar di ucapkan Lusi. Athaya tau bahwa dia dan Lusi butuh waktu untuk menerima satu sama lain.

"Terima kasih nona besar Ayya. Anda memberikan bidadari untuk saya." batin Athaya.

Lusi dan Athaya sama-sama tertidur nyenyak dihiasi suara jangkrik dan katak bersahutan.

Berbeda di kamar VVIP Vivi dan Fay, semuanya kembali setelah acara ijab qabul antara Athaya dan Lusi.

"Bagaimana? Apa semuanya berjalan lancar?" tanya Liam menatap para anak burung dan Fidel.

"Berjalan lancar Om Liam." balas Jovan mewakili para anak burung.

"Kenan, kunci mansion hadiah dari nona besar mana?" tanya Fidel mengadahkan tangannya.

"Buat apa?"

"Ckck .. malah nanya balik lagi. Buat pindahan ke mansion baru. Pesan nona besar Ayya tadi apa sebelum kalian menikah?"

"Pindah mansion."

"Nah, aku mau memindahkan beberapa barang di mansion Sanjaya ke mansion pemberian nona besar Ayya."

Kenan mengangguk saja dengan wajah datar.

"Tuan Fidel, saya juga akan ke mansion Oliver untuk memindahkan beberapa barang ke mansion pemberian nona besar Ayya." sahut Reiner menepuk pundak Fidel.

"Roberto juga akan ke mansion Salvador." sahut Roberto.

"Sebaiknya kalian bergegas untuk ke mansion agar mansion baru itu bisa ditempati. Jadi saat mamud Vivi, tante Fay dan Nona Lusi sembuh. Kita semua bisa istirahat di mansion baru." Saran Jovan.

"Sara ikut Om Rei. Soalnya pakaian Sara dan mamud Vivi gak mungkin di urus kepala pelayan atau om Rei." Tawar Sara.

"Jangan terlalu banyak ya Sara pakaian kalian. Nanti pakaiannya bisa dibeli lagi." lembut Kenan mengelus pucuk kepala Sara, cucu bungsunya ini.

"Iya, pamud. Mamud, cepat sadar ya. Kasian pamud." Sara menganggukkan kepala dan pamit ke Vivi.

Diranjang Fay, Roberto mengusap kepala Fay denga  penuh kerinduan mendalam.
"mi, cepat sadar ya. Berto kangen sama mami."

Young GrandmomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang