⚠️ Warning ⚠️
Awas berhati-hati karena typo bertebaran dimana-mana, kata-kata kasar, vulgar atau apapun tetapi author berusaha menutupinya, kalo author lupa berarti khilaf 🤫🤭🤗
Jangan lupakan di akhir cerita ada aja bikin gantung dan penasaran 🤭😌🤗
💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Athaya Pov On
Saat ini aku berada diperusahaan Oliver corp menggantikan mamud Vivi sementara waktu selama masa penyembuhan.
Biarpun aku ketua mafia Cosmos, aku bisa jadi pengganti ceo dadakan di perusahaan Oliver Corp. Sebenarnya bang Jovan atau Kara yang ingin menggantikan mamud Vivi. Tapi aku menolak karena bang Jovan harus fokus di rumah sakit Oliver dan Kara harus fokus dengan kuliahnya.
Aku, bang Jovan dan Kara merupakan keponakan dan cucu kandung dari mamud Vivi berbeda dengan Reiner dan Sara merupakan keponakan dan cucu angkat dari mamud Vivi. Roberto merupakan sepupu kandung kami karena bibi Fay merupakan kakak dari bibi kami terdahulu.
Aku, bang Jovan, Kara, roberto, bibi Fay, paman Liam dan mamud Vivi sudah menganggap Sara dan Reiner sebagai keluarga kandung ketimbang keluarga angkat.
Di ruangan Ceo inilah, aku terjebak dalam berkas yang menggunung akibat ditinggalkan mamud Vivi. Saat aku serius dalam memeriksa berkas, aku malah terbayang wajah nona Lusi yang tersenyum manis dibalik wajah datar, sikapnya susah ditebak bahkan dengan barbarnya dan tak tau malu memanggilku dengan sebutan om balok es padahal usia kami hanya terpaut 2 tahun saja.
"Huh ... kenapa jadi wajah si gadis barbar itu yang berada di dalam pikiranku." batinku menggelengkan kepala.
Sekali lagi aku memeriksa berkas yang berada di atas meja tetapi terbayang wajah nona Lusi.
Hah
Aku menghembuskan napas perlahan-lahan dan memijit pangkal hidung, aku melihat jam dinding ternyata pukul 09.30 pagi. Aku pun menekan telpon dari atas meja.
"Buatkan kopi hangat." titahku dingin.
"Baik tuan Athaya." sahut OB diseberang telpon.
tok tok tok
"masuk." Ucapku.
ceklek
Pintu terbuka masuklah Hilda, asisten mamud Vivi membawa setumpuk berkas baru di kedua tangannya.
"Ini tuan Athaya." Ucap Hilda sopan meletakkan berkas baru di atas meja.
Aku hanya menganggukkan kepala saja padahal dalam hati, aku malas sekali mengerjakan berkas. Ingin rasanya kabur dari perusahaan tapi apa daya bang Jovan dan Kara sedang sibuk.
"Hilda, jadwal?" tanyaku singkat.
Hilda langsung membeberkan jadwalku selanjutnya sampai seminggu kedepan.
"Kenapa jadwal mamud padat sekali, Hil?!" datarku agak protes.
"Namanya juga perusahaan nomor 2 di kota C, jadi wajar kalo jadwalnya padat. Tuan Athaya jangan banyak protes, saya sudah menyusun rapi jadwal anda selama masa penyembuhan nona Vivi." Tegas Hilda profesional.
Diriku seketika kicep mendengar nada Hilda yang tegas dan profesional. Kalian jangan salah sangka, aku menganggap Hilda seperti bibiku sendiri karena Hilda asisten sekaligus sahabat mamud Vivi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Grandmom
عاطفيةUpdate tergantung kesibukan author 🙂 Cerita Author yang lain Tolong hargai karya Author Jangan lupa yuk dukung dengan follow, like, vote dan koment agar author semangat 💪😊😘😍 Nenek ?? Grandmom ?? Oma ?? Pasti sering mendengar nama itu. Tapi b...