60

283 14 0
                                    

⚠️ Warning ⚠️

Awas berhati-hati karena typo bertebaran dimana-mana, kata-kata kasar, vulgar atau apapun tetapi author berusaha menutupinya, kalo author lupa berarti khilaf 🤫🤭🤗

Jangan lupakan di akhir cerita ada aja bikin gantung dan penasaran 🤭😌🤗


🎥🎥🎥🎥🎥🎥🎥🎥🎥


Mansion Utama OS (Oliver Sanjaya)

Di depan pintu masuk, 5 buah mobil berhenti. Fidel dan Gibran lebih dulu keluar dari mobil untuk membantu Kenan dan Athaya yang sedang mengurus Vivi dan Kenan. Reiner, Kara dan Sara keluar lebih dahulu. Dua pengawal mengambil dua kursi roda untuk Lusi dan Vivi. Vivi dan Lusi sama-sama digendong ala bridal style oleh Kenan dan Athaya. Kenan dan Athaya meletakkan tubuh Vivi dan Lusi ke kursi roda dengan sangat hati-hati.

Keluarga Oliver memandang takjub mansion pemberian nona besar Ayya kecuali Fidel, Kenan dan Lusi.

"Kak Ken." panggil Vivi mendongakkan ke Kenan.

"Hem." balasnya sambil mengelus pucuk kepala Vivi.

"Mansion ini 3× lipat dari mansion Oliver." Ucap Vivi menatap pintu mansion didepannya.

"iya, pamud. Sara setuju apa yang dikatakan oleh mamud Vivi." Timpal Sara polos sambil menatap pintu mansion.

"Sebaiknya kita masuk. Lebih baik bicara di dalam saja. Kata orang dulu tidak sopan ngomong di depan pintu masuk." Ucap Fidel sekaligus menegur lalu membuka pintu mansion dengan menekan sebuah tombol.

Sekilas info : Mansion yang diberikan nona besar Ayya buat pernikahan Kenan dan Vivi dilengkali berbagai teknologi dan menampung hampir 500 orang.

Pintu mansion terbuka dengan sendirinya lalu para maid dan para pengawal berjejer rapi membuat keluarga Oliver menatap tak percaya.

Fidel memasuki mansion terlebih dahulu lalu disusul Kenan dan Athaya mendorong kursi roda Vivi dan Lusi dimana wajah Vivi masih menatap tak percaya dan matanya sama sekali tak berkedip. Berbeda dengan Lusi yang biasa melihat hal ini. Dibelakangnya Reiner dan Sara seperti anak kecil yang tersesat berbeda dengan Kara yang diam tanpa ekspresi.

Sekitar 20 menit kemudian, rombongan Kenan baru saja sampai di ruang keluarga yang sudah tersedia cemilan dan minuman. Athaya dan Kenan mendudukkan diri di sofa single dimana kursi roda Vivi dan Athaya berada di sebelah kanan. Fidel dan Gibran duduk di sofa khusus dua orang. Berbeda dengan Reiner, Sara, dan Kara duduk di sofa panjang.

"Mamud, Sara Capek plus laper." manja Sara sambil rebahan di sisi sofa.

"Iya, mamud Reiner capek juga terus perut minta diisi." lesu Reiner sambil merebahkan tubuhnya di sisi sofa.

Kara yang ditengah malah bersandar di sofa sambil memejamkan mata. Kenan, Vivi, Lusi, Athaya, Gibran dan Fidel melihat hal itu hanya menggelengkan kepala.

"Makan aja cemilan di depan." Ucap Vivi terkekeh geli melihat Sara dan Reiner mengambil setoples cemilan berisi kue kering serta minuman jus kesukaan mereka.

Vivi pun mengedarkan pandangannya meneliti mansion barunya ini. Tubuh Kenan bersandar di sofa lalu memejamkan mata sejenak.

"Mansion pemberian nona Ayya benar-benar sangat mewah dan menakjubkan?! Gak di luar mansion saja yang terlihat mewah dan luas, ternyata di dalam mansion lebih mewah dan luas?! Gue yakin nanti pasti akan tersesat saking luasnya mansion." batin Vivi takjub sekaligus memelas menatap ruang keluarga.

Young GrandmomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang