66 Tutup Telinga, jangan mendengar

759 25 6
                                    

⚠️ Warning ⚠️

Awas berhati-hati karena typo bertebaran dimana-mana, kata-kata kasar, vulgar atau apapun tetapi author berusaha menutupinya, kalo author lupa berarti khilaf 🤫🤭🤗

Jangan lupakan di akhir cerita ada aja bikin gantung dan penasaran 🤭😌🤗


🎥🎥🎥🎥🎥🎥


Author baru bisa update karena kemaren benar-benar sibuk,, sore lagi pulangnya dan kurang tidur 😪 Kemungkinan novel satunya besok kali ya atau telat karena author ada kerjaan di dunia nyata 😁 jadi author ngerjainnya ngebut 😆

Rumah sakit cabang RR Kota C

Pasangan Kenan-Vivi dan Athaya-Lusi berada di ruang terapi bersama profesor Harun. Tubuh Vivi disandarkan di sofa single panjang.

Profesor Harun merupakan salah satu orang inti organisasi AZZA dan dibawahi langsung tuan besar Dewa Haryaka Ramos.

"Tenanglah, nyonya Vivi. Anda harus tenang dan rilek agar pengobatan terapi anda berjalan dengan lancar." Ucap prof Harun memberikan arahan Ke Vivi yang masih terlihat tegang dan was was bahkan salah satu tangan Kenan dicengkram kuat oleh Vivi.

"Honey, jangan kemana-mana." Ucap Vivi terbata-bata sambil mencengkram tangan Kenan.

"Iya, aku disini honey. Tenanglah, prof Harun merupakan dokter psikolog terbaik. Dia tidak akan melukaimu." Ucap Kenan menenangkan Vivi yang masih bergetar.

Prof Harun hanya memandang gerak gerik Vivi. Lalu menatap Lusi dengan memberi kode seperti mengatakan kesembuhan Vivi tidak bisa 100% melainkan 30%.

"Honey, ini pakailah lalu kamu juga harus memasangkan ke telinga pamud Kenan. Ikuti aku honey, prof Harun sepertinya menggunakan cara tidak biasa untuk mamud Vivi." Lusi memberikan sebuah penutup telinga lalu bangkit dari sofa karena memamahi tatapan dan kode prof Harun.

Lusi duduk di sofa dekat paha Vivi. Dia mengelus lengan Vivi agar tenang. Vivi merasakan rasa aman dan nyaman saat dielus oleh Lusi. Athaya berada dibelakang Kenan dan hanya berdiri menunggu perintah Lusi.

"Mamud, apa sudah tenang?" Vivi menganggukkan kepalanya.

"Mamud, bisakah melepaskan kedua tangan mamud dari tangan pamud Kenan." Vivi menggelengkan kepalanya.

Lusi, Kenan dan Prof Harun hanya menghela napas pasrah. Prof Harun bangkit dari sofanya lalu berjalan ke arah Vivi membuat tubuh Vivi bergetar hebat dan memeluk Kenan.

Prof Harun menutup mata Vivi dengan salah satu tangannya. Sebelum melakukan cara yang tidak biasa dia memberi kode ke Athaya agar Kenan diberi penutup telinga. Athaya yang paham kodean tersebut langsung memasangkan penutup telinga.

Prof Harun langsung membisikkan sesuatu bahkan Kenan yang masih memeluk tubuh Vivi berusaha memberikan kenyamanan. Sedangkan Lusi juga melakukan sesuatu.

Akhirnya Vivi mulai terlelap dipelukan Kenan alias kena hipnotis untuk mengetahui kronologi bagaimana bisa trauma mental yang disebabkan oleh Barter dan Gama.

Selama Vivi terlelap dan dipengaruhi hipnotis, Vivi menceritakan semua kejadiannya bahkan tubuh Vivi terus berontak dipelukan Kenan.

Mendengar kisah masa lalu istrinya, hati Kenan berdenyut nyeri karena sang istri mengalami pelecehan dibawah umur. Lusi hampir menangis dan terbayang kalo dia seperti Vivi. Athaya mendengar hal itu juga merasakan sesak bahkan berusaha menahan air mata di kedua matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young GrandmomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang