53 Perjodohan Dua Pasangan

215 12 0
                                    

⚠️ Warning ⚠️

Awas berhati-hati karena typo bertebaran dimana-mana, kata-kata kasar, vulgar atau apapun tetapi author berusaha menutupinya, kalo author lupa berarti khilaf 🤫🤭🤗

Jangan lupakan di akhir cerita ada aja bikin gantung dan penasaran 🤭😌🤗


🍀🍀🍀🍀🍀


Di kamar VVIP Vivi dan Fay

Baron dan dokter Naren melaksanakan tugasnya untuk memeriksa keadaan Vivi dan Fay sekali lagi.

Kemana Jovan? Jovan sedang berada di kamar VVIP dokter Naomi karena keadaan dokter Naomi yang mengalami keretakan tulang punggung membuatnya harus turun tangan.

"Bagaimana keadaan tante Vivi dan bibi Fay, dokter Baron, dokter Naren?" tanya Reiner mewakili semuanya.

"Keadaan nona Vivi sudah stabil, tuan Reiner. Tidak ada kerusakan tanda-tanda vital. Kemungkinan nona Vivi besok baru siuman." jelas dokter Baron ramah.

"Keadaan nyonya Fay juga sudah stabil, tuan Reiner. Tetapi nyonya Fay harus istirahat total selama beberapa hari." jelas dokter Naren ramah. "Saya dan dokter Baron permisi. Kalo ada apa-apa tekan tombol merah." lanjut dokter Naren.

Sebelum keluar dari kamar VVIP, Baron menatap wajah Vivi yang pucat. "Sayang, jangan dulu meninggal ya. Kita masih belum punya keturunan."

Setelah dokter Baron dan dokter Naren keluar dari kamar VVIP. Liam dan Roberto mendekati ranjang Fay dengan salah satu tangannya menggenggam salah satu tangan Fay yang tidak di infus.

"Hon hiks... aku mohon hiks... bertahanlah hiks... jangan tinggalkan aku hiks..." lirih Liam menangis bahkan mengecup punggung tangan Fay.

"Mami hiks... jangan tinggalin berto dan papi hiks ... kami masih membutuhkan mami hiks ..." isak Roberto menangis.

Sementara Kara, Sara, Reiner dan Athaya mengelilingi ranjang Vivi. Athaya mengelus pucuk kepala Vivi dengan sayang. Kara jangan ditanya menangis dalam diam. Sara menggenggam tangan Vivi yang tidak di infus bahkan air matanya terus saja mengalir deras.

"Ya Allah lindungin mamud kami, hanya dia satu-satunya orang tua kami." batin Reiner berdoa sambil mengelus lengan kiri Vivi.

"Bang Jovan kemana?" serak Sara saat melihat Jovan tidak ada di ruangan Vivi.

"Ke ruangan dokter Naomi." balas Reiner lembut.

"Om Rei, Om Ath, bang. Apa kalian setuju tentang lamaran tiba-tiba tuan Kenan?" tanya Sara menatap ketiga pria kesayangannya.

"Kalo om Jovan setuju, mau tidak mau om juga setuju Sara." Ucap Athaya Lembut.

"Abang juga tidak melamar nona Lusi?" goda Reiner  menaik turunkan alis.

Sara, Kara, dan Athaya memutar matanya malas.

"Nanti, tunggu mamud nikah baru abang yang nikah." balas Athaya santai.

"SERIUS !!!!!!" teriak Sara dan Reiner bersamaan.

Shhhutttt

Roberto melototkan matanya dan tangannya menandakan untuk diam. Sara dan Reiner menutup mulutnya masing-masing.

Beberapa menit kemudian Jovan baru saja memasuki ruangan Vivi.

"Om." panggil Sara tersenyum manis.

"Bagaimana keadaan mamud dan bibi Fay?"

"Mamud dan bibi Fay baik-baik saja. Mereka hanya membutuhkan istirahat beberapa hari di rumah sakit." Balas Reiner.

Young GrandmomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang