- Ayi POV -
Setelah mandi aku segera berganti pakaian lalu rencana nya aku akan memasak. Sebelum ke dapur ku suruh terlebih dahulu mas Rayan untuk mandi. Sebenarnya aku tidak mau mas Rayan menginap, tapi berhubung sifat keras kepalanya yg tinggi kemungkinan besar dia pasti tidak akan pergi dari kamarku ini. Jadi yasudahlah sehari saja tidak apa-apa.
Setelah itu aku segera menuju ke dapur. Dan saat membuka kulkas, aku baru tersadar bahwa tidak ada bahan makanan untuk di masak. Tapi setelah kulihat lagi ada dua potong ayam. Dan ada beberapa butir telur yg selalu ada di dalam kulkas. Jadi dengan terpaksa aku hanya akan memasak ayam goreng dan omelet saja. Paling untuk tambahannya aku buat saja sambal seadanya.
Lalu akupun segera memasak. Dan setelah memasak akupun langsung menyiapkan di meja makan. Tak lama mas Rayan pun keluar dari kamar dan sudah memakai pakaian santainya.
"Kamu masak apa sayang?"
"Ini mas aku lupa belanja. Jadi aku hanya bikin omelet sama ayam goreng aja. Maaf ya."
"Yaudah gapapa mas makan apa aja asal sama kamu."
"Mulai deh. Udah makan dulu cepet. Habis itu tidur istirahat. Besok kan kamu kerja."
"Perhatian banget sih istri aku."
"Mass."
"Udah ayo makan. Ambilin dong. Biasanya juga kamu ambilin."
"Yaudah iya."***
Setelah makan akupun langsung membereskan meja makan dan mencuci piring kotor bekas makanku dan mas Rayan. Kulihat mas Rayan pergi keluar sambil membawa kunci mobil aku harap dia pulang saja. Tapi ternyata dia hanya mengambil laptop nya di dalam mobil. Aku sedikit kecewa tapi mau bagaimana lagi. Lalu mas Rayan langsung masuk ke dalam kamar.
Setelah selesai mencuci piring tiba-tiba perut ku kembali mual. Dan tak di sangka aku pun kembali muntah seperti hari-hari sebelumnya. Dan itu membuat mas Rayan langsung keluar dari kamar.
"Kamu kenapa?"
"Eh gapapa mas."
"Gapapa gimana, ini kamu sampe muntah gini."
"Gapapa mas, kayanya aku masuk angin aja, uweee." Jawabku sambil terus saja muntah. Kenapa harus di depan mas Rayan sih.
"Kita periksa ke rumah sakit aja ya."
"Gausah mas, ini aku kurang istirahat aja. Udah gapapa habis ini aku tidur kok."
"Yaudah kalo gitu biar mas lanjutin aja cuci piringnya, kamu ke kamar aja tidur nanti mas nyusul."
"Udah gapapa mas. Aku beresin sendiri aja."
"Ayiiii." Katanya sambil menatapku.
"Yaudah iya aku ke kamar. Makasih ya aku malah jadi ngerepotin kamu."
"Iya gapapa. Cepet sana istirahat."Akupun langsung pergi ke dalam kamar, sambil membawa air putih hangat kalo siapa tau nanti mualnya kerasa lagi. Akupun segera berbaring di tempat tidur. Disana ada laptop mas Rayan yg masih menyala. Kayanya mas Rayan lagi kerja deh. Yaudah ah aku lagi pusing mikirin apapun. Aku sebaiknya tidur saja.
Dan tak lama akupun memejamkan mata dan tidur.
***
- Rayan POV -
Waktu baru menunjukan pukul 10 malam. Gue liat Ayi udah tidur dengan lelapnya. Gue jadi kangen liatin dia tidur. Lalu gue beresin aja tuh kerjaan gue, terus gue rencananya mau tidur juga. Aahh malam ini gue bakal tidur nyenyak soalnya di temenin Ayi.
Saat gue mau bener-bener tidur. Tiba-tiba hp-nya Ayi bunyi. Tapi gue ga ngeliat dimana keberadaannya. Lalu gue cari aja siapa tau itu penting.
Tak lama gue liat hp nya ada di laci meja samping pintu. Lalu gue liat. Ternyata si sialan Erick yg lagi nelpon. Kurang ajar ngapain dia nelpon-nelpon Ayi jam segini. Gue pun langsung aja ngereject panggilannya. Tak lama berbunyi kembali. Kurang ajar minta di bunuh ya ini orang. Terus aja sama gue di reject tuh panggilan dari Erick. Gak lama muncul notifikasi whatsapp dari Erick. Ya gue bukalah. Awas aja kalo macem-macem. Gue bunuh beneran elo Erick.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Pergi, Ayi
Romance"Kamu jangan deket-deket terus sama dia." Katanya tiba-tiba. "Kenapa memang? Dia kan temen aku mas." Jawabku menimpali "Pokoknya kamu jangan deket-deket sama dia, mas gasuka." Jawabnya dengan raut muka kesal. "Cemburu ini mah pasti." Kataku dalam ha...