Bagian 12

148 19 3
                                    

- Ayi POV -

Aku sedang menyiapkan makan siang untuk mas Rayan. Aku mau ngasih surprise ke dia. Soalnya tadi pagi dia keliatan marah banget. Gimana ga marah aku gamau di anter ke tempat kerja dan dia nyangkanya aku mau bareng sama Revan padahal jelas-jelas Revan bohong kemarin malem. Sebenernya Revan masuk shift pagi, jadi gaakan mungkin dong aku bareng sama dia. Tapi tetep aja mas Rayan ga percaya. Jadi aku putusin buat bikinin makan siang sekalian buktiin bahwa aku ga berangkat sama si Revan. Gatau kenapa mas Rayan benci banget sama Revan padahal si Revan orang nya baik meskipun sedikit menyebalkan. Tapi gatau lah masalah laki-laki mungkin. Eh iya aku juga kan laki-laki. Yaudah lah terserah pusing. Hahahaha

Menu masakan hari ini aku masak ayam goreng sambal kemangi sama tumis tempe. Aku ga mau masakin sayur karna meskipun di paksa mas Rayan ga bakalan makan sedikit pun. Jadi dari pada di buang mending jangan di masakin sayur. Percuma.

Setibanya di kantor mas Rayan kira-kira pukul 12.30 sedikit agak telat memang. Tapi tak apa, mas Rayan juga belum makan siang kayanya. Jadi kuputuskan langsung saja masuk dan menanyakan seperti biasa kepada mbak Lia.
"Selamat siang. Mas Rayan nya ada kan mbak?" Tanyaku ke mbak Lia
"Eh mas Ayi. Ada di ruangan nya mas. Mau anterin makan siang ya." Tanyanya
"Iya nih. Yaudah aku anterin dulu ya. Permisi."
Aku langsung pergi tanpa mendengar mbak Lia berbicara lagi. Setelah tiba di depan ruangannya aku ketuk pintu sebanyak 3 kali dan aku tidak mendengar jawaban. Aku ketuk lagi masih tidak ada jawaban. Aku bingung. Kuputuskan langsung masuk saja. Lagian ini ruangan mas Rayan jadi ga masalah buat ku. Sedikit tidak sopan sih tapi gapapa lah sekali-kali. Hehehe

Ketika kubuka. Aku terlonjak kaget melihat pemandangan yg membuat aku shock dan tidak bisa berkata apa-apa. Tiba-tiba dadaku sesak. Kulihat mas Rayan sedang berciuman dengan mas Aldo. Dengan posisi yg sangat intim. Dan jelas kulihat mas Rayan sangat menikmatinya begitupun dengan mas Aldo. Bahkan mereka sampai tak sadar bahwa ada orang yg sedang menyaksikannya. Seketika setitik air mata jatuh dari pelupuk mataku. Aku bingung harus berbuat apa. Tanpa berpikir panjang aku secara diam-diam keluar dan langsung pergi dari ruangan mas Rayan sambil menahan agar air mataku tidak keluar.

Ketika di receptionist aku bertemu mbak Lia lagi.
"Kenapa di bawa lagi mas. Pak Rayannya gaada lagi yah?" Tanyanya heran.
"Iya gaada mbak. Kayanya lagi di toilet. Jadi aku titip aja sama mbak boleh ya." Mohonku meminta tolong.
"Oh boleh-boleh. Oiya kotak makan mas waktu itu udah mbak cuci ada di loker mbak. Mau mas Ayi bawa sekarang?" Jawabnya mengingatkan.
"Oh nanti aja mbak gampang. Nanti aku ambil lain kali. Aku buru-buru soalnya. Permisi." Kataku buru-buru.

Aku langsung pergi dari kantor mas Rayan. Pikiranku sedang tidak baik. Aku berusaha tidak memikirkan apa yg ku lihat tadi. Tapi entah kenapa kejadian tadi ga bisa hilang gitu aja di dalam pikiranku. Apakah mas Rayan memang masih menyimpan perasaannya sama mas Aldo. Atau bagaimana. Kenapa mas Rayan bisa melakukan hal seperti itu di belakang ku. Tapi aku gaboleh mikir macam-macam. Siapa tau mas Rayan ga sengaja ngelakuin itu. Tapi dari ekspresinya mas Rayan, dia sangat menikmati sekali ciuman tadi. Bagaimana pun aku gaboleh mikir macam-macam dulu sebelum mas Rayan yg menjelaskannya sendiri.

Setelah itu aku langsung berangkat bekerja dengan menggunakan bis kota seperti biasa.

Aku pun langsung masuk dan duduk di kursi yg masih kosong. Setelah aku duduk tiba-tiba.
"Kamu gapapa? Kok kaya habis nangis gitu? Eh kamu ini cowok kan?" Tanya seorang pria di sampingku.
"Eh engga mas gapapa. Iya saya laki-laki."
"Aku kira kamu cewek loh hahaha." Ledeknya
"Oiya aku cuman becanda kok hehehe. Kenalin aku Erick. Kamu siapa?" Sambungnya.
"Saya Kaylo. Tapi panggil Ayi aja." Setelah di ingat aku baru sadar cowok yg lagi ngobrol sama aku ini adalah cowok yg waktu itu aku liat pake baju kantoran. Tapi saat ini dia memakai baju casual dan menurutku sangat tampan.
"Hey malah bengong."
"Eh engga hehehe. Kalo boleh tau emm anda mau kemana?"
"Gausah formal begitu. Panggil nama aja gapapa."
"Ohiya maaf. Hehehe"
Dia tertawa sambil menjawab. "Ini aku mau ke supermarket depan. Mau belanja, biasa kebutuhan bulanan."
"Wah kebetulan sekali. Kita bisa bareng."
"Loh kamu mau belanja juga?"
"Engga kebetulan aku kerja disana sebagai kasir."
"Oh gitu yaudah kita bareng."

Kita berdua pun sampai dan langsung menuju ke tempat tujuan kami. Setelah masuk kita berpisah karna aku harus masuk melalui pintu karyawan terlebih dahulu karena harus mengganti bajuku.

Tapi sebelum pergi tiba-tiba dia memegang tanganku lalu berkata.
"Eumm apa boleh aku minta no ponsel mu? Kalo tidak boleh juga tidak apa-apa." Pinta Erick kepadaku.
"Ya boleh dong kenapa mesti ga boleh. Yaudah mana sini ponselmu biar aku tulis disana. Soalnya aku tidak bawa pulpen." Kataku
Lalu dia mengambil hp nya dan langsung menyerahkan kepadaku. Wah kulihat ponsel nya merupakan keluaran Apple terbaru yg harganya itu bisa melebihi satu unit motor. Aku sedikit minder. Bagaimana tidak ponsel ku masih keluaran lama, Iphone 8 plus. Sedangkan dia sudah memakai Iphone 11 pro max. Tapi gapapalah, mungkin dia temenan ga mandang harta.
Tapi aku merasa De Javu. Kejadiannya sama persis kaya mas Rayan dulu pas minta no hp ku. Aku jadi teringat mas Rayan lagi.
"Ayi? Udah?"
"Eh iya maaf. Ini. Yasudah aku masuk dulu ya takut di marahin sama atasan. Sampai ketemu lagi yaaa. Byeee."
"Byee." Sahutnya

Lalu aku pun masuk ke dalam loker dan mulai berganti baju kemudian mulai bekerja. Aku berusaha sekali untuk tidak memikirkan dulu hal-hal yg berhubungan dengan mas Rayan. Pokoknya aku harus fokus untuk bekerja. Aku berjalan menuju kassa ku sekarang. Aku mendapat Rio lagi sebagai partnerku hari ini.

"Ballancing dulu yo sekalian over handle. Terus lo istirahat gih." Kataku
"Oke. Sini sekalian sama lo biar jelas." Ucapnya.
Aku kemudian menghampiri dan melakukan over handle.
"Ballance yah. Yaudah lo istirahat sana."
"Oke." Kata Rio

Toko keliatan lumayan rame hari ini dilihat dari orang-orang yg sedang berbelanja. Kemudian aku di kagetkan oleh seseorang.
"Dor. Ngelamun aja sih. Ngelamunin aku yah. Hahaha" ternyata Erick pelakunya.
"Engga kok ga ngelamun. Kamu pede banget yah jadi orang."
"Hahahaha kamu lucu deh." Godanya kepadaku
"Udah selesai belanjanya?" Tanyaku
"Udah dari tadi."
"Terus kenapa baru bayar?" Tanyaku heran.
"Aku nungguin kamu hehehe." Jawabnya sambil terkekeh
"Ngapain sampe nunggu aku segala."
"Mau sekalian ngomong."
"Ngomong apa?"
"Besok malem kamu kerja ga?"
"Besok kebetulan aku libur sih. Kenapa memang?"
"Yaudah kalo gitu aku mau ngajak kamu nonton bisa ga?"
"Serius kamu ngajak aku nonton? Kalo kamu lupa aku ini laki-laki. Masa kamu ngajakin laki-laki nonton. Hahahaha."
"Ya emang kenapa kalo ngajakin cowok nonton."
"Ya gapapa juga sih. Cuma agak sedikit aneh."
"Jadi bisa apa engga?"
"Gatau liat nanti aja yah."
"Yaudah nanti aku hubungin kamu."
"Totalnya Rp. 634.785,-"
"Nih." Katanya sambil ngasih kartu kredit padaku
"Silahkan pin nya." Kataku sambil menyerahkan mesin EDC. Dia memasukan pinnya. Lalu bill keluar. Transaksi selesai.
"Terimakasih. Semoga anda puas dengan pelayanan kami. Selamat berbelanja kembali." Ucapku sambil tersenyum.
"Siap cantik. Hahahaha." Katanya menggodaku.
"Dasar" Dan dia pun pergi. Lalu akupun melanjutkan pekerjaanku hingga jam pulang datang.

Ketika sampai di kosan aku segera membuka ponselku. Karna dari tadi siang aku tidak membuka sama sekali ponselku. Ya kalian tau sendiri lah. Dan ketika ponselku menyala. Ada beberapa notifikasi whatsapp. Salah satu nya dari mas Rayan. Kemudian segera aku buka.

From mas Rayan
13.24 "Kamu tadi nganterin makan siang ke kantor? Kenapa ga masuk dulu?"
13.25 "Padahal mas ga kemana-mana loh."
17.44 "Kamu udah makan?"
17.45 "Jangan sampe telat makan yaah."
19.14 "Yi besok jalan yu, kan kamu libur."
19.18 "Yi kok ga bales sih"
19.38 "Pokoknya besok kita jalan. Jam 4 sore mas jemput ya."

To mas Rayan
22.58 "Maaf mas aku ga buka hp dari tadi siang. Masalah makanan tadi aku buru-buru jadi di titipin mbak Lia. Maaf yah gabisa nemenin makan"
22.59 "Iya terserah mas aja. Aku tidur yah. Selamat malam."

Dan akupun langsung terlelap karna memang hari ini sangat membuatku lelah. Aku berharap semoga besok akan lebih baik lagi dan tidak akan terjadi hal-hal yg tidak diinginkan. Seperti tadi siang.

To be continued...

Jangan Pergi, AyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang