- Ayi POV -
Malam ini aku sudah berada di rumah mas Rayan. Rencana nya mas Rayan mau mengenalkanku kepada keluarganya sekalian mau meminta restu.
Aku miris sekali mendengar ucapan terakhirku. Kalian tau sendirikan. Aku tidak perlu menjelaskannya. Atau kalian mau membuat aku menangis disini hem. Tapi yasudahlah yaa ini kan memang sudah takdir. Mungkin aku masih belum berjodoh dengan mas Rayan. Tapi aku tetap bahagia kok ya walaupun mas Rayan akan menikah dengan orang lain. Sudahlah tidak usah di pikirkan. Yg terpenting aku sudah menuruti keinginan mas Rayan untuk datang dan makan malam di rumahnya ini.Aku sekarang ini berada di ruang tamu. Kata mas Rayan dia pergi dulu untuk mencari orang rumah yg terlihat sepi ini. Mungkin memang sedang tidak ada di rumah. Ya sudah aku duduk menunggu sambil melihat rajutanku. Kalian kaget ya. Aku merajut sweeter ini khusus untuk ibunya mas Rayan. Memang sih tidak seberapa tapi ini aku buat sendiri dan memakan waktu lumayan lama. Maklum masih pemula hehehe. Tapi aku sedikit ragu ibunya mas Rayan akan menerimanya. Yg sudah sangat jelas ibunya mas Rayan tidak menyukaiku. Tapi aku akan mencoba memberikannya secara langsung. Di terima atau tidaknya ya gimana nanti. Yg penting aku sudah berniat baik kepada ibunya mas Rayan.
Tiba-tiba suara pintu terbuka yg langsung membuatku sadar dari lamunanku. Dan ternyata yg masuk ibunya mas Rayan.
"Malam tante." Ucapku pertama kali dan akan segera meraih tangannya. Akan tetapi tak di hiraukannya tanganku ini. Lalu sambil tersenyum aku menariknya kembali.
"Beraninya kamu datang kesini. Saya sudah peringatkan ya. Jauhi anak saya. Saya sudah menjodohkan anak saya dan akan segera melakukan pertunangan dan langsung menikah. Apakah masih kurang jelas huh." Katanya tanpa basa-basi
"Iya tante saya mengerti. Saya hanya ingin menepati janji saya saja kepada mas Rayan untuk makan malam di rumah ini. Setelah itu saya akan berusaha untuk tidak menemui mas Rayan lagi. Dan saya akan memutuskan hubungan kami sekarang juga." Ucapku panjang lebar.
"Bagus kalau begitu."
"Oiya tante saya punya hadiah untuk tante. Tidak seberapa sih tapi ini buatan saya sendiri. Bisakah tante menerimanya?"
"Saya tidak menerima barang murahan. Lebih baik kamu buang saja. Lagipula barang apa yg bisa kamu buat huh." Ucapnya meremehkan ku.
"Ini hanya sebuah sweeter tante."
"Apalagi sweeter seperti itu. Saya tinggal beli saja di butik langganan saya. Lebih baik kamu buang saja sweeter tidak berguna itu. Saya cape lebih baik istirahat saja dari pada ngomong sama kamu."
Aku hanya tersenyum menanggapinya. Ternyata benar dugaanku. Ibunya mas Rayan tidak mau menerima sweeter rajutanku. Tapi tidak apa-apa aku masih bisa memberikannya kepada yg lebih membutuhkan.Tak berselang lama kulihat mas Rayan turun dari arah tangga.
"Mama udah pulang? Kenalin ma ini pacar Rayan. Namanya Kaylo tapi ya sering di panggil Ayi sih." Kata mas Rayan tiba-tiba.
"Iya mama udah tau. Yaudah mama ke kamar dulu cape. Nanti kalo makan malem udah jadi suruh bi Marni panggil mama ke atas."
"Yaudah." Kata mas Rayan.
"Maapin sikap ibu mas ya. Mungkin dia lagi cape." Lanjutnya.
"Iya gapapa mas. Aku ngerti kok."
"Yaudah kalo gitu mas pengen mandi lagi yah. Biar seger. Kamu mau nunggu disini atau mau ikut ke kamar?"
"Disini aja mas. Gaenak kalo ikut masuk ke kamar. Nanti apa kata orang tua kamu mas."
"Yaudah kalo gitu. Kamu kalo mau minum panggil bi Marni aja yah."
"Iya mas."
Tiba-tiba pintu depan terbuka. Lalu masuklah seorang pria, ku perkirakan itu adalah Ayahnya mas Rayan.
"Eh ada tamu. Oh iya papa lupa. Hari inikan makan malem yg kamu bilang yah."
"Papa mah dasar pelupa."
"Ya maaf papa kan udah tua."
"Iya dasar pak tua. Eh pa kenalin ini Kaylo pacar nya Rayan. Papa bisa panggil dia Ayi. Yi ini papa aku kenalin."
"Ayi om. Senang berkenalan dengan om." Kataku sambil mencium tangan pria tersebut.
"Iya. Saya Angga. Yaudah om masuk dulu ya mau siap-siap. Nanti kalo udah siap suruh bi Marni panggil papa ke atas."
"Oke pa." Kata mas RayanLalu pria tersebut naik juga ke atas.
"Yaudah mas naik ke atas juga yaaah"
"Yaudah aku tunggu disini ya mas."Tak lama setelah kepergian mas Rayan. Aku mendengar suara aneh dari arah belakang. Langsung aja aku menghampirinya. Dan ternyata benar seorang wanita sedang terduduk di lantai sambil memegangi kakinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Pergi, Ayi
Romance"Kamu jangan deket-deket terus sama dia." Katanya tiba-tiba. "Kenapa memang? Dia kan temen aku mas." Jawabku menimpali "Pokoknya kamu jangan deket-deket sama dia, mas gasuka." Jawabnya dengan raut muka kesal. "Cemburu ini mah pasti." Kataku dalam ha...