Bagian 14

151 18 0
                                    

- Ayi POV -

Hari ini aku libur. Saatnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Seperti mencuci baju dan beres-beres kamar kost. Berhubung tidak ada mesin cuci di kosan ku alias masih memakai tangan jadi ku putuskan untuk mencuci baju terlebih dahulu. Supaya bajuku kering tepat pada waktunya. Lalu bisa di lanjut dengan beres-beres kamar. Dan setelah semua selesai aku bisa pergi bersama mas Rayan.

Singkat cerita aku sudah selesai membereskan kamar kost ku. Kulihat jam masih menunjukan pukul 12.00 itu tandanya masih lama waktu janjianku dengan mas Rayan. Aku baru ingat belum mengecek ponsel ku dari pagi. Buru-buru aku langsung mengambil ponselku di meja samping tempat tidur. Dan berbarengan dengan itu ada panggilan masuk dari mas Rayan. Aku langsung mengangkatnya. Dan mengobrol sebentar.

Dan setelah panggilan berakhir ternyata hari ini mas Rayan tidak bisa pergi denganku karna dia harus mengantar mama nya belanja. Aku sih tidak apa-apa lagian kalo pun emang tidak jadi akan ku putuskan untuk berdiam saja di kamar. Istirahat.

Tapi berselang beberapa menit ada panggilan masuk dari nomer tidak di kenal. Dengan ragu aku langsung mengangkatnya.
"Halo selamat siang."
"Selamat siang cantik." Katanya di sebrang telepon yg membuatku bingung.
"Maaf mas salah sambung mungkin. Saya tutup ya permi.." kataku terpotong
"Eeee ini aku Erick, masa sih lupa sama suara ku yg merdu ini hahaha."
"Oh kamu kirain salah sambung. Ada apa menelponku?"
"Aku mau ngajak kamu nonton sore ini bisa kan? Kan kamu libur kerja. Jadi aku ngajaknya sore saja. Ayolah pliisss."
"Euumm yaudah deh. Kalo gitu jam 3 kita ketemuan di depan mall pusat kota ya. Gimana?"
"Eeee gausah aku jemput kamu aja. Biar sekalian tau rumah kamu." Tawarnya
"Ga ngerepotin?"
"Engga santai aja."
"Yaudah nanti aku share location nya via whatsapp."
"Siapp."
"Yaudah aku tutup ya mau siap-siap. Sampai ketemu nanti sore."
"Byee."

Panggilan terputus. Akupun langsung bersiap-siap untuk pergi nonton hari ini. Ya meskipun tidak jadi dengan mas Rayan tapi setidaknya aku di ajak nonton, sama Erick lagi. Emang sih rezeki ga kemana hahaha.

Tak terasa waktu telah menunjukan pukul 14.35 itu tandanya Erick sebentar lagi sampai. Tadi aku udah share location via whatsapp. Aku pun menunggu di depan kosan saja. Lalu tiba-tiba sebuah mobil bugatti berwarna hitam. Aku sedikit terpesona. Aku juga agak bingung, kenapa dia sering sekali naik bis kota yah kalo ternyata dia punya mobil bagus kaya gitu.

Akupun langsung masuk ke dalam mobil, karna memang benar Erick yg membawa mobil tersebut. Dan kami pun langsung otw ke bioskop tempat kita nonton.

Sesampainya disana aku dan Erick langsung saja ke bioskop di lantai paling atas, tapi sebelum sampai aku kebelet pipis. Dan kebetulan sekali di samping bioskop terdapat toilet. Lalu aku minta izin pada Erick untuk ke toilet sebentar.

Akhirnya lega juga. Tak menemukan keberadaan Erick, aku sedikit celingukan dan akhirnya.
"Ayi. Disini." Teriak Erick. Tapi aku sedikit mengeryit. Kenapa ada mas Rayan disini. Bukannya dia lagi nganterin mamanya belanja? Terus kenapa bisa sama mas Aldo juga yah. Entahlah aku gaboleh negatif thinking.
"Yi kenalin ini rekan kerja ku. Yg ini Rayan dan yg ini.." kata Erick menggantung
"Aldo. Pacarnya Rayan." Potong mas Aldo tiba-tiba. Yg membuatku kaget. Aku langsung melihat mas Rayan.
"Oh lo pacarnya Rayan. Kenapa lo ga pernah cerita kalo udah punya pacar." Kata Erick lagi.
"Eh itu.." kata mas Rayan agak sedikit gugup. Lalu biar gak canggung aku memutuskan untuk berbicara.
"Aku udah kenal kok sama mereka. Ya kan mas Aldo mas Rayan?" Tanyaku ke mas Rayan sama mas Aldo. Aku sedikit tidak percaya mas Rayan ternyata seperti itu. Agar tidak menimbulkan hal yg tidak-tidak lebih baik aku pergi.
"Udah yu rik. Filmnya udah mau mulai. Permisi." Kataku sambil melenggang pergi bersama Erick.

Sesampainya di depan pintu teater aku merasa haus. Dan aku meminta izin untuk membeli minum. Agar di dalam tidak kehausan.

Kulihat Erick sedang mengobrol lagi dengan mas Rayan, namun tidak ada mas Aldo disana. Sesampainya di hadapan mereka tiba-tiba mas Rayan narik tangan aku terus pergi ninggalin Erick yg diam mematung.

"Mas lepasin. Ngapain kamu narik-narik aku kaya gini. Malu di liatin sama orang."
"Mas ga peduli." Kata mas Rayan sambil terus narik aku entah mau kemana.

Ternyata aku di bawa ke basement dan langsung dimasukan ke dalam mobil mas Rayan. Lalu tak lama dia pun masuk juga.
"Kamu kenapa sih mas. Aku gaenak sama Erick." Kataku memulai.
"Kamu yg kenapa. Ngapain kamu jalan sama dia." Lah kenapa jadi dia yg marah. Harusnya aku dong.
"Emang kenapa kalo aku jalan sama Erick? Dia temen aku mas." Aku masih bisa mengontrol emosiku
"Kamu itu ga boleh jalan sama cowok lain Ayi. Mas gasuka." Larang mas Rayan.
"Terus maunya mas aku harus gimana. Ga boleh punya temen? Gaboleh jalan sama temen aku? Apakabar sama kamu yg bilang mau nganter mama kamu eh malah aku liat kamu pergi sama 'pacar' kamu." Kataku agak meninggi.
"Oiya aku belum mengucapkan selamat atas hubungan kalian." Lanjutku membeberkan apa yg kudengar.
"Kamu jangan dengerin omongan dia tadi. Mas bersumpah mas ga selingkuh sama dia." Kata mas Rayan menjelaskan
"Aku ga bilang kamu selingkuh kok. Aku cukup sadar diri disini." Kataku. "Kalo misalkan mas masih cinta sama dia terus mau balikan lagi aku gapapa kok, asal mas bahagia aku juga ikut bahagia." Kataku menerima kenyataan. Tapi sebenernya aku ga rela kalo mas Rayan harus pergi ninggalin aku.
"Mas gasuka yah kamu ngomong kaya gitu. Oke mas minta maaf udah bohong sama kamu tapi mas juga bingung ngomong ke kamunya harus kaya gimana. Mas gaenak sama kamu. Jadi mas terpaksa bohong sama kamu. Dan sialnya ini bener-bener bukan kemauannya mas. Kamu percaya kan sama mas." Jelasnya panjang lebar sambil memegang tanganku
"Udah mas aku gapapa kok. Tenang aja. Gausah minta maaf kamu ga salah kok. Lagian aku selalu percaya sama kamu" kataku berusaha tetap tersenyum. Tiba-tiba mas Rayan langsung peluk aku.
"Tapi bener emang mama yg maksa aku buat pergi sama Aldo." Kata mas Rayan.
"Udah ah mending mas balik lagi kesana jangan ninggalin mas Aldo sendirian. Terus aku titip pesen kalo mas ketemu sama Erick bilangin aku gaenak badan jadi langsung pulang." Kataku sambil tersenyum.
"Yaudah mas anterin kamu."
"Gausah. Aku gapapa kok. Aku lagi pengen pulang sendiri aja. Aku pamit pulang ya. Jangan lupa mas susulin mas Aldo kasian dia nungguin di dalem."
"Tapi.." aku langsung memotong nya.
"Udah ah aku pulang ya mas, jagain mas Aldo nya loh." Kataku sambil membuka pintu mobil dan langsung pergi.

Sesampainya di halte, aku segera mendapat bis untuk pulang. Aku segera naik dan pulang. Aku butuh sedikit waktu untuk menyendiri. Agar perasaanku bisa kembali stabil. Dan aku harap mas Rayan juga bisa ngerti keadaanku saat ini. Aku sedikit sedih, kecewa, ingin marah pokoknya campur aduk. Tapi aku tidak boleh egois dengan hanya mementingkan perasaanku saja. Aku juga harus menjaga perasaan mas Rayan, mas Aldo bahkan Erick. Maka dari itu aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun dulu. Termasuk mas Rayan.


To be continued..


Agak pendek sorry yaa. Aku suka bingung kalo udah di part nya Ayi. Susah banget dapet feel nya. Padahal aku itu awalnya mau fokus sama Ayi, Eh malah sekarang jadi fokus ke si Rayannya. Emang ga konsisten ya aku:( Tapi tenang aja aku masih semangat nulis hehehe. Sekali lagi sorry juga kalo ga dapet feel nya. Aku kan baru nulis nih jadi maklumin yah huhu.
But thanks so much💛💛
Don't forget vote anda commet yaa hehe

ALE

Jangan Pergi, AyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang