- Ayi POV -
Tak kerasa waktu sudah menunjukan pukul 15.30, itu tandanya sebentar lagi jam kerjaku akan segera selesai. Yaaaa akhirnya sebentar lagi pulang, pikirku. Aku segera menghitung modal dan ballancing uang penjualan terlebih dahulu sebelum partner kerjaku yg masuk siang tadi kembali dari waktu istirahatnya. Hari ini tidak terlalu ramai pembeli, jadi aku tidak terlalu lelah. Tapi cukup membosankan jika tak ramai pembeli. Ah membingungkan ramai lelah sepi juga bosen, gatau ah hahahaha. Selang beberapa menit partner kerjaku datang dari arah pintu karyawan.
"Yi maaf gue agak telat, soalnya tadi makanan di kantin pada abis jadi gue nunggu si ibu kantinnya masak dulu dan itupun rebutan sama yg lain. Tapi untungnya sih gue antri paling depan jadi dapetnya cepet. Hehehe." Tukas Rio partner ku hari ini.
Aku sedikit melihat jam di tanganku.
"Yaampun yo, masih 10 menitan lagi loh. Santai aja kenapa sih. Lagian toko juga lagi sepi ini." Jawabku.
"Yaudah gapapa kali Yi, kali-kali pulang cepet. Btw udah ballance kan semuanya?" Tanyanya kepadaku.
"Udah nih tinggal over handle sama lo, sini makanya." JawabkuRio mendekat ke arahku, lalu menghitung modal dan penjualan bersama agar lebih teliti dan tidak ada kehilangan.
"Oke ballance ya yi, hush sana pulang udah jam 4 lebih tuh." Usirnya
"Yaudah gue pulang ya yo." Pamitku pada Rio
"Siippp." Sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.Aku pun segera menuju pintu karyawan dan melakukan check body oleh security yg bertugas. Itu sih sudah menjadi Standar Operasional Prosedur di perusahaan ini, supaya lebih menjaga keamanan pastinya. Setelah check body aku menuju loker dan segera mengambil hp ku, kulihat tidak ada notifikasi dari mas Rayan. "Dia sibuk kali yah." Pikirku. Tapi dengan inisiatif aku mengiriminya pesan melalui aplikasi whatsappku.
To Mas Rayan
16.36 "Mas jadi jemput ga?"Tak kunjung ada balasan. Memang sih masih pukul 16.36 yg masih sekitar 20 menit lagi untuk mas Rayan selesai bekerja. "Dari pada nunggu ga jelas, lebih baik sambil ganti baju aja kali ya." Ucapku dalam hati. Setelah itu aku segera menyimpan ponsel ku dan mengambil baju ganti lalu segera menuju toilet. Sesudah beres aku kembali ke dalam loker.
"Ngomong-ngomong si Revan kampret kemana yah, padahal kan tadi masuknya bareng." Tuturku berbicara sendiri. Tapi tiba-tiba..
"Kesel banget gue anjir, kebiasaan banget kalo partner-an sama si Hera, istirahatnya tuh lama bener. Terus nyari-nyari alesan lagi sakit perut lah, toilet penuh lah cape gue yiiiii. Pulang pasti ngaret terus." Omelnya panjang lebar.
"Ga boleh gitu van, gabaik ngomongin orang di belakang." Ingatku padanya.
"Ya habisnya gitu terus sampe kiamat dateng." Katanya masih terlihat kesal.
"Hushh omongan elo van." Ingatku kembali.
"Iya deh maaf, eh btw kenapa elo masih disini, belom balik? Atau jangan-jangan lo lagi nungguin gue yaa. Cie hayo ngaku." Tanyanya sambil menggodaku
"Lah pede banget lo, siapa juga yg nungguin lo dasar setan." Marahku
"Yeee kok jadi marah-marah sih, kan gue cuman nanya aja Ayii. Lo lagi pms yah tadi baik eh sekarang marah-marah. Hahahahaha." Ejeknya kepadaku.
"Serah lo aja van." Tukasku "Udah ah gue balik duluan. Bye." Pamitku ketus pada Revan.
"Dadah princess-nya Revan." Godanya padaku
Kujawab dengan acungan jari tengah yg membuat dia tertawa terpingkal-pingkal.Aku hampir lupa mengecek ponsel ku gara-gara si Revan kampret itu. Dan ternyata sudah ada balasan dari mas Rayan.
From mas Rayan
16.59 "Yiii. Mas lagi di jalan bentar lagi nyampe."To mas Rayan
17.03 "Iya mas, aku tunggu di depan halte."Setelah itu aku berjalan ke depan halte. Sesampainya disana aku duduk sambil menunggu mas Rayan. Tapi tiba-tiba..
Tin tin. Suara klakson mengagetkan ku, siapa lagi kalo bukan si Revan kampret. Dia langsung menghampiriku."Katanya pulang duluan, tapi masih disini." Tukasnya kepadaku
"Serah gue dong van, mau pulang kek mau nunggu disini kek ya gimana gue." Kesalku
"Galak amat sih princess-nya Revan." Godanya sambil mencolek dagu ku.
"Apaan sih lo van." Kesalku sambil menepis tangannya.
"Gemes banget gue sama elo yii." Katanya sambil mengelus kepalaku. Berbarengan dengan itu, tibalah sebuah mobil pajero warna hitam yg aku sangat tau pemiliknya siapa. Aku buru-buru menepis tangan Revan dari kepalaku. Dan setelah itu keluarlah pria dengan setelah kantor dari dalam mobil tersebut kemudian menghampiriku.
"Maaf yaa mas telat, agak macet soalnya." Jelasnya kepadaku sambil melirik tak suka pada Revan
"Iya gapapa mas, yaudah yuk langsung pulang aja kalo gitu." Ajakku pada mas Rayan. "Van gue balik duluan yaa, byee." Pamitku pada Revan.
"Byee" jawab Revan. Tapi ada raut sedih ketika mengatakannya, tapi ya apa peduliku.Akupun masuk ke dalam mobil yg di susul oleh mas Rayan. Tak lama mobil pun melaju membelah jalanan ibukota.
"Kamu jangan deket-deket terus sama dia." Katanya tiba-tiba.
"Kenapa memang? Dia kan temen aku mas." Jawabku menimpali
"Pokoknya kamu jangan deket-deket sama dia, mas gasuka." Jawabnya dengan raut muka kesal.
"Cemburu ini mah pasti." Kataku dalam hati.
"Mas cemburu yah." Godaku
"Engga, siapa juga yg cemburu. Jangan geer kamu." Elaknya yg membuatku ingin tertawa.
"Iya deh iya ga cemburu. Eh gimana kamu hari ini di kantor? Gaada masalah kan." Tanyaku padanya.
"Gaada masalah besar sih, cuma ada sedikit tapi masih bisa mas handle kok, lagian siapa dulu dong. Hahaha." Jawabnya. Moodnya udah balik lagi. "Kamu udah makan?" Tanyanya kemudian
"Udah sih tapi tadi pas makan siang aja. Kalo sekarang ya belum." Jawabku seadanya
"Yaudah gimana kalo kita makan dulu? Habis itu baru pulang ke kosan kamu." Tawarnya
"Boleh deh, tapi makan yg murah aja ya mas. Soalnya ini kan akhir bulan, aku belum gajian juga." Jawabku pada mas Rayan.
"Yaampun yiii ngapain ada mas sih kalo kamu masih ngeluarin uang sendiri." Tuturnya
"Ya aku kan gamau ngerepotin mas, lagian kalo emang aku ada ya ngapain aku minta sama mas, eits tapi bukannya aku nolak rezeki ya mas tapi alangkah lebih baik uangnya kamu tabung buat masa depan kamu, itu lebih baik dari pada harus bayarin aku ini itu." Jawabku sambil tersenyum
"Tapi mas kaya ga berguna banget jadi pacar kamu kalo gitu caranya." Tuturnya merasa sedih
"Kok ngomongnya gitu sih. Dengan mas jemput aku kaya sekarang aja aku udah seneng banget. Lagian emang kebahagian itu harus di ukur sama materi doang? Kan engga. Jadi jangan pernah ngomong kaya gitu lagi yah." Jawabku tulus
"Yaudah maafin mas yaa." Jawabnya "Eh terus kita mau makan dimana?" Tanyanya kepadaku
Aku berpikir sejenak.
"Gimana kalo ayam penyet mang udin aja, yg deket toko kue kesukaan mas itu loh." Tawarku "udah murah enak lagi, terus bisa tambah nasi sepuasnya." Sambungku
"Emang ada yah yg jualan ayam penyet disana? Kok mas baru denger." Bingungnya
"Masnya aja yg ga liat kiri kanan kalo udah ke toko kue kesukaan mas itu." Jawabku sambil tertawa
"Bisa jadi tuh hahaha. Yaudah deh biar sekalian pulangnya bisa sambil beli cake buat di rumah." Finalnya
"Yaudah kalo gitu." Akhirku menimpaliSesampainya disana aku langsung duduk dan mas Rayan yg memesan. Udah lama banget aku ga makan disini. Biasanya aku makan disini tuh di ajakin sama si Revan kampret. Lagian aku juga awalnya ga ngeuh ada warung yg jualan ayam penyet disini. Padahal aku sering banget nganter mas Rayan beli cake kesukaan dia di toko sebelah. Tapi ga pernah ngeuh dan malah si Revan kampret itu yg ngajakin pertama kali. Ya apa mau dikata aku harus berterimakasih sama si kampret itu.
Setelah menunggu, pesanan kami sampai. Dan kami pun mulai memakan makanan kami.
"Mas emang gapapa aku ajakin makan disini?" Tanyaku tidak enak.
"Ya gapapa, emang kenapa? Org bener kata kamu, ayam nya enak banget. Ngomong-ngomong kamu tau dari mana tempat makan ini?" Jawabnya sekalian bertanya kepadaku
"Tau dari si Revan, dia yg ngajakin aku makan disini. Aku juga awalnya kaget banget. Secara kan aku sering banget anter kamu beli cake di toko sebelah tapi ga pernah ngeuh ada penjual ayam penyet seenak ini." Jawabku padanya
Kulihat muka mas Rayan sedikit bete. "Kenapa mas kok malah bengong?" Tanyaku keheranan.
"Engga kok. Eh kamu emang sering banget yah makan disini sama si Revan?" Tanyanya lagi membuatku bingung.
"Ga sering sih, cuman kalo udah minggu-minggu mendekati akhir bulan dia sering banget ngajak makan kesini." Jawabku apa adanya.
"Ohh" hanya itu tanggapan nya. "Yaudah habis ini mas mau beli cake dulu sebentar terus anter kamu pulang." Sambungnya
"Oke" jawabku seadanya.To be continued...
Aku langsung aplot nih. Cus tungguin yg lainnya yah
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Pergi, Ayi
Storie d'amore"Kamu jangan deket-deket terus sama dia." Katanya tiba-tiba. "Kenapa memang? Dia kan temen aku mas." Jawabku menimpali "Pokoknya kamu jangan deket-deket sama dia, mas gasuka." Jawabnya dengan raut muka kesal. "Cemburu ini mah pasti." Kataku dalam ha...