Bagian 44

91 10 3
                                    

- Ayi POV -

Beberapa hari setelah kunjungan mas Rayan beserta orangtuanya, aku di sibukkan dengan berdiam diri saja di rumah. Mengapa demikian karena ibu dan ayahku melarangku melakukan aktivitas berat-berat dengan alasan takut terjadi apa-apa terhadap calon anakku. Agak sedikit berlebihan memang tapi aku juga harus memakluminya karena itu semua demi kebaikanku juga.

Siang ini aku sedang memasak makan siang untuk orangtuaku karena mereka bekerja di perkebunan milik tetanggaku. Bagaimana mau dikata, kami hanya bisa melakukan pekerjaan yg seadanya. Jadi ya begitu.

Ketika sedang asyik memasak tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Aku dengan tergesa mematikan kompor dan segera menuju teras untuk membukakan pintu.
"Iya sebentar." Teriakku dari dalam rumah.
Setelah ku buka ternyata itu adalah tante Citra ditemani dengan seorang wanita yg aku tidak tahu siapa.
"Oh tante Citra, ada keperluan apa sampai jauh-jauh datang kemari. Mari silahkan masuk."
"Tidak usah pura-pura baik kamu. Saya perlu bicara sama kamu."
"Kalo begitu silahkan, kita bicara di dalam tante. Maaf sebelumnya atas keadaan rumah kami yg seadanya ini."
Dengan wajah ogah-ogahan tante Citra pun masuk di temani wanita di sampingnya.
"Saya gaakan lama. Langsung aja ke intinya ya. Saya gaakan pernah setuju kamu nikah sama anak saya. Kamu tau sendiri kan kalo Rayan udah mau nikah sama Aldo, nah di samping saya ini adalah ibu nya Aldo. Jadi saya minta kamu jauhi anak saya." Kata tante Citra dengan muka sinis.
"Sebenarnya saya juga sudah melakukan apa yg tante minta. Tapi mas Rayan nya sendiri yg bersikeras tidak mau berpisah dengan saya. Saya mohon maaf juga sebelumnya kalau mas Rayan sudah berlaku kasar terhadap tante. Tapi itu benar-benar di luar perkiraan saya. Sekali lagi saya mohon maaf."
"Kalo begitu buat Rayan benci sama kamu. Mudah kan?"
"Tapi saya tidak bisa tante." Tolakku.
"Kalau begitu kamu pergi dari hidup Rayan selamanya."
"Kalau itu mau tante akan saya lakukan."
"Bagus. Berpura-puralah kalau kamu berpacaran dengan anak saya karena hartanya. Dan mau berpisah karena sudah menemukan orang yg lebih kaya dari Rayan. Bagaimana?"
"Tapi tante saya..."
"Saya mohon, Aldo benar-benar mencintai Rayan. Kalau dia tidak menikah dengan Rayan dia berniat bunuh diri. Jadi saya mohon bantu saya." Akhirnya wanita di sebelah tante Citra bersuara juga.
Kemudian aku berpikir, mas Aldo memang termasuk orang yg nekat begitu pula dengan mas Rayan. Aku tidak mau merusak apa yg telah di takdirkan oleh Tuhan.
"Baiklah kalau begitu akan saya lakukan."
"Bagus. Besok pagi supir saya akan menjemputmu untuk menemui kami di rumah."
Kata terakhir tante Citra sambil melangkah menuju pintu.

Maaf mas, aku terpaksa melakukan ini supaya kamu juga bisa hidup bahagia dengan mas Aldo tanpa memikirkan tentang kita lagi. Semoga suatu saat kamu ngerti ya mas. Kamu tenang aja, aku akan merawat dan membesarkan calon anak kita sampai akhir hidupku.

***

Siang ini aku sedang berada di kediaman mas Aldo. Dan tanpa di duga tiba-tiba ada mas Rayan. Aku sih udah menduga sebelumnya. Ini memang sudah rencana dari tante Citra dan ibunya mas Aldo.

"Apa-apaan sih ini." Marah mas Rayan tiba-tiba.
"Duduk dulu yan kita ngobrol-ngobrol. Sambil makan aja yu." Tawar ibunya mas Aldo.
"Gausah basa basi tante." Mas Rayan udah mulai emosi. Aku jadi tambah deg-degan.
"Yaudah duduk dulu kenapa sih yan." Kata tante Citra.
"Ayi kenapa kamu ada disini." Tanya mas Rayan ke aku.
"Ayi lagi main ke rumah calon istri kamu yan." Jawab tante Citra. Aku hanya bisa diem aja.
"Yg mau nikah sama Aldo siapa, Rayan gaakan pernah nikah sama dia."
"Gausah keras kepala mas. Kita udah selesai. Gaakan ada yg berubah." Aku mulai bersuara.
"Kenapa kamu ngomong kaya gitu?"
"Udah mas, kita udah ga hubungan apa-apa cukup sampai disini."
"Mas gaakan lepasin kamu."
"Udah lah yan, jangan paksa dia. Dia udah gamau sama kamu. Lagian dia bilang tujuan pacaran sama kamu tuh karena harta kamu, keluarga kita. Jadi kamu gausah ngemis-ngemis sama orang yg punya niat jahat sama kita." Kata tante Citra lagi. Memang ini rencananya jadi ya aku ikutin aja kemana arahnya.
"A.. apa itu bener Ayi?"
"Iya, jadi cukup sampai sini aja mas. Lagian aku udah ketemu sama orang yg lebih kaya dari kamu. Jadi stop mas." Kataku tanpa melihat muka mas Rayan.
"Maaf mas aku terpaksa lakuin ini. Ini semua demi kebaikan kamu." Kataku dalam hati
"Jadi selama ini kamu cuman manfaatin mas? Cuman mau harta mas aja? Terus sikap kamu selama ini cuman kedok kamu buat ngelabui mas?" Tanya nya yg bener-bener salah itu.
"Iya. Itu semua aku lakuin supaya kamu jatuh cinta sama aku, jadi aku bisa nikah sama kamu. Tapi untuk sekarang aku udah ketemu sama orang yg lebih kaya dari kamu. Jadi udah cukup aku selama ini berhubungan sama kamu." Kataku akhirnya.
"Mas bener-bener ga nyangka kamu sejahat ini sama mas. Mas bener-bener sayang sama kamu. Mas udah bela-belain kamu sampe sejauh ini. Bahkan mas sampe menentang ibu kandung mas sendiri demi kamu, tapi nyata nya kamu bisa ngelakuin hal yg menjijikan kaya gini." Kata mas Rayan panjang lebar. Aku sudah ingin menangis sebenarnya, tapi aku harus menahan nya aku harus kuat. Tidak apa-apa lebih baik kamu benci aku saja mas supaya kamu dan keluarga kamu hidup bahagia tanpa pertentangan gara-gara aku.
"Jangan pernah nunjukin muka lo di hadapan gue lagi. Gue bener-bener benci sama lo. Mulai sekarang gue ga peduli sama lo, bahkan mau lo mati sekali pun gue ga peduli." Sambung mas Rayan menahan marah. Dari bahasanya dia pakai lo-gue. Itu tandanya dia udah bener-bener marah. Dan pasti setelah ini dia bakalan benci banget sama aku.
"Sekarang lo pergi dari sini. Gue udah ga sudi liat muka lo. Gue jijik sama manusia rendahan kaya lo." Usirnya.
"Maaf mas, sekali lagi maapin aku. Semoga kedepannya kamu bisa hidup bahagia ya mas." Ucapku dalam hati.
Lalu aku pergi gitu aja tanpa satu patah kata apapun. Karena aku memang sudah ingin menangis.

Saat membuka pintu aku segera memesan taksi online untuk pulang. Dan setelah taksi online yg ku pesan datang aku segera naik.

"Selamat tinggal mas, semoga kamu selalu diberikan kebahagiaan. Maapin aku kalo selama ini aku udah bikin kamu susah. Sekarang kamu bisa menjalani hidup normal kamu lagi. Dengan keluarga dan pasangan hidup kamu." Racauku di dalam mobil. Tak terasa air mataku ikut keluar.

Kamu kuat Ayi. Kamu harus kuat demi calon anakku. Aku harus kuat, karena kedepannya aku tidak tahu takdir akan membawaku.



To be continued...





Halo, update lagi nih.
Versi Ayi nya sumpah jelek banget. Maapin yaaaa.
Udah mau ending nih gais hahaha, sabar yaaa aku udah gemes banget mau cepet-cepet beresin cerita ini wkwk
Karena di otak aku udah muncul ide buat cerita berikutnya wkwk
Jadi tunggu sampe selesai yaaa ❤️❤️


ALE

Jangan Pergi, AyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang