- Ayi POV -
Siang ini aku tengah memasak makanan kesukaan mas Rayan. Yaitu tumis daging dan udang goreng saus mentega. Kenapa gaada sayurnya, ya karena mas Rayan gasuka sayur apalagi buncis dan bayam dia paling anti dengan kedua sayuran itu. Tapi semua sayuran dia gasuka sih. Bingung deh sama orang yg ga suka sayur. Padahal kan sehat tapi malah gasuka. Terserah deh.
Setelah memasak aku bersiap untuk pergi mengantarkan makan siang ke kantor mas Rayan. Sekalian pergi bekerja setelahnya. Niatnya sih aku mau menemani mas Rayan makan siang karena jam kerjaku masih sekitar 2 jam lagi jika aku sampai di kantor mas Rayan jam 12. Tapi ya gimana nanti deh siapa tau mas Rayan lagi sibuk dan banyak kerjaan. Ya mana mungkin aku menggangunya.
Singkatnya aku sudah sampai di kantor mas Rayan sekitar pukul 12.10 dengan menggunakan ojek online. "Wah pas sekali waktunya jam makan siang." Pikirku
Lalu aku berjalan menuju receptionist dan bertanya.
"Permisi, apakah mas Rayan nya ada mbak?" Tanyaku pada Lia sambil tersenyum.
"Ada mas, ngomong-ngomong sudah lama sekali ya gak dateng kesini." Ucap Lia yg memang telah mengenalku.
"Biasa mbak sibuk cari uang hahahaha." Jawabku sambil tertawa.
"Padahal Pak Rayan sudah cukup kaya loh, ngapain masih kerja mas." Jawabnya sambil bercanda.
"Hush gaboleh gitu, emang nya aku siapanya mbak. Ada-ada aja Hahaha." Jawabku kembali sambil tertawa
"Loh kan mas ini pacarnya pak Rayan, calon istrinya malah. Ya berhak dong atas apa yg Pak Rayan punya." Jawab Lia menggodaku
"Masih calon loh mbak, itu juga kalo jadi. Kalo gajadi malu dong aku udah pake uangnya mas Rayan. Lagian aku gaada buat gantinya mbak kalo sampe gajadi. Nantinya malah jadi hutang. Mending ya aku cari uang sendiri dari pada nyusahin orang lain kan." Jawabku pada Lia
"Memang ga salah ya pak Rayan pilih pasangan kaya mas Ayi. Iri deh aku." Jawabnya sambil tersenyum.
"Ah mbak bisa aja. Yaudah kalo gitu aku permisi dulu ya mau ngasihin ini ke mas Rayan." Ucapku sambil menunjukan kotak makan siang untuk mas Rayan.
"Silahkan mas. Gaperlu ditunjukan lagi kan ruangannya?" Tanya Lia padaku
"Aku sudah hafal di luar kepala mbak hahahaha." Jawabku sambil tertawa.
"Kalo gitu permisi" sambungku berpamitanSetelah tiba di depan ruangannya, aku mengetuk pelan pintu sebanyak tiga kali. "Tok..tok..tok.."
Tak ada sahutan dari dalam. Kemudian kucoba sekali lagi. "Tok..tok..tok.."
"Masuk" dan akhirnya ada sahutan dari dalam. Kemudian aku mencoba membuka pintu untuk masuk ke dalam. Dan ternyata di dalam ada tamu yg sedang berkunjung. Dan aku tidak mendapati kehadiran mas Rayan di ruangan ini. Merasa tak enak aku segera membuka kembali gagang pintu untuk segera keluar.
Tapi tiba-tiba..
"Ngapain elo dateng kesini?" Tanya seseorang yg terasa tidak asing di telingaku. Aku pun berbalik dan ternyata benar itu mas Aldo teman kuliahnya mas Rayan. Aku segera menjawab pertanyaan yg di lontarkan mas Aldo kepadaku.
"Saya mau mengantarkan makan siang untuk mas Rayan." Jawabku agak formal sambil agak menunduk karena malu.
"Gausah repot-repot bentar lagi Rayan mau makan siang bareng gue di cafe sebrang jalan sana, jadi lo mending balik aja deh. Lagian makanan yg elo bawa gaakan dimakan sama Rayan." Lanjutnya panjang lebar
"Oh begitu, yasudah kalo begitu saya permisi. Titip salam buat mas Rayan." Pamitku dan segera bergegas untuk pergi dari ruangan ini.
"Kenapa mas Rayan ga bilang yah mau makan siang sama mas Aldo, mungkin mas Rayan lupa." Tuturku dalam hati sedikit sedih dan agak kecewa juga. Tadi niatnya mau menemani mas Rayan makan siang eh malah gajadi. Tapi yasudahlah lain kali saja aku masakin dia lagi.Aku berjalan kembali untuk pulang dan segera berangkat bekerja. Tapi tiba-tiba..
"Loh mas Ayi cepet banget ketemu sama pak Rayan nya." Tanya Lia keheranan
"Iya nih mas Rayan nya lagi ada tamu jadi cuman sebentar. Hehehe." Jawabku apa adanya.
"Terus kenapa bekalnya di bawa lagi, engga di kasihin sama pak Rayannya?" Tanyanya tambah keheranan.
"Oh ini katanya dia mau makan siang bareng temennya, jadi yaudah aku bawa lagi. Oiya dari pada mubadjir aku kasih ke mbak aja deh mumpung masih anget, pasti mbak juga belum makan siang kan." Jelasku panjang lebar sambil menawarkan.
"Wah gapapa nih mas bekalnya buat mbak?" Tanya Lia agak sedikit tidak enak
"Gapapa mbak serius, lagian aku udah kenyang tadi baru makan di rumah. Dari pada aku buang kan mending mbak yg makan, lumayan juga buat menghemat uang makannya mbak." Tawarku meyakinkan.
"Wah makasih banget ya mas. Mas Ayi memang baik sekali. Untuk kotak bekalnya bagaimana mas?" Senangnya Lia pada akhirnya
"Untuk kotak bekal berhubung itu punya ibu aku, jadi mbak harus kembaliin yah hehehehe. Tau sendiri emak-emak kalo ada koleksi tupperw**re nya yg ilang pasti ngomel-ngomel. Dan aku takut sama omelan ibu aku. Jadi harap maklum ya mbak hehehehe." Jelasku panjang lebar
"Dasar mas ini, yaudah nanti kotak bekal nya aku cuci terus nanti mbak balikin sama mas Ayi." Tuturnya padaku
"Oke. Nanti aku aja yg ambil kesini biar mbak gausah nyari-nyari tempat tinggalku, bisa ngerepotin mbak kalo gitu caranya. Yaudah ah aku mau kerja dulu nanti telat lagi kalo banyak ngobrol sama mbak. Hahaha titip salam buat mas Rayan yah. Byeeeeee." Pamitku tanpa mendengarkan lagi omongannya yg pasti menolak saran dariku itu.Meskipun agak sedih dan sedikit kecewa tapi yasudah mau gimana lagi. Kalo mas Rayan mau makan siang sama mas Aldo ya aku gabisa larang juga. Nanti kapan-kapan kalo ada waktu aku ambil lagi kesini sekalian masakin makan siang buat mas Rayan. Sekarang waktunya kerja. Cari uang jangan ngerepotin orang terus. Rapalku dalam hati.
Ketika sedang menunggu bis untuk pergi ke tempat kerjaku. Tiba-tiba sebuah motor menghampiriku. Aku gatau siapa org yg sedang berhenti di depanku ini. Karena dari motornya saja aku tak tahu. Tapi ketika dia membuka helm nya. Jeng jeng jeng, ternyata si Revan kampret.
Ga heran sih dia bisa lewat sini dan tidak sengaja melihatku sedang menunggu bis di halte ini. Org rumahnya di sekitar sini, kalo ga salah di daerah belakang kantornya mas Rayan. Tapi gatau deh soalnya belum pernah ke rumahnya. Jadi ya jangan di tanya lagi yah.
"Ngapain lo disini? Jauh-jauh nyasar kesini." Tanyanya sambil keheranan.
"Habis nganterin makan siang ke kantornya mas Rayan." Jawabku apa adanya
Tiba-tiba raut wajah si kampret ini jadi bete.
"Yaudah mau berangkat kerja kan? Yuk bareng gue aja." Ajaknya kepadaku.
"Gue ga bawa helm van, nanti ada polisi gimana? Gue gamau tanggung jawab ah. Mending gue naik bis aja aman damai sentosa." Ucapku kepadanya
"Tenang Revan yg ganteng ini udah bawa dua helm buat Princess." Jawabnya sambil menunjukan helm yg dia bawa
"Geli banget van gue dengernya. Yaudah kalo gitu mah cus berangkat. Bisa hemat uang kan gue hahaha." Ocehku sambil memakai helm yg di berikan Revan.
"Eits lo pikir gratis nebeng sama gue, ya tentu ada bayarannya dong." Ucapnya sambil menoleh ke belakang.
"Ah tau gitu gue naik bis aja dah." Ucapku sedikit bete
"Yaudah silahkan aja kalo mau naik bis, jika lo liat jam maka lo akan mikir duakali buat nebeng sama gue." AncamnyaDan benar saja ketika ku liat jam ditanganku sudah menunjukan pukul 13.02 yg itu artinya kurang dari 1 jam lagi jam kerjaku dimulai. Sedangkan jarak dari kantor mas Rayan ke tempat kerjaku membutuhkan waktu 30 menit itupun kalo tidak macet, ditambah lagi bis yg aku tunggu tak kunjung muncul. Bisa telat kalo gini caranya.
Dengan terpaksa aku harus nebeng si kampret ini supaya tidak kesiangan.
"Yaudah gue nebeng elo deh. Buat bayarannya tar gue ganti bensin nya." Ucapku agak lesu
"Eits siapa bilang gue minta bayarannya ganti uang bensin." Tolaknya kepadaku
"Terus apa dong?" Tanyaku keheranan
"Malam minggu ini lo harus jalan sama gue." Ucapnya sambil tersenyum "Gimana? Deal?"
"Jika lo lupa gue udah punya pacar Revan mana mungkin gue jalan sama lo." Jawabku mengingatkan
"Peduli setan sama pacar lo yg so kaya itu, yg penting gue jalan sama elo, tapi kalo gamau yaudah." Katanya mengancamku
"Yaudah nanti gue minta izin ke mas Rayannya sama elo yah." Finalku
"Ogah. Mana mau gue ngobrol sama dia, kalo urusan minta izin mah ya bukan urusan gue, jadi lo aja sendiri yg ngomong jangan bawa-bawa gue." Cerocosnya
"Yaudah bawel udah berangkat ayo, tar malah kesiangan." Ucapku
"Siap princess." Ujarnya sambil melajukan motornya.Dan berakhirlah aku punya hutang sama si kampret ini. Tapi tak apalah cuman sekedar jalan biasa ini. Mas Rayan pun pasti ngizinin.
To be continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Pergi, Ayi
عاطفية"Kamu jangan deket-deket terus sama dia." Katanya tiba-tiba. "Kenapa memang? Dia kan temen aku mas." Jawabku menimpali "Pokoknya kamu jangan deket-deket sama dia, mas gasuka." Jawabnya dengan raut muka kesal. "Cemburu ini mah pasti." Kataku dalam ha...