Bagian 08

188 18 1
                                    

- Ayi POV -

   Aku terbangun saat alarm di kamarku berdering. Seperti biasa jam 5 pagi. Sudah jadi kebiasaanku setiap hari untuk bangun pagi. Meskipun jadwal kerjaku siang tapi aku tetap bangun pagi untuk mengawali aktivitas. Kulihat mas Rayan masih tertidur nyenyak sambil memeluk erat tubuhku. Sangat nyenyak sekali tidurku tadi malam. Bagaimana tidak, hampir semalaman mas Rayan tidak melepaskan pelukannya dariku. Aku sih nyaman-nyaman saja, enak malah hehehe. Tapi gimana sama mas Rayan yah. Apa dia ga pegal, secara tangannya itu dijadikan sebagai bantalku untuk tidur. Dan kulihat masih berlaku sampai aku bangun pagi ini. "Aku juga kok gatau diri sih, mau enaknya aja." Omelku dalam hati.

   Karena merasa kasian aku segera memindahkan tangan mas Rayan dan aku segera bangun. Tapi sedikit saja aku gerakan tubuhku, mas Rayan malah makin erat memeluk tubuhku. Lalu tiba-tiba..

"Mau kemana sih, masih pagi banget ini. Bentar lagi aja yah bangunnya. Mas masih ngantuk, masih pengen meluk kamu." Lanturnya dengan mata masih tertutup.
"Aku kasian sama kamu mas, emang ga pegel tangan mas itu di jadiin bantal sama aku semalaman loh." Tanyaku sedikit kasian.
"Engga. Udah ah sini peluk mas lagi. Mas masih pengen meluk kamu." Manjanya padaku.
"Yaudah kalo gitu, tapi 10 menit yaaa. Ga lebih." Kataku sambil memeluk
"Iyaa." Peluknya padaku sambil mencium kening ku.

   Aku bersyukur sekali punya pacar seperti mas Rayan. Meskipun mas Rayan itu sedikit cuek terus moody-an, tapi aku sayang banget sama dia. Terus di samping itu tersembunyi sifat-sifat yg gaakan pernah kalian kira sebelumnya. Ya contohnya sekarang. Mas Rayan itu manja banget kalo udah berdua, apalagi kalo ada kesempatan kaya gini, beuh dia mah gak bakalan nyia-nyiain kesempatan gitu aja. Makanya kalo udah kaya gitu dia pasti gamau di bantah. Sedikitpun. Makanya ya aku nurut aja.

   Satu jam kemudian...
"Mas udah yaa, aku bangun. Kan mau bikin sarapan buat kita. Udah mau jam 6 ini. Aku udah kasih kamu lebih dari 10 menit loh mas." Kataku sambil berusaha untuk bangun.
"Yaudah iya-iya." Katanya sambil melepaskan pelukannya.
"Mas mau bangun sekarang apa nanti?" Kataku sambil beranjak bangun.
"Nanti aja mas bangunnya. Masih ngantuk semalam mas ga tidur." Katanya yg membuatku heran.
"Kenapa mas ga tidur?" Tanyaku heran
"Gpp. Udah ah mas mau tidur lagi." Katanya sambil menarik selimut sampe ke dada nya.
"Yaudah kalo gitu. Nanti aku bangunin yah kalo sarapannya udah jadi." Finalku
"Iya sayaaaaang." Ucapnya kepadaku.

   Setelah itu aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku agar terasa lebih segar. Lalu aku berganti baju dengan baju rumahan saja, kaos polos warna kuning dengan celana hitam pendek selutut. Tak berselang lama aku langsung menuju dapur untuk membuat sarapan. Kupikir sebentar mau memasak apa, tapi setelah di ingat aku lupa belum berbelanja karena kemarin aku masuk siang dan pulang larut malam jadi tidak sempat berbelanja. Dan akhirnya dengan terpaksa aku tidak akan membuat sarapan. Tapi untuk sarapan kali ini aku masih menyimpan roti tawar di dalam kulkas. Dan sepertinya masih banyak selai coklat dan kacang di dalam lemari penyimpanan. Roti bakar sederhana kayaknya ga masalah deh.

   Aku pun segera membuatnya. Dan setelah itu aku pergi membangunkan mas Rayan. Karna tidak memerlukan waktu lama untuk sekedar membuat roti bakar.

"Mas bangun yu. Udah jam setengah 8. Kan kamu  juga harus ke kantor." Kataku sambil memeluk mas Rayan.
"Mas masih ngantuk sayanggg." Katanya sambil memelukku erat.
"Udah yu bangun ah. Mandi terus sarapan. Tapi maaf ya aku ga masak, ternyata aku lupa belanja jadi ya gini." Ucapku sedih
"Yaudah gpp." Katanya sambil berusaha bangun.
"Tapi aku bikin roti bakar kok. Rasa coklat kacang kesukaan mas." Kataku padanya.
"Yaudah terus kenapa tadi kamu bilang ga masak?" Tanyanya masih merasa ngantuk
"Iya kan kalo masak pasti ada makanan buat dimakan mas." Jawabku agak bingung.
"Lah terus roti bakar yg kamu buat ga bisa di makan?" Tanyanya
"Ya gatau ah. Udah ayo banguuuuunnn. Cepet mandi terus sarapan keburu dingin ih." Paksaku pada mas Rayan.
"Iya-iya mas mandi dulu." Katanya pada akhirnya.

Jangan Pergi, AyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang