PART 24 | Look Me In The Eyes

12.3K 1.6K 1K
                                    

Haloo Youniverse, masih semangat gak yaah ngikutin Mangata? Jangan lemas dan nyerah dulu yaa, lika-likunya Mangata nanti pasti ada titik terangnya. Soal tokoh ini dan itu akan bahagia atau tidak, tergantung mereka sendiri.

Jangan lupa tekan vote dan tinggalkan komentar yang ramai yaa. Aku berharap kalau di part ini bisa ada 700 komentar. Mohon untuk tidak lupa memberi dukungan, serta apresiasinya untuk Mangata.

So, enjoy it!

*





Langit Italia terkenal sebagai tempat terbaik bagi para bintang untuk menunjukkan eksistensinya. Jungkook mengakui itu, sangat-sangat mengakuinya luar dan dalam.

Pria itu tengah berdiri di balkon, sekarang sudah pukul delapan malam. Dia dan Hasa baru saja selesai membersihkan diri masing-masing dan gadis itu sekarang sedang mengeringkan rambutnya.

Setelah pertengkaran mereka tadi, sekitar pukul tujuh, keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkannya. Itu semua inisiatif dari si gadis Han, dia bilang,

"Jungkook, saat kita masih menjadi sepasang suami istri, kita selalu berbeda pendapat, bertengkar, tidak pernah memandang satu sama lain dengan baik. Sekarang, setidaknya walaupun terlambat, ayo ubah pandangan satu sama lain."

Bibir Jungkook diam-diam mencetak senyum. Angin malam menerpa kulit wajahnya dengan begitu sopan. Dia melihat masih banyak orang bermain di bibir pantai dan juga duduk di kursi outdoor.

Matanya menangkap sebuah pemandangan paling manis malam ini, lebih dari jumlah bintang di langit Italia.

Di sana, meja di dekat tangga, sebuah keluarga kecil dengan anak perempuan yang dipangku oleh sang suami. Mereka tengah berbincang dan sesekali akan mengajak bicara anaknya.

Jungkook menghela napas pelan. Dia menyugar rambutnya ke belakang lalu tertawa nyeri.

"Sir," panggil Hasa dari arah belakang namun Jungkook tidak mendengarnya karena terlalu fokus pada rasa sakitnya sendiri.

"Sir?" panggil Hasa lagi. Gadis itu mendekat, menyentuh lengannya dan Jungkook langsung berbalik menghadapnya dan menaruh keningnya di bahu Hasa.

"Maafkan aku..."

"Y-ya?"

"Maafkan aku—"

Pria itu menggantung perkataannya sejenak. Tangannya mencengkram besi pembatas balkon.

"—Istriku," lanjutnya yang meremas kehidupan Hasa sampai ke titik paling awal.

Mata Hasa memicing, dia mengangkat sebelaj tangannya guna mengelus surai Jungkook yang lembut dan harum.

"Aku bukan istrimu lagi, Sir. Tolong, jangan sebut aku seperti itu."

"Waktu akan membuatmu mengerti tentang apa yang aku lakukan. Benar-benar hanya waktu, Hasa. Tunggulah waktu menghampirimu dengan jawaban," ujar Jungkook berbeda konteks.

"Iya, aku akan menunggu waktu. Hidupku memang hanya untuk menunggu jawaban dari setiap pertanyaanku. Dan, Sir, apa yang kau lihat sampai telingamu memerah semua?" tanya Hasa.

Pria itu menegakkan tubuhnya dan menunjuk ke arah keluarga kecil di bawah sana. Wajah Hasa menghangat. Tangannya mengepal kuat. Dia terkekeh pelan setelah itu.

MANGATA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang