Hai, Youniverse. Wah, sudah lama aku mau up ini, tapi menunggu sudah ada 1k views dulu untuk part 1-nya, ternyata sudah lewat toh.
Mau mengingatkan, jangan lupa tekan vote yang ada di pojok kiri bawah dan juga berikan komentar seramai dan sebanyak mungkin ya. Kalau ada 300 komentar, itu sudah bagus untuk awal. Jangan lupa yaaa!
So, enjoy it. Selamat menikmati cerita penuh kepura-puraan ini!
*
Hati-hatilah dalam berbicara. Mulutmu harimau mu. Modal utama untuk seseorang menaruh rasa percaya padamu adalah perkataan yang dapat dibuktikan atau tidak. Senjata makan Tuan.
Perhatikan itu semua, karena yang ada di atas tersebut, benar-benar akan berlaku untuk hidup. Bodoh, Hasa melewatkannya. Bodoh, Hasa melupakannya.
Di sinilah dia, duduk di meja makan dengan Jungkook yang duduk di seberangnya. Pria itu terlihat rapi dengan kemeja hitam lengan pendek dan celana panjang warna senada.
Mau kemana si mesin uang ini? pikir Hasa.
"Jadi Kid, makan malam mu sekarang, bukanlah hidangan di atas meja, melainkan diriku?" tanya Jungkook.
Pemuda itu mengangkat wajahnya yang semula fokus pada ponsel. Sekali-kali dia akan tersenyum dengan jari-jarinya yang mengetik pesan. Terlihat seperti anak muda kasmaran, padahal tidak muda lagi. Hasa tertawa dalam hati karena bisa mencemoohnya sesuka mungkin.
"A-pa?"
"Lihat, kau tidak menyentuh makananmu sama sekali. Aku tidak punya waktu memperhatikan."
"Kau akan pergi?" tanya Hasa.
Si gadis Han memusatkan perhatiannya.
"Ya, kemungkinan tidak pulang. Aku—"
"Kemana?" potong Hasa. Tatapannya mulai serius pada pria yang tadi sore berciuman dengannya di dalam kamar. Itu ciuman yang memabukkan. Hasa akui, itu membuatnya ketahihan. Gila.
Tidak menjawab, Jungkook menaruh ponselnya lalu mengambil gelas air dan minum. Kemudian, kembali tanpa jawaban ataupun sepatah katapun, ia berjalan menjauh dari meja makan.
"Awasi dia, jangan sampai kabur, terluka atau tidur terlalu malam," pesan Jungkook pada seseorang yang berdiri di hadapannya.
Sepertinya itu orang itu baru saja datang, karena sejak Hasa sampai di sini, dia tidak pernah melihatnya.
"Baik, Mr Jeon."
"Dan satu lagi, pastikan dia menghabiskan makan malamnya. Aku titip, Hasa."
"Baik, Mr Jeon" jawab pria itu lagi.
Jungkook menghilang di balik pintu penthouse setelah mengambil mantel tebal dan syalnya. Hasa kembali fokus pada makanannya saat pria baru tadi berjalan mendekat, lalu membungkukkan tubuh saat berdiri di samping Hasa.
"Nona Han, saya akan menginap di sini, Mr Jeon tidak akan pulang."
Hasa menoleh, lalu ia mengubah posisi duduknya menjadi menyamping.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANGATA ✓
Fiksi Penggemar[Be wise: Mature + Erotic] Sulit, Hasa diminta menikah dengan sosok hitler dan dominan abadi seperti Jeon Jungkook. Sial atau menantang? ❝Jungkook, kalau aku tercebur ke sungai. Kau akan menolongku atau melihati saja?❞ ❝Aku akan menyuruhmu berenang...