PART 16 | Every Second We On Fire

11.8K 1.7K 1.1K
                                    

Haii haii Youniverse. Hari ini aku datang lagi bawa Mangata, kebetulan lagi lumayan senggang hari ini. Gak kerasa ya udah part 16 aja, sudah mau masuk kepala 2 ini storynya.

Jangan lupa tekan vote dan beri komentar seramai mungkin ya. Kira-kira, kalau part ini ada 700 komentar lagi, bisa gak yah?? Mohon dukungan dan apresiasinya. Semoga Mangata bisa aku bawa sampai ending.

So, enjoy it! Aku mau buat Youniverse pusing pokoknya.

*





Suasana kamar milik Jungkook sudah berbeda dibandingkan sebelumnya. Banyak baju berserakan di lantai, didominasi oleh pakaian si gadis Han. Lampu sudah padam, hanya sinar bulan yang masuk ke dalam kamar, menjadi penerangan alami yang memadai.

Jungkook membuka matanya. Dia sudah berusaha tertidur, berusaha menyusul gadis yang kelelahan di sampingnya itu. Si pemuda Jeon menoleh ke arah Hasa. Dia melirik pergelangan tangan si gadis Han yang diperban akibat luka tergesek kulit gesper.

Bibir Jungkook terbuka untuk mengembuskan napas, dia mengubah posisinya dan menggoyangkan tubuh Hasa.

"Hasa," panggilnya.

Si pemilik nama membuka mata dengan berat, dia belum sepenuhnya tertidur, sebab permainan ranjang mereka pun baru saja selesai setengah jam yang lalu.

Hasa melihat samar-samar Jungkook mengucapkan sesuatu karena bibir pria itu bergerak, hanya saja penglihatannya buram. Hasa memutuskan untuk benar-benar jatuh ke dalam mimpinya.

Jungkook mengubah posisi menjadi duduk di tepi ranjang. Dia mengusap wajahnya berulang kali hingga memerah.

"Menyusahkan," ujar Jungkook.

Dia menengadah dengan bibir terbuka lalu dia menggigit bibir begitu kuat hingga tercipta setitik cairan merah. Air mata mengalir membashi pelipis hingga leher dan dada telanjangnya.

Jungkook terisak cukup kuat malam itu. Tidak apa, setidaknya dia tau kalau yang mendengar isaknya hanyalah diri sendiri.

Setelah puas, Jungkook memutuskan pergi dari kamar itu. Di berjalan ke lantai bawah untuk menghampiri guci yang pecah berhamburan. Itu adalah hadiah ulang tahunnya dari Seoji. Benda yang biasa dijaga dengan baik olehnya karena gadis Choi itu mau Jungkook selalu menghargai pemberian.

"Ah, rusak parah" ujar Jungkook.

Dia mengusap matanya yang basah lalu menatap nanar ke arah keramik yang berserakan di dekat kakinya. Si pemuda Jeon mendekat ke arah sebuah lemari di dekat rak sepatu, dia membukanya dan mengeluarkan sesuatu yang berukuran cukup besar.

Lalu pemuda itu mengeluarkan ponsel guna menghubungi Soohyun. Untung saja si pemuda Kim itu masih terjaga di larut malam ini.

Pintu penthouse terbuka. Soohyun datang dengan pakaian santai. Mungkin pria itu sudah bersiap-siap untuk tidur.

"Ada masalah, Mr Jeon?"

Jungkook menggeleng.

"Bisa kau pasang ini?" tanya Jungkook sambil menyerahkan benda yang dikeluarkannya dari lemari.

"Apa ini?" tanya Soohyun. Dia memegang kotak besar berdebu itu.

"Ah, bukankah ini foro pernikahan Anda dengan Nona Han yang waktu itu ingin dibuang? Apa Anda memerintahkan saya untuk membuangnya lagi? Tidakkah Nona Han marah seperti waktu itu?"

Mendengar pertanyaan Soohyun. Jungkook jadi tersadar. Dia pernah ingin membuang foto ini saat hari kedua pernikahannya. Bukan atas perintah Seoji, tapi atas kemauannya sendiri dan Hasa melarang, bahkan rela bertengkar dengannya di pagi hari.

MANGATA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang