PART 35 | My Perfect Scenario

10.8K 1.5K 1.4K
                                    

Haiii, Youniverse. Iya, iyaa, aku selalu bacain saran kalian kok. Ending Mangata kita buramkan saja ya, alias, tidak ada yang tau bakalan selesai di part berapa. Kembali kita ngikutin alurnya saja, kalau dirasa pantas untuk selesai, nanti kuselesaikan. Okee?

Jangan lupa tekan vote dan beri komentar yang ramai. Terima kasih banyak atas apresiasinya di part kemarin, tembus 1K komen. Aku senangg banget. Mohon tetap dukung seperti ini yaaa.

So, enjoy it!

*





Mimpi, bisa dibilang bunga tidur, bisa dibilang juga sebuah kisah fantasy sementara, yang isinya terkadang indah, buruk, atau percampuran antara keduanya.

Selama ini, Hasa selalu identik dengan mimpi buruk saat jam istirahat tubuhnya dimulai. Baik setelah mengenal Jungkook, maupun sesudah mengenal pria itu.

Namun ada yang berbeda malam ini, entah karena ranjang kamar yang disediakan Seokjin begitu empuk atau bagaimana, Hasa menemukan mimpi lain.

Indah, sangat indah sampai dia rasanya siap untuk hidup di dunia mimpi itu sendiri. Tapi sebagian dari dirinya menolak keras. Banyak hal yang Hasa belum selesaikan di dunia nyatanya.

Kematian ibunya yang bisa dibilang ganjil. Kepergian Takuto Fukuda yang untungnya sempat meninggalkan pesan melalui sebuah surat.

Dan isi file yang diberikan Jung Hoseok saat mereka ada di Italia, tepatnya kota Sisilia. Kotanya para mafia dunia.

"Nona Han, Tuan Kim Seokjin memanggil Anda untuk sarapan di bawah bersamanya."

Hasa membuka kedua matanya yang tertutup, dia melirik ke arah pintu kamarnya.

"Iya," jawabnya sedikit kencang agar terdengar.

Sebab jarak antara ranjang menuju pintu kamar cukup jauh. Kamarnya besar sekali.

"Baik, Nona."

Suara derap langkah menjauh nampak menghampiri pendengaran Hasa. Gadis itu menyingkap selimutnya dan mulai menggulung rambut asal-asalan.

Dia berjalan gontai menuju kamar mandi. Melakukan tiga hal penting, buang air, menggosok gigi dan mencuci muka.

Selesai melakukan semuanya. Hasa memutuskan untuk langsung menghampiri Seokjin. Antara merasa tidak enak karena tau pria itu menunggunya, penasaran akan sarapan yang disediakan, penasaran juga bagaimana rasanya sarapan dengan orang lain.

Seumur hidup, Hasa hanya pernah sarapan bersama kakaknya, ibunya dan ayahnya, Jungkook, Taehyung, Yera dan Hanbyul. Sisanya, selalu sendirian.

"Pagi, Hasa" sapa Seokjin.

Pria itu tengah memegang ponsel dan memakai kacamata bening yang telah turun sampai hidung. Hasa mendudukan diri di seberangnya.

"Kenapa kau tidak sarapan lebih dulu?" tanya Hasa.

"Karena di penthouse ini sekarang ada dirimu, jadi akan lebih baik kalau sarapan bersama-sama. Tenang saja, aku tidak keberatan, diriku punya sifat kekeluargaan yang besar" jelas Seokjin percaya diri.

Dia melepas kacamatanya lalu menggosok kedua tangan sambil menatap Hasa.

"Bagaimana tidurmu?"

"Baik. Kamarnya besar dan nyaman. Apa ini sarapan kita?" tanya Hasa.

Gadis itu memerhatilan berbagai hidangan yang terlihat layaknya sarapan orang barat.

"Iya, kau tidak suka?"

MANGATA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang