PART 39 | Our Perfect Scenario

10.4K 1.4K 1.3K
                                    

Haloha, Youniverse. Bagaimana Caiden kemarin hari? Aku akan mengusahakan yang terbaik untuk ending Mangata dan untuk jalan cerita Caiden. Youniverse jangan bosan mampir ke sini untuk selalu baca storyku yaa.

Jangan lupa tekan vote dan beri komentar yang ramai. Aku berharap di part kali ini bisa ada 1K komentar, bagaimana Youniverse, sanggup? Banyak yang bilang, katanya Youniverse itu termasuk ganas lho.

So, enjoy it! Part yang begitu panas, memusingkan.

*





Sejak kecil, saat sebelum Jungkook menjadi sekelam ini. Pria itu adalah anak laki-laki yang menyukai bahkan jatuh cinta dengan kemerlap dunia. Dia menikmati bagaimana ayah dan ibunya membawa dirinya jalan keliling kota Seoul.

Lampu-lampu gedung tinggi pencakar langit, cafe yang warna-warni, pedangang jalanan, orang-orang yang berlalu lalang, lampu lalu lintas yang berubah warna. Jungkook begitu menyukai itu semua dan berulang kali mengingatkan diri agar ketika dia dewasa, dia harus menjadi orang kaya raya hingga bisa menguasai itu semua.

Tapi rasanya, mimpi masa kecil yang amat ambisius itu harus terkubur dalam-dalam sejak dirinya merasakan kenikmatan lain yang jauh lebih membara.

Lebih gila.

Intens.

Panas.

Bibir Hasa, ciuman mereka, lidah mereka yang saling tumpang tindih, kulit mereka yang bertabrakan, cairan lubrikasi yang menyatu, keringat yang mengalir. Semua itu adalah hal yang rela Jungkook kejar lebih dari kemerlap dunia tadi.

"Aku akan mengambil barang-barang kita. Tentu kau masih tahan kan? Walaupun kurasa di bawah sini sudah sangat basah."

Pria itu menekan jarinya ke arah privasi Hasa yang memang keadaanya sesuai dengan apa yang telah disebut Jungkook. Gadis itu, sangat terangsang, apa pun yang Jungkook lakukan guna menstimulasi tubuhnya, tak pernah gagal.

"Pergilah," ujar Hasa.

Bibir pria itu mencetak senyum nakal. Dia meraba dada si gadis Han sebelum meninggalkannya sendirian.

Hasa menutup kedua matanya. Jantungnya berdebar bukan main. Seluruh kulitnya panas, apa lagi kakinya juga mendadak lemas.

"Wah, ada jalang baru rupanya. Kenapa aku tidak pernah menemukan yang satu ini ya. Pasti jadwal malamnya padat."

Si gadis Han membuka sebelah matanya. Dia pikir, orang itu membicarakan orang lain, rupanya dia sendiri yang tengah dibicarakan.

"Lihat kulitnya, terawat layaknya tuan putri."

Orang asing itu mendekat dan Hasa membuka secara keseluruhan matanya. Gadis itu sedang tidak punya tenaga untuk melawan, hanya saja, kenapa Jungkook lama sekali? Atau perasaannya saja karena terdesak?

"Sedang tidak ada yang memesan, Nona?"

Pun Hasa menghela napas karena itu. Di hadapannya, ada dua orang pria yang terlihat sudah ada di umur kepala lima.

"Serang mencari pelanggan bukan? Bagaimana kalau bertiga? Nanti aku akan memesan kamar paling besar di sini. Kubayar tiga kali lipat dari biasanya kau bermain. Sebut saja harganya. Wah, gila, dari dekat ternyata lebih cantik. Dadanya berisi. Anak muda jaman sekarang benar-benar bibit unggul."

"Tuan kepala botak, maaf saja ya, malam ini aku sudah dipesan oleh seseorang" sahut Hasa.

"Berapa dia membayarmu?"

"Dia membayarku dengan seluruh hartanya," jawab gadis itu lagi.

Kedua pria itu saling melempar pandangan.

MANGATA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang