SPECIAL PART : The Last One Standing

13.6K 1.3K 1.2K
                                    

Haloha, Youniverse. Ini Special Part dari MANGATA. Di part ini nanti akan ada percepatan waktu, dan itu besar sekali. Maka dari itu perhatikan narasinya ya. Jangan sampai ada yang tertinggal.

Jangan lupa tekan vote dan beri komentar yang ramai. Kalau bisa, part ini diramaikan sekali ya? Kenang-kenangan. Nanti tolong scroll sampai akhir sekali, oke?

So, enjoy it!

*





Lampu sebuah kamar telah dimatikan beberapa menit yang lalu. Hasa duduk di tepi ranjang besar, dia menepuk-nepuk tubuh Jungha yang baru saja tertidur. Sementara Jungkook berdiri di belakang mereka semua. Bersandar di tembok serta memerhatikan dalam diam. Bahkan wajahnya terlihat sangat serius sekarang ini.

"Good night, Hero" gumam Hasa lalu mencium kening Jungha. Membenarkan selimutnya dan mengusap kepala anak itu.

Dia menoleh ke belakang, tatapannya bertemu dengan Jungkook. Pria itu memainkan bibirnya dengan gigi dan lidah. Digigiti dan dibaluri saliva terus-menerus. Entah apa maksudnya.

Hasa memberi isyarat bagi Jungkook untuk mendekat. Pria itu menggeleng dan memilih mengajak Hasa menjauh dari sana. Si gadis Han terdiam. Apa Jungkook tidak benar-benar menyukai Jungha? Ah, gadis itu menggelengkan kepala, dia harus berhenti untuk selalu berpikiran buruk.

Maka setelah Jungkook berangsur pergi. Hasa menyusulnya dengan cepat. Yera telah lama pulang. Katanya, tidak enak hati mengganggu waktu temu Hasa dan Jungkook yang pasti tidak akan jauh-jauh dari deep talk, kemudian deep yang lain. Atau sakadar kecup bibir, tapi akhirnya menggunakan lidah.

Harus Hasa akui jika pria itu sangat ahli dalam hal-hal menggoda. Apa lagi urusan ranjang. Dalam sekejap, Hasa merasa menjadi orang paling terpuaskan hasratnya di dunia ini. Kalau bisa memberi testimoni, dia akan memberi bintang 5 secara keseluruhan. Memikirkan hal sekotor ini, Hasa diam-diam tertawa.

Hal itu tak luput dari perhatian Jungkook. Pria itu memicingkan mata sambil melipat tangan depan dada. Mereka sekarang sudah duduk di ruang tengah kamar hotel besar itu. Tempat yang tadi dipakai untuk sedikit melepas rindu. Kalau dijelaskan lagi, intinya memuaskan diri masing-masing.

"Kau mengerikan," ujar Jungkook.

"Hah?"

"Kenapa tiba-tiba tertawa begitu?"

"Memangnya—"

"Kau jadi semakin manis, itu bisa membunuhku, Hasa" lanjut si pemuda Jeon yang membuat bibir Hasa sempat bungkam. Ah, apa dia tengah digoda dalam artian yang sesungguhnya? Seperti yang biasa Jimin lakukan pada Nara. Dalam hal ingin mendapat perhatian.

"Kalau aku tertawa setiap hari bagaimana?" tanya Hasa menanggapi.

Jungkook terkekeh pelan.

"Aku akan bahagia kalau begitu," jawabnya yang sangat menyenangkan untuk didengar.

Setelah mengatakannya. Jungkook kembali memasang eskpresi serius. Hasa pun menyadari suasana yang telah berubah. Dia harus merespon seperti apa nanti kalau pertanyaan yang Jungkook lontarkan di luar kuasanya?

"Kau pergi ke mana selama ini?" tanya pria itu. Hasa memainkan jarinya sebentar.

"Seattle."

"Apa saja yang kau lakukan di sana? Kalau tidak keberatan, bisa kau ceritakan secara garis besarnya?"

Si gadis Han tersenyum.

"Bukankah seharusnya kita membicarakan ini dulu tadi?"

Jungkook tertawa. Suasana kembali menghangat.

MANGATA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang