PART 33 | Still Play Hard To Get

10.1K 1.5K 1.2K
                                    

Halohaa, Youniverse. Masuk part tiga puluh tiga nih. Agak kesal ya hahaha, Jungkook baru ngomong cinta di part kemarin, perjalanan kita untuk kalimat itu saja sampai tiga puluhan part. Terus, gatau deh tulus apa enggak, soalnya posisi ada Hana sih...

Jangan lupa tekan vote dan beri komentar yang ramai yaa. Aku harap part ini ada 700 komentar, bisakah??. Mohon selalu dukungan dan apresiasinya, Youniverse.

So, enjoy it! Kalian kuat sekali ya dengan slowburn.

*





Ibu jari Jungkook yang panas, mengusap bibir Hasa. Si pemilik bibir tengah menetralkan pernapasannya yang begitu memburu. Matanya terpejam menikmati bagaimana sensasi bibirnya disentuh pria bermarga Jeon itu.

Kaluau seandainya sentuhan Jungkook bisa membuat Hasa gila dan merasa hancur berulang-ulang kali, maka bisakah sentuhan itu juga yang menyelamatkannya?

"Aku tidak punya apa pun untuk menerima kabar darimu," ujar Hasa.

Jungkook mengusap lipstick yang meluber mengenai dagu dan sekitaran pipi Hasa, akibat dari ciuman mereka yang tidak pelan-pelan. Kasar, seperti kehausan.

"Ponselmu kemana?" tanya Jungkook.

Hasa membuka matanya.

"Taehyung mengambilnya, beserta uang dan kartu penting, semuanya. Tapi dia akan memberiku ponselnya sesaat sebelum tidur malam."

"Dan dia memeriksa seluruh aktivitas ponselmu?" tanya Jungkook lagi. Si gadis Han mendongak lalu mengangguk.

Suara desahan pelan keluar dari bibir Jungkook. Di luar dugaannya.

"Kau nyaman dikekang dengan Taehyung?"

Binar Hasa memudar seketika karena pertanyaan berbobot menyakitkan itu keluar dari belah bibir pria yang pernah menjadi suaminya, atau mungkin, masih(?)

"Aku tidak bisa berlama-lama di sini, Seoji akan curiga. Hasa, aku ingin menitipkan pesan Byul untukmu. Katanya, kalau ada waktu untuk bertemu dan main serta makan es krim bersama, tolong jangan dilewatkan. Dia bilang juga, dia tidak mau memiliki waktu sedikit denganmu sama seperti ibunya yang mati tertembak pihak Dominic. Hasa—"

Jemari Jungkook memijat pelan pundak Hasa.

"—Putuskan sesuatu sebelum terlambat seperti hidupku. Aku pergi dulu."

Pria itu benar-benar keluar dari toilet. Hasa kembali mendekat ke arah cermin. Dia menyentuh bibirnya yang dingin, lembab, sedikit bengkak.

"Choi Beomgyu, maafkan noona yang bodoh ini. Seharusnya kau tidak perlu menjadikanku panutanmu. Hidupku berantakan, semua yang pernah berhubungan denganku akan berakhir menyedihkan. Ibu, Jungkook, Taehyung, dirimu, Byul."

Wajah Hasa mendongak.

"Benar kata Yoongi, aku ini egois. Dan tidak ada satupun orang di dunia ini yang bisa menghancurkanku, karena aku seperti ditakdirkan untuk meleburkan diriku sendiri nantinya."

Lalu dia kembali teringat perkataan Namjoon mengenai Seokjin. Kira-kira, jika dia menyerahkan semuanya untuk menggaet pria itu ke dalam drama murahan ini, apa akan cepat selesai.

Tapi, Hasa tidak punya apa-apa lagi, kecuali pemikirannya, kemampuannya atas latihan Yoongi dan Namjoon, serta

"Tubuhku?" monolog Hasa.

Gadis itu tertawa kencang. Dia harus memberikan tubuhnya pada Kim Seokjin?

Gila.

Otaknya benar-benar sudah berhenti memproduksi ide.

MANGATA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang