Persiapan Pernikahan

79 4 0
                                    

H-3.

Siang ini gedung tempat dimana pernikahan Rea dan Elden akan berlangsung tengah dihias. Meski acaranya tidak besar seperti kemarin, tapi Wilda dan Arshita tetap ingin memberikan yang terbaik untuk anak anaknya.

Sengaja mereka mengadakan acara pernikahannya di Bogor. Agar mereka tetap bisa memeriahkan acara yang dibantu oleh banyak sanak saudara dari kedua keluarga tanpa mengundang kecurigaan para tetangga. Toh Bogor lumayan jauh dan kecil kemungkinan ada orang yang mereka kenal melihat acara ini.

Erick dibantu oleh sahabat sahabat Rea dan Elden ikut mendekor tempat acara. Mereka rela izin sekolah demi ikut andil dalam acara sahabat karibnya.

"Lo pasang yang disana. Biar gua, Ara sama Arjun angkut kursi," ujar Nizar saat melihat mobil datang dengan kursi kursi tamu di dalamnya.

"Oke," sahut Gerald.

Semua bekerja dengan rapih. Sesekali mereka tertawa atau meledek Elden dengan kalimat,

"Siap siap lo dari sekarang. Minum jamu kuat kalo perlu."

Dan berakhir dengan Elden menjitak mereka satu persatu, membuat Rea, Adilla dan Alita tertawa melihat wajah tengil mereka.

H-2.

Hari ini Elden cs tidak ada. Mereka harus mengikuti pensi yang sedang diakan di sekolah. Mengingat mereka merupakan tim inti basket mengharuskan mereka untuk tetap hadir meski harus pulang pergi Jakarta - Bogor di hari yang sama. Arjun dan Adrian pun tidak ada. Mereka juga ikut meramaikan pensi sebagai anggota kelas. Hanya Rea, Adilla dan Alita yang tetap di Bogor.

Keduanya tengah sibuk memilah dan memilih gaun bridesmaid yang akan dikenakan mereka pada acara nanti. Mereka juga tengah mencarikan tuxedo untuk para cowok cowok yang senada dengan gaun mereka nanti.

Rea juga belum fitting gaun. Harusnya Elden pun fitting hari ini. Tapi karna Elden tidak ada jadi hanya dirinya dulu saja yang fitting.

Untung saja sahabat Wilda dengan senang hati berkenan ikut berpartisipasi dalam pernikahan Rea dan Elden. Mengharuskannya pindah ke kantor cabangnya yang berada di Bogor dan membuat gaun super dadakan untuk acara anak dari sahabat karibnya.

"Kayanya ini aja nih. Gaun lo kan putih ya, Re. Nah punya kita ini aja silver, biar elegant," ujar Alita sambil memperhatikan salah satu semple gaun di patung.

Adilla mencoba membayangkan. "Astaga kaya kawinan Felito dong."

"Ya gak papa anjir orang mereka gak bakal dateng kesini," sahut Alita membuat Adilla tertawa.

"Yaudah. Yang cowok tuxedo silver sama kameja putih buat dalemnya. Gitu?"

Dengan senyum merekah Alita menatap Rea dan Adilla bersamaan. "Deal!"

H-1.

Hari ini tiba giliran Elden yang melakukan fitting. Temannya yang lain pun ikut fitting. Hanya untuk menyesuaikan ukuran saja karna sudah pasrah pada pilihan kedua gadis yang seharian kemarin sudah menghabiskan waktu untuk menyiapkan segalanya.

"Tinggal sehari lagi, Re. Semua yang udah lo lakuin akan berbuah manis hari besok," ujar Adilla.

Rea terenyuh mendengarnya. "Makasih banyak kalian udah dukung gue sampe di titik ini. Gue gak tau gimana nasib gue kalo seandainya gue tetep nekat tutupin ini semua."

Alita menangis. Ia merangkul kedua sahabatnya. "Gue mau ini yang terakhir, Re. Jangan ada rahasia lain yang lo tutupin dari kita."

Adilla ikut mengangguk. Matanya sudah membasah. "Kita ada buat lo. Apa gunanya kita tetep sama sama dari dulu kalo pas susah lo mau jalan sendiri di belakang kita?"

Rea tersenyum tulus. "Gue janji."

IK HOU VAN JETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang