Target Erick

57 5 3
                                    

"Ah gila lo serius udah balikan sama Clara?" pekik Aji sambil menegakkan tubuhnya.

Zio, dengan segala kesombongannya ia melipat tangan di dada sambil menaikkan satu kakinya. "Cewek kaya Clara gak bisa gue lepas. Gue serius sama dia, masa gue mundur gitu aja?"

Sinta mengangguk anggukan kepalanya. "Salut sih, tapi sorry kalo respect gue sama cewek lo itu minus."

Zio mandang Sinta seakan paham kemana arah ucapannya. "Selo aja. Pelan pelan gue bakal invite dia ngobrol sama kita gini biar doi tau sekental apa hubungan kita semua."

Erick noyor Zio keras. "Halah bahasa lo sekental apa, najis banget."

Jian mencebik. "Nyari kecengan dong biar kita bisa kumpul sama doi masing masing."

Seketika Aji mendelik. "Diem lo biji karet. Mentang mentang udah taken tuh mulut lanjay banget nyinyirin jomblo," sungutnya sinis buat Sinta ketawa keras.

"Relate banget sih, kalo udah ada doi manusia baik baik pun bisa jadi orang paling sombong se fakultas," ujarnya sambil tertawa renyah.

Jian mendelik. "Gak gitu maksudnya kan seru aja gitu liat di ig banyak foto lagi hangout ke puncak atau kemana gitu bareng temen setongkrongan terus pada bawa gandengan masing masing. Gue jadi pengen cuma sayangnya temen temen bajingan gue ini belum pada punya masa depan."

Zio bahak keras liat Erick mendengus keras. "Lo bertiga belum punya masa depan anjir," cibirnya pada Erick, Sinta dan Aji.

Erick menoleh. "Sialan. Gini gini gue jalan sambil gerak nyari gandengan. Cowok mah maen aman, ada target ya pepet sampe dapet baru public, gak kaya cewek yang ribet duluan curhat sana sini giliran gagal heboh bikin story," ledeknya sambi tertawa.

Sinta menoleh. "Gue sih bukan cewek," sahutnya kalem.

"Halah bukan cewek juga kalo ngadepin cowok gak pekaan lo suka misuh misuh sama kita," sindirnya sambil minum es teh milik Sinta lalu bangkit dari duduk. "Kalo gak ikhlas ngomong, ini gua kebanyakan makan jajanan lo jadi mules."

Sinta noleh. Ia mendecih. "Lagian gak modal banget jadi cowok."

"Gimana mau ada gandengan," tambah Jian meledek.

"Berisik lo anjing." Zio dan Jian ketawa keras liat Erick ngacir kearah toilet.

Erick masuk ke toilet pria dengan terburu buru. Toiletnya terlihat sepi, mungkin cuma dia yang mules pengen ke toilet dijam jam hampir masuk kelas seperti ini.

Baru saja Erick membuka salah satu bilik toilet, tiba tiba gerakannya terhenti saat matanya menoleh kearah yang salah. Dengan perasaan campur aduk Erick kembali berjalan mundur guna memastikan penglihatannya.

What the fuck?! Sejak kapan nih kampus ada setannya anjing!

Dalam hati Erick mengumpat keras saat melihat sosok perempuan didepan wastafel tempat cuci muka tengah merunduk.

Lo cowok Rick, gak usah cupu pake segala takut gituan.

Dengan pelan Erick berjalan kearah perempuan itu yang detik berikutnya ia jadi menjengit kaget bersamaan dengan perempuan tadi yang juga ikut tersentak saat dirinya menegakkan tubuh. Perempuan tadi refleks noleh ke belakang dengan mata melotot kaget.

Detik itu juga Erick melebarkan matanya melihat siapa perempuan itu. "Lo?" tunjuknya.

Perempuan tadi bukannya gugup ketauan ada ditoilet cowok, malah masang wajah nyolot yang berhasil buat alis Erick bertaut.

"Ngapain lo disitu?" tanya cewek itu nyalang.

Erick melotot mendengarnya. "Gak salah? Yang ada tuh gue yang nanya gitu, ngapain lo disini?" tanya Erick balik. "Lo gak baca di depan ada tanda ini toilet cowok segede gaban gitu?"

IK HOU VAN JETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang