Happy reading!!!
.
.
.
.
"Rea sama Elden beneran pacaran, Zar?" tanya Adilla pada kekasihnya.
Sejak malam itu, mereka resmi berpacaran. Sebenarnya selama beberapa minggu ini mereka sudah menjalin hubungan yang bisa dibilang 'PDKT' tanpa sepengetahuan banyak orang. Jadi saat dikafe kemarin, Adilla berani bicara bahwa ia menyukai Nizar. Gila aja kalo Adilla berani ngomong gitu tanpa ada ancang ancang, bisa malu tujuh turunan dia.
Dan saat ini mereka sedang berada ditoko buku. Tengah duduk dibangku yang disediakan untuk sekedar membaca baca buku yang juga sudah disediakan disana.
Nizar menoleh. "Maybe." jawabnya sambil mengedikan bahu.
Alis Adilla terangkat, pertanda kurang paham. "Maybe?" ucapnya mengulang.
"Gue gak tau hubungan mereka apa. Elden gak pernah cerita sama gue atau pun yang lain. Gak pernah klarifikasi juga pasal berita yang ngedar." terang Nizar sambil terus membuka halaman demi halaman buku yang ia pegang.
Inilah salah satu kelebihan seorang Nizar Arez Pahlevi. Ia bisa dengan mudah menyimak sebuah perbincangan yang melibatkan banyak pihak sekalipun, sambil memahami isi dari buku yang ia baca.
Terdengar sepele mungkin. Tapi coba kalian praktekan. Fokus kalian pasti buyar pada keduanya. Entah mantra apa yang anak hasil dari penyatuan antara nyonya Rere dengan tuan Firdan itu bacakan, sampai ia bisa se wah itu.
Nizar mengangkat wajahnya sekilas, "Kenapa nanya gitu?"
Adilla menipiskan bibirnya. "Gak tau. Kayak aneh aja gitu mereka tiba tiba deket. Dan Rea juga gak pernah cerita apapun sama gue."
Nizar menegakan tubuhnya. Menatap lurus kedepan. "Gue juga ngerasa ada yang janggal."
Adilla menolehkan tubuhnya menghadap Nizar sepenuhnya. "Sejak mereka satu kelompok, kayak banyak kejadian aneh yang berkaitan. Lo nyadar gak?"
Nizar mengangguk mengiyakan.
Membuat Adilla melanjutkan ucapannya lagi. "Pertama, mereka berdua sempet izin beberapa hari setelah tugas dikumpulkan. Itu pun cuma Elden yang nganterin, Rea nya gak tau kemana."
"Kedua, mereka juga masuk sekolah barengan. Meskipun begitu masuk mereka ngasih alesan yang berbeda dan kedengerannya cukup logis buat dipercaya, tapi tetep aja kayak ada yang aneh gitu."
"Nah ketiga, sejak saat itu mereka jadi berangkat berdua terus. Udah kayak orang pacaran beneran."
Nizar terperangah melihat sisi lain dari Adilla. Dia yang dikenal pendiem dan paling normal diantara keempat sahabatnya, kini menjelma menjadi sosok cerewet yang menggemaskan.
Merasa ditatap dengan sorot yang aneh, dengan cepat Adilla meraup wajah Nizar. "Gue serius ini. Lo malah bengong gak jelas." gerutu Adilla.
Nizar terkekeh sambil mencubit pipi Adilla yang bahkan tidak ada cubby cubbynya. Tapi semua itu cukup,
Manis.
Itulah yang Adilla rasakan. Se pendiam apapun Adilla, dia tetep cewek normal yang pasti baper kalo dimanisin sama cowok. Apalagi pacar sendiri.
"Lo kok jadi cerewet?" goda Nizar.
"Ish nyebelin lo!" hardik Adilla.
Tawa Nizar meledak. "Yaudah yaudah. Jadi gimana?" tanya nya mulai serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
IK HOU VAN JE
Fiksi Remaja[Complited] "Alita jawab tante. Siapa yang hamilin Rea?" Dengan terbata Alita menyebutkan nama yang membuat dunia Arshita hancur dalam sekejap. "O-om Angga. Pelakunya om Angga, tan. Om Angga yang udah rusak Rea hari itu." Seketika Arshita terdiam. I...