Saat Elden Cemburu

77 7 6
                                    

Rea makan dengan lahap, tanpa memperdulikan tatapan kedua pemuda dikedua sisinya yang tengah perang mata sejak dua jam yang lalu.

Tadi Arshita sempat menemani keduanya namun hanya sebentar karna tadi ada panggilan dari rekan bisnisnya dan sampai sekarang masih setia di dalam kamarnya.

Dan Arka, sejak kejadian tadi ia langsung masuk ke kamar dan belum keliatan batang hidungnya sampai saat ini.

"Kamu gak kenyang Re?" tanya Elden pelan. "Liat itu kamu udah abisin makanan makanannya bang Arka," tunjuknya keatas meja membuat Regha maupun Rea refleks mengikuti arah telunjuknya.

Dan Regha, lagi lagi ia mendengus mendengar panggilan aku - kamu yang dilakukan Rea dan Elden. "Apaan lo sok manis pake acara aku kamu an segala," decaknya sinis.

"Peduli apa gue sama lo?" sahut Elden membuat Regha mendelik. "Lagian lo ngapain masih disini? Sana lo pulang," usirnya santai.

"Yang ada tuh elo ngapain jam segini masih dirumah cewek gue, gak malu lo jadi obat nyamuk?" sahut Regha sensi.

Elden tersenyum mendengar ucapan Regha yang dengan pdnya mengklaim gadisnya sebagai kekasih. "Emang Rea nganggap lo cowoknya?"

Seketika Regha menggeram. "Anjing lo."

Baru saja keduanya bersiap melanjutkan adu mulut, tiba tiba Rea yang semula bersandar disofa kini menegakkan tubuhnya sambil menaruh piring ke meja.

"Bisa tenang dikit gak? Lo berdua gak liat gue lagi makan?" suara Rea terdengar nyalang membuat keduanya ciut.

Tapi Regha tetaplah Regha, si manusia yang selalu numpahin kesalahan dirinya sendiri ke orang lain. "Salahin aja MANTAN cowok lo itu." dengan sengaja ia menekankan kata 'mantan' dengan wajah mengarah pada Elden. "Lagian ngapain sih dia masih disini?"

Rea menolehkan wajahnya ke kiri guna menatap Regha dengan datar.

Baru saja ia akan mengeluarkan omelannya, tiba tiba wajahnya dibelokan kearah kanan dengan sengaja. "Cowok lo disini, gak usah liat kesana," celetuk Elden.

Rea melongo.

Sementara Regha langsung panas ditempat melihat adegan didepannya. "Apa apaan lo, gak usah nyari nyari kesempetan lo sama cewek gue." ia menepak tangan Elden yang masih setia memegang dagu Rea membuat keduanya tersentak.

Seakan tersadar, dengan cepat Rea kembali menengahi. "Kalo lo berdua mau berantem mending pulang sekarang," titahnya lugas.

"Dia tuh yang duluan, ngapain coba megang megang dagu lo." Regha menunjuk Elden membuat Elden melotot tak terima.

"Emang apa masalah lo? Dia cewek gue. She is mine," sahut Elden dengan nada dingin namun tetap menyiratkan ketegasan di dalamnya.

"Heh gak usah ngaku ngaku lo. Lo berdua itu udah putus dan sekarang dia cewek gue," sahut Regha semakin menjadi.

"Kata siapa kita putus? Gak usah kobam lo, gue gak akan sudi mutusin Rea demi lo."

"Apa peduli gue? Pokoknya sekarang Rea itu cewek gu-"

"Lo berdua mau gue usir atau keluar sendiri?" tanya Rea dengan suara jengah. "Sadar gak? Lo berdua sok sok an mau jadi cowok gue mau jagain gue tapi jaga emosi aja gak bisa, gimana gue mau nerima lo berdua?"

Wah seorang Edrea Kyra Arundati ceramah guys.

Regha dan Elden seketika bungkam.

Rea berdecak pelan. "Gitu dong, kalem kalem daritadi." ia pun melanjutkan acara makan makannya yang tertunda.

Tanpa sepengetahuan Rea, Elden dan Regha masih sempat sempatnya saling melempar tatapan tajam sebelum ketiganya mulai diam dan fokus pada tayangan di tv.

IK HOU VAN JETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang