Elden vs Regha

70 6 3
                                    

Sambungan dari Elden sudah terputus. Elden sendiri yang mematikannya. Rea berusaha menetralkan perasaannya yang senang bukan kepalang saat mendapat perlakuan yang menurutnya sangat manis dari Elden. Elden begitu paham dengan situasinya saat ini meski dia belum tahu apa yang terjadi antara dirinya dengan Regha.

Baru saja hatinya lega, tiba tiba mata indahnya disuguhkan oleh notif yang membuatnya kembali meradang.

Regha
21.43
Jangan tidur malem malem
Gue mau pergi balapan dulu

21.56
Kenapa gak bales?
Lo lagi ngapain?

1 panggilan tak terjawab
1 panggilan tak terjawab

21.59
Kenapa sibuk?
Lo lagi telponan sama siapa?

22.02
Lo lagi telponan sama Elden kan?
Matiin.

Oh pantes tadi Elden bilang Regha nelpon. Mungkin dari situ Regha tahu bahwa dirinya sedang bertukar panggilan dengan Elden karna nomor Elden sedang sibuk.

Eh tapi kenapa pas lagi teleponan sama Elden tadi ia tidak sadar ada panggilan masuk ya? Padahal tadi pas Elden yang nelpon dia sadar.

Mungkin ini yang disebut kekuatan cinta.

Notif kembali masuk.

Regha
Sumpah demi apapun gue bakal datengin rumah lo kalo lo masih telponan sama dia

Ini apa sih?! Kenapa dirinya jadi berurusan dengan dua cowok posesif gini? Yang satu cemburunya nyeremin, yang satunya lagi malah ngeselin.

Apa?

Ngapain telponan sama mantan?

Siapa?

Gak usah pura pura bego
Nomer si Elden tadi sibuk
Lo juga

Gue telponan sama orang lain

Gue gak suka dibohongin

Gue gak peduli

Rea!!

Apa sih?!

Lo ngerti gak sih kalo gue gak suka lo masih berhubungan sama dia?

Gue mau tidur

Dengan cepat Rea mematikan data selulernya. "Hidup lo gak akan tenang lagi, Rea."

***

Motor Merah Elden baru saja memasuki pekarangan rumah bercat putih gading milik Rea. Setelah mematikan mesin, ia membuka helm full facenya. Elden mendengus melihat motor hitam terparkir didepannya. "Dasar plagiat," cebiknya.

Elden pun turun dan mulai melangkah. Terlihat jelas dari arah gerbang, ada Regha dan mamanya Rea didaun pintu. Entah sedang apa.

Dengan senyum memikat, Elden melangkah pasti kearah keduanya. "Assalamu'alaikum, tanteu." Elden mencium tangan Arshita.

Regha refleks menoleh ke samping, mendapati musuhnya itu sudah berada tepat disebelah kanannya. Ia melengos malas.

"Waalaikumsalam. Eh nak Elden." meski bingung, Arshita tetap menyapa hangat kedua pemuda dihadapannya ini. "Kamu kemana aja?udah lama gak main kesini ya," ujar Arshita.

IK HOU VAN JETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang