Mulai possessive

160 14 3
                                    

Sebelum baca, alangkah baiknya kita membaca Basmalah dan vote terlebih dahulu, hehe

Cek mulmed, biar tau kayak apa wajah Rea beserta rengrengannya.

HAPPY READING!!!


"Ah gila. Udah berapa abad kita gak main gini?"

"Dua minggu yang lalu kita hangout bareng dikafe yang lo bilang bagus ternyata filed kalo lo lupa."

Adrian mendengus mendengar sindiran halus Alita. "Gue gak tau kalo tuh tempat ternyata crime cafe." Alita hanya melengos.

Saat itu, mereka berlima pergi ke kafe yang direkondasikan Adrian. Lokasinya lumayan jauh, tapi karna diiming imingi tempat yang bagus, makanan enak dan wifi gratis tentu membuat keempatnya turut. Saat sampai disana ternyata tempat itu ditutup karna terbukti melakukan jual beli obat terlarang didalamnya.

"Lain kali jangan so so an. Apapun rekomended lo gak pernah ada yang succes." ledek Arjun sambil tertawa renyah.

"Terusss." desis Adrian.

Semua tertawa.

Sejenak mereka tenggelam dalam kehidupan masing masing. Alita dan Arjun yang tengah memotret makan diatas meja untuk dijadikan instastory. Adilla yang tengah berbalas chat dengan Nizar. Adrian yang tengah memotret sepatu hitam miliknya sendiri dengan angel suasana cafe yang tengah ramai. Dan Rea dengan segala keisengannya tengah memotret Adrian yang duduk tepat didepannya untuk dikirimkan ke Elden. Entah kenapa ia suka melihat ke kesal an Elden saat ia cemburu.

"Kalo mau paparazzi, blitznya matiin dulu kali." Rea terperanjat mendengar sindiran Adilla. Semua mengangkat wajah, memandang ponsel satu persatu guna mencari milik siapa yang blitznya menyala.

Dengan gerakan kilat Rea menurunkan ponselnya ke bawah, ia mematikan blitz dan berdecak dalam hati. Rea bego.

Tak kuasa menahan tawa, Adilla pun menyemburkannya dengan suara yang renyah.

"Gue mau foto makanan." beritahu Rea.

"Makanan apaan? Hp lo ngadep si Adrian gitu. Gagal move on, Re?" ledek Adilla.

Semua membulatkan matanya. "Hah?" begonya Adrian, ia yang dibahas, ia juga yang gagal paham.

"Apaan sih." desis Rea.

Adrian memandang keduanya bergantian. "Lo berdua bahas apaan?"

Dengan sisa tawanya, Adilla mengangkat bahu tanda tak tau.

"Lupain."

Rea menebalkan wajahnya. Ia pun mengirimkan foto tadi pada Elden dengan caption pap.

"Masa nongkrong gini gini doang. Ayo dong main." keluh Alita.

"Mau main apa?" tanya Arjun.

"Yang jelas jangan TOD."

Alita mengangguk setuju dengan ucapan Adrian. "Bosen."

"Terus apa?" tanya Arjun lagi.

"Sambung lagu aja. Kita sambung lagu dari kata terakhirnya." usul Adilla.

Semua saling noleh.

"Boleh."

"Seru kayaknya. Kuy lah."

"Gue mah ngikut ae."

Rea hanya mengangguk.

"Yang gak bisa nyambungin, harus Truth or Dare." ujar Arjun.

IK HOU VAN JETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang