Tara menuruni mobil dengan terburu-buru, sempat mengumpat dalam hati kala sadar sling bag nya tertinggal ia lalu berlari dengan tergopoh kedalam gedung akademi.
Mampus men, telat...
Dalam hati Tara merutuk kesal pada tuan puteri manja yang sulit bangun itu. Apalagi dengan mood buruknya tadi pagi, sudah dipastikan Jean yang akan mengambil alih segalanya hari ini. Kecuali jika ia harus bertemu dengan Lordy, ia pikir semuanya aman.
Kalau kalian tanya sejak kapan semuanya seperti ini? Jean sendiri tak ingat kapan dirinya benar-benar terpisah dengan jiwa Tara. Namun ketika gadis itu beranjak dewasa, kepribadian buruknya benar-benar terbentuk nyata dalam dirinya. Berbeda dengan ketika masa kecil dimana Jean masih bisa mengontrol sifat buruk anak itu.
Pada suatu hari, ia terbangun dalam tubuh Tara tetapi sama sekali tak bisa mengontrol tubuhnya. Ia layaknya disuguhkah film layar lebar dimana ia duduk di kursi penonton dan hanya berkomentar. Satu hal yang terbaik adalah ia bisa berkomunikasi dengan pemain utama. Dimana dimatanya, Tara adalah pemain utamanya. Mereka saling berbicara, memaki, berdebat mengenai yang benar dan yang salah, dan sesekali bercanda. Sejak itulah ia sadar, bahwa ia benar-benar hidup di tubuh pemeran antagonis.
Mungkin Nona Fon yang seksi itu benar, semuanya terjadi karena rasa takut yang nyata dalam diri Tara.
Uh.. memikirkan mbak-mbak itu membuat Jean jadi merindukannya. Meski itu sama sekali tak menjawab teka-teki mengapa ia tak bisa mengontrol Tara dengan benar.Terburu-buru berlari di koridor tanpa memperhatikan kanan kiri, tanpa sadar ia menabraknya seseorang yang berjalan dari arah sampingnya.
Brukk
Gadis itu terpental hingga badannya menabrak tembok. Berbeda dengan Tara yang punya tubuh lebih berisi meski terjatuh ia masih bisa menjaga posisinya.
Ia sontak berdiri dan berjalan dengan cepat sebelum akhirnya dua langkah pertama kakinya terhenti.
Iya, ia masih punya hati nurani. Bodo amat kalau nanti Tara yang dihukum.
Ia mendesis kemudian mengulurkan tangannya pada gadis ringkih itu. "Sorry, sini bangun." Ujarnya.
Gadis itu memegang lengannya, kemudian mengangkat kepalanya dan nampak terkejut ketika mendapati seseorang yang membantunya adalah Tara. Ia sontak menunduk. "Saya yang seharusnya minta maaf."
Namun bukan hanya gadis itu saja yang terkejut, cara kerja dunia Jean bahkah sempat terhenti sejenak untuk mengagumi bingkai wajah mungil berpahat mata besar berpayung bulu mata lentik, hidung kecil yang mancung, dan jangan lupakan bibir mungil merah muda itu. Ia seolah berada di efek slowmo aplikasi kecantikan dengan bunga-bunga bertebaran ketika gadis itu mengangkat wajahnya. Ia rasa tuhan pasti sedang bahagia ketika menciptakannya.
Namun ia segera menggeleng, telat di hari pertama masuk sekolah itu mimpi buruk. Ia bisa mengagumi wajah gadis itu nanti. Itupun jika ia bisa bertemu dengannya lagi.
"Ah.. bodo ah. Aku duluan, sampai jumpa."Kakinya berlari dengan cepat menuju gerbang besar yang membatasi gedung-gedung pembelajaran dengan lapangan yang ia sendiri belum paham bagaimana gambarannya. Pikirnya, semua akan baik-baik saja ketika kakinya menginjak lapangan dengan selamat namun itu jelas imajinasinya saja. 2 orang pria dan seorang wanita mencegatnya tepat ketika ia baru saja mendorong gerbang. Jangan lupakan tatapan pencabut nyawa yang terang-terangan diarahkan kearahnya, batin Tara bisa mendengar kalimat 'Selamat datang di neraka anak muda.'
Kabar buruknya, Lordy yang berdiri diatas mimbar pemimpin tengah menatapmya dengan tajam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream With Sleep
FantasyDream With Sleep adalah novel karya Bolli Ethan yang ke-3 sekaligus terakhirnya sebelum sang penulis wafat. Kabarnya, novel ini mencari tumbal kematian tiap tahunnya. Namun bagaimana jadinya jika ternyata dibalik kematian itu ada kehidupan baru yang...