Apa yang biasanya kamu mimpikan ketika tidur?
Kalau aku, mungkin bermimpi untuk mengadakan resital piano di Grand Lat Hawn. Bukankah keren? Hey! Itu impian semua musisi!
Harusnya begitu, tapi entah mengapa mimpi kali ini aku jadi udara. Iya, udara. Tak punya bentuk fisik, dan bertindak layaknya orang ketiga dalam karya sastra tulis. Lalu kalian tahu lucunya? Itu aku!
Iya aku, yang tengah berbaring di ranjang dengan berbagai peralatan medis. Lalu pada saat itu rasanya seperti ditampar kenyataan, aku sadar bahwa aku mungkin akan mati. Mengapa begitu? Tentu saja karena aku bisa melihat tubuhku sendiri!
Tapi setelah kupikir-pikir, apa aku benar-benar mati?
Aku benar-benar hanya disini, menatap tubuhku yang seperti sayuran hijau, lemas dan kebetulan baju rumah sakitku berwarna hijau. Terkadang perawat dan dokter masuk, entah melakukan apa, lalu kadang papa, kadang juga mama.
Ya, aku mati, tapi tidak mati.
Jadi ini bukan mimpi.
Aku benar-benar tak bisa mengingat apapun yang membuatku harus seperti ini, maksudku.. apa yang terjadi? Apa aku kecelakaan? Diculik? Atau keracunan makanan? Jean itu kan bodoh! Dia tau aku alergi kacang tapi ia suka sekali mencuri makan kacang-kacangan.
Kalau iya, entah berapa ton kacang yang ia makan sehingga tubuhku seperti ini.
Tapi aku benar-benar tidak sedih.
Agak aneh tapi.. aku bahkan tak mengerti untuk apa aku hidup.
"Hai." Sapa seorang gadis yang familiar.
Itu Ellya, bukankah ia makin cantik? Lihat wajah cerah dengan bibir merah muda itu, pasti menyenangkan untuk mencubit pipi gemasnya dan menggigitnya seperti kue beras ketan.
Tapi tumben sekali, ini pertama kalinya ia mengunjungiku. Ia harus bahagia karena tak ada aku yang mengganggunya.
"Apakah menyenangkan tidur terus?"
Ya. Aku suka tidur, meski Jean lebih maniak.
"Aku keluar dari rumah sakit hari ini. Aku sembuh dengan baik, jadi kuharap kau juga."
Oh, terima kasih. Siapa yang tahu kalau aku akan mati besok?
"Aku ingin bilang terima kasih untuk semuanya dan maaf karena aku terlalu lemah dan bodoh. Hei tapi aku akan jadi lebih baik di masa depan, jadi tak seorangpun bisa menyakitiku."
Yah, senang mendengarnya.
"Apa kau tak ingin bangun?"
Apa untungnya bangun? Tapi apa perdulimu? Bangun atau tidak kan urusanku! Tak ada hubungannya denganmu! Menyebalkan.
Tapi kemudian terdengar suara terisak, itu jelas bukan sayuran hijau di atas ranjang, jadi apa itu Ellya? Mengapa?
"Aku membencimu."
Hei, aku lebih membencimu lebih dari dunia dan seisinya!
Cih, mengapa ia menyebalkan? Bukankah ia lebih baik pergi daripada berbicara omong kosong disini?
***
Bosan. Apa ada yang bisa memberitahuku mengapa aku disini?
Papa hanya akan menatapku beberapa menit sebelum akhirnya keluar dan kembali beberapa hari lagi. Sedangkan mama, ia akan menemuiku setiap malam dan menciumku di kening. Aku tahu ia begitu menyayangiku, bahkan terkadang ia akan tertidur di kursi dengan wajah kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream With Sleep
FantasyDream With Sleep adalah novel karya Bolli Ethan yang ke-3 sekaligus terakhirnya sebelum sang penulis wafat. Kabarnya, novel ini mencari tumbal kematian tiap tahunnya. Namun bagaimana jadinya jika ternyata dibalik kematian itu ada kehidupan baru yang...