17

1.5K 235 4
                                    

Bendera lambang sekolah itu berkibar dengan gagah di jalan sepanjang 100 m menuju ke sekolah, flag-flag segitiga dipasang di sepanjang jalan, dengan lampu tumblr yang akan menyala kelap kelip saat malam hari.

Matanya menyipit membaca banner besar yang dipajang di depan gerbang sekolah. Tepatnya di bawah kanopi.
"Selamat Hari Jadi ke 46-"

"Idiw, ada nona cans." Kata-kata Jean terpotong oleh Filo yang menyapanya. Cowok itu nampak rapi dengan menggantung setengah ranselnya. Serius, waktu pertama kali masuk sekolah, Jean pikir ia akan menyukai Filo yang tampangnya bak pangeran berkuda putih, meski suatu hari ia menyesal pernah berpikir begitu.

Ngomong-ngomong Jean lumayan merindukan cowok resek ini.
"Gapilo... Mana aja lo natal gak main ke rumah?"

"Ikut bapak gue liburan ke kampung."

"Dih, gak kangen gue lo?"

"Mabok amer lo?"

"Mabok ginseng gue."

"Ayah lo bikin arak ginseng lagi Jean?"

"Iya bangke, baunya mana asem banget bacemannya."

Cowok itu tertawa, merangkul tubuh Jean yang meskipun tergolong tinggi untuk anak perempuan, tapi lebih pendek darinya. Mereka berjalan bersama menuju kelas, sambil membicarakan hal-hal remeh yang terlewat karena liburan akhir tahun. Mulai dari baceman ginseng hingga mobil listrik yang belok ke pom bensin ketika kehabisan daya.

"Ah... Kelas. Kangen banget gue." Jean duduk di salah satu kursi di tengah dengan asal, diikuti Filo yang duduk di kursi sampingnya.
"Yah, Laura belum dateng." Ujarnya usai celingak-celinguk mencari wajah paling familiar diantara wajah teman-temannya yang sudah datang.

"Btw, lo bilang kita mau keluar hari ini? Mau kemana?" Tanya cowok itu sambil mengeluarkan gadgetnya. No game no life.

"Ke kota sebelah."

"Ngapain?" Ia menggaruk pelipisnya sambil melonggari dasi sekolah yang mencekik lehernya.

"Kita datengin editor yang kerja di perusahaan penerbitan." Filo meringis melihat Jean yang berapi-api.

"Iya terus?"

"Buat nanyain editornya Bolli Ethan, masih idup enggak."

"Cowok apa cewek?"

"Gak tau."

"Lah." Filo memasang wajah datar kecewa.

"Dah lo ngikut aja entar."

"Tapi gue tadi dianter supir."

"Ambil mobil." Pemaksa Jean, mode on.

Kalau sudah begini tak mungkin Filo bisa berkata tidak. Ia sempat menatap Jean dengan kesal sesaat, namun tak berlangsung lama begitu ia mendapati Jean menatap Reana yang baru memasuki kelas dengan wajah bodoh tanpa berkedip.

"Btw, Reana udah putus sama Theo." Ia berbisik pada cewek itu.

"HAH? SERIUS?" Tak mungkin teman sekelasnya tak menoleh serentak, dasar Jean alay.

***

Sejenak mata mereka bertiga benar-benar terpaku menatap pria berambut gondrong berkaca mata yang kini menjamu mereka di ruang tamunya. Pria tinggi kurus jangkung itu hanya membalut tubuhnya dengan kaos abu-abu dan celana hitam panjang. Wajahnya nampak kurus, terlihat dari tulang pipinya yang menonjol serta kantung mata menghitam. Sedangkan di dagunya ditumbuhi bulu-bulu tipis yang tak rapi. Entah sudah berapa minggu pria itu tak bercukur.

Dream With SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang