Suara detak jantung yang terdengar nyaring itu menyadarkan Jean dari lamunan singkatnya. Padahal itu detak jantungnya sendiri. Sejenak ia menoleh pada Laura yang duduk di samping ranjangnya sambil bermain ponsel.
Cuman mimpi? Batinnya bertanya tak yakin pada dirinya sendiri. Setelah semua waktu yang ia jalani di dalam tubuh mungil anak SD itu? Dan sekali lagi itu cuma mimpi? Demi apa ia masih hidup dan tertidur selama hampir 7 jam penuh di UKS? Bukan rumah sakit atau semacamnya?
"Lau.."
"Hm..." Jean mendengkus, sekalipun menjawab Laura sama sekali tak melepas pandangannya dari ponsel. Bukankah hal itu sangat tidak sopan? Biasakan menatap mata lawan bicara kalian saat tengah berada di dalam percakapan!
Sadar bahwa temannya jengkel karenanya, Laura tertawa kecil lalu menutup ponselnya. "Apa?"
"Apa yang terjadi denganku tadi?"
Laura menutup mulutnya sambil melotot tak percaya.
"Demi apa lo ngomong formal ke gue?" Tanyanya tak percaya.Jean sendiri menutup mulutnya, tak menyadari bahwa ia baru saja berbicara formal pada Laura. Iya, Laura. Teman sepertidak warasan nya. Pasti cewek itu akan melakukan puja kerang ajaib sepulangnya dari sekolah.
"Eh, sorry. Astaga sumpah gak sadar."
Laura tertawa receh. "Lo tidur tujuh jam doang jadi gini, daebak..." Ia bertepuk tangan, seolah mengatakan bahwa yang terjadi barusan adalah hal luar biasa.
"Bacot lo. Jelasin cepet. Gue lupa."
Cewek itu terdiam. Lalu matanya berkaca-kaca. Sebuah perubahan 180 derajat dari Laura beberapa detik yang lalu. Ia tertunduk, tak mampu menatap wajah Jean yang masih sedikit pucat.
"Bangke tau gak lo. Gue pikir lo mau mati."
"Eh.."
"Tiba-tiba kek orang sekarat di tangga, lo bikin temen-temen sama guru jadi panik."
"Udah gitu doang?" Sayangnya Jean belum menemukan jawaban memuaskan yang bisa menjawab pertanyaaan dirinya sendiri. Masalahnya, ia juga tak tau pertanyaan apa yang membuatnya penasaran.
"Udah gitu doang, mata lo! Beneran babik, gue khawatir sama lo."
Jean meringis mendengar nada tinggi dari temannya itu.
"Aduh iya sorry...""Lo bilang minta ambilin obat di tas, terus yaudah lo tidur di UKS. Gue udah nelfon ayah bunda lo, tapi mereka gak bisa kesini, soalnya tiket pesawat ke sini lagi kosong."
"Mereka pasti panik banget."
"Iyalah gilak! Mama lo nangis tadi. Tapi pas gue bilang lo udah baikan terus tiduran di UKS, beliau udah gak sepanik sebelumnya keknya."
"Waow... Impresif."
Takk. Jitakan ringan yang dilayangkan Laura pada Jean. Terdengar menyakitkan.
"Aw... Sakit gilak, gue abis sekarat lo giniin."
"Mulut dijaga dong anjing. Sakit hati gue liat lo kayak tadi."
Ia tersenyum saja. Pada akhirnya tak ada yang tahu apa yang dipikirkan Jean di sisa hari itu. Ia cuma diam melamun, lalu pulang dengan naik ojek yang dipesankan Laura. Persis layaknya orang sawan. Sesampainya di rumah ia merebahkan diri, dan kembali melamun.
Sumpah demi apapun, ia masih tak habis pikir dengan mimpinya yang harus ia sebut mimpi indah atau mimpi buruk. Ngomong-ngomong apa yang terjadi dengan hidup Eltara? Tidak mungkin anak semuda itu memiliki penyakit jantung kecuali memiliki kelainan sejak lahir sepertinya. Tapi... Tapi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream With Sleep
FantasyDream With Sleep adalah novel karya Bolli Ethan yang ke-3 sekaligus terakhirnya sebelum sang penulis wafat. Kabarnya, novel ini mencari tumbal kematian tiap tahunnya. Namun bagaimana jadinya jika ternyata dibalik kematian itu ada kehidupan baru yang...