BAB 28

444 29 0
                                    

Gimana nih????? Next part?!!!
.
.
.
.
.

Diandra sedang fokus dengan leptopnya. Melihat informasi yang ia ingin ketahui tentang papanya setelah ia pergi. Sesekali meminum coklat panas ia yang ia buat tadi tidak hanya coklat panas, secangkir kopi juga ada diatas meja. Bukan untuknya namun untuk Rafael yang sama halnya dengannya, mengerjakan pekerjaan.

Sebenarnya tadi ia sudah berniat akan pulang kerumah. Namun, Rafael tak mengizinkannya pulang berbagai alasan terlontar dari bibir manisnya Rafael. Hingga ia tak bisa menbantah dan mematahkan alasan-alasan yang tak masuk akal dari kekasihnya itu. Kembali ia fokus dengan tabletnya.

Berdasarkan informasi yang ia dapatkan. Papanya sekarang sudah meninggal akibat serangan jantung, 2 tahun setelah kecelakaannya itu. Hal yang membuatnya tercengang penyebab papa serangan jantung adalah karena ulah Dea dan mamanya. Keadaan diperparah papanya memiliki riwayat penyakit jantung. Mama Dea sedikit demi sedikit mengganti obat jantung papa bukannya membaik tapi memperparah. Secara tidak langsung mereka ingin membunuh papa secara perlahan dan halus agar tidak diketahui orang lain. Orang lain tahunya papa punya penyakit jantung dan kambuh. Alasannya hanya ingin segera menguasai harta papa. Astaga malang sekali nasib papanya itu. Andai saja ia bersama papa, mungkin keadaannya tak seperti ini. Papa tentu akan masih ada disini. Bersamanya.

Ia tak habis pikir dengan perilaku Dea sama Mamanya. Mereka tak sebaik apa yang papa lihat. Dibalik itu semua mereka seorang iblis yang begitu kejam. Mereka seakan lupa akan kemurahan hati dan kasih sayang yang papa berikan. Bahkan yang tak ia sangka mama Dea sudah bermain dibelakang suaminya dengan pria lain. Pria yang hanya memanfaatkannya. Namun mama Dea yang dibutakan cinta tutup mata akan keburukan pria itu.

Setelah membaca dengan seksama dan teliti. Segera ia kirimkan file itu ke Bang Re. Lalu menghubunginya.

"Hallo bang?" Rafael mengalihkan atensinya dari leptop kearah Diandra yang sedang mengangkat telpon. Ia menaikkan alisnya, seolah bertanya siapa yang Diandra hubungi. Diandra mengkode Rafael untuk diam dan ia akan memberitahunya nanti. Rafael mengangguk.

"Filenya udah Ra kirim. Abang liat dulu."

"Baiklah nanti abang liat. Kamu dapat dari mana?"

"Dari suruhan Ra."

"Ya sudah. Abang ada meeting sebentar lagi. Abang tutup. Jaga diri baik-baik. Kalau ada apa apa hubungi abang oke?"

"Iya abangku sayang. Abang juga jaga diri baik-baik dan jangan telat makan." Rafael menoleh saat mendengar kata 'sayang' dari mulut kekasihnya itu. Lalu mendelik tak suka.

Sambungan tertutup. Diandra melihat Rafael yang menatapnya.

"Ada apa?"

"Kau memanggilnya sayang? Dan aku?"

Diandra tertawa. "Kenapa? Kamu ingin dipanggil seperti itu juga?"

"Tentu saja. Tapi mulai sekarang hanya aku saja. Tidak ada yang lain."

"Baiklah. Baiklah. El sayang."

Rafael mendengar panggilan baru itu.

"Kamu menanggil El untukku?"

"He'em. Kenapa? Kan ada kata El dalam namamu."

Rafael mengangguk." Tadi siapa?"

"Bang Re."

"Revan? Urusan apa?"

"Kamu ingin tau?" Rafael mengangguk. "Aku akan bercerita padamu. Tapi kamu harus percaya sama apa yang aku katakan?" Sambung Diandra. Rafael mengangguk kembali.

RAFANDRA (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang