BAB 30

446 24 0
                                    

Hai hai gimana nih kabar kalian?? Sehat ya pastinya........

Lama bangett udah gak up....

Hari hari mendekati UAS. Malah banyak banget tugasnya apalagi udah semester tua😂. Padahal ini minggu minggu tenang, tapi hati tidak tenang saking banyak banget deadline tugas.......

Moon maap ya, malah curhat wkw

Udahlah cuuzzzzzzz.......

Next Part..........................

🍁🍁🍁🍁🍁

"Pak, setelah ini anda ada pertemuan dengan pihak Orions corp di Hotel Starup." Ujar Dea kepada bos tampannya itu.

Rafael hanya bisa menghela nafas berat. Padahal sudah sore namun ia masih harus ada pertemuan. Bahkan ia belum sempat menghubungi kekasihnya itu.

Rafael melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan, menuju tempat pertemuan dengan Dea dibelakangnya. Namun sebelum itu, ia mengirimkan pesan kepada kekasihnya itu tidak bisa menjemput karena ada pertemuan.

Rafael ❣
Sayang, maaf tak bisa menjemputmu. Ada pertemuan dadakan. Love you😘

Diandra
Iya, tak apa. Love you to


Dilain tempat setelah mengirim balasan pada Rafael Diandra mengambil tasnya. Meninggalkan ruangannya. Mungkin ia akan pulang naik taksi saja.

Hari hampir gelap. Kantor tentu sudah sepi. Satpam yang biasanya menjaga gerbang tidak ditempat mungkin saja beristirahat.

Diandra menengok kanan kiri. Bermaksud mencari taksi. Tapi entah kenapa, tak ada satupun taksi yang lewat kosong. Lalu ia melangkahkan kakinya ke arah halte dekat kantor.

Tak lama ia tiba. Sebuah mobil hitam berhenti di depan halte tersebut. Diandra was-was. Dan......

Dimas

"Ra, kenapa masih disini?" Diandra tak menjawab dengan cuek ia melangkah meninggalkan Dimas. Ia masih ingat kelakuan Dimas padanya di restoran sebelumnya.

"Ra!" Dimas menahan tangan kanan Diandra.

"Oke! Aku minta maaf untuk kesalahan aku waktu itu. Aku gak sengaja. Kemarin aku terlalu emosi hingga akhirnya aku berbuat seperti itu sama kamu." Ujar Dimas. Diandra meneliti melihat ke dalam mata hitam itu. Nampak ketulusan ada didalamnya. Menghembuskan nafas.

"Baiklah. Aku memaafkanmu. Tapu jangan kau ulangi lagi." Memang dasarny ia pemaaf. Tak bisa lama-lama marah dengan orang lain. Dimas tersenyum manis mendengar itu. Bahkan terlalu manis. Bahkan jika Diandra belum melabuhkan hatinya pada Rafael mungkin saja ia akan terjerat oleh senyum itu.

"Kamu mau pulang? Aku antar?" Diandra menimbang. Ingin menolak karena ia tak mau Rafael salahpaham tapi ia juga tak mungkin menunggu disini hingga mendapatkan taksi kan. Diandra mengangguk mengiyakan penawaran Dimas. Mereka melangkah ke mobil dan masuk kedalamnya.

"Kalau mau minum ada di belakang Ra. Ambil aja." Tawar Dimas. Karena memang kehausan ia meminum air mineral yang ada di mobil Dimas. Lalu menegaknya hingga tinggal setengah.

"Haus banget Ra." Diandra hanya memperlihatkan gigi ratanya. Cengengesan.

Namun entah kenapa. Ia yang terlalu kecapekan kerja atau bagaimana. Tak lama setelah meminum tadi rasanya ia ngantuk sekali. Matanya susah untuk terbuka. Akhirnya ia terlelap.

"Berhasil." Gumam Dimas. menampilkan senyum penuh kemenangan itu. Lalu memutar setir, beralih berlawanan arus ke arah yang susah ditemukan. Hanya ia yang mengetahuinya.

RAFANDRA (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang