BAB 31

470 31 0
                                    

Next part.............

🍁🍁🍁🍁🍁

Masih memegang perut ratanya. Wanita itu memikirkan sesuatu. Mama, segera ia mengambil ponselnya dan menelpon mamanya.

"Halo, ma!"

"Halo, bagaimana?" To the point mamanya.

"Gagal ma, bagaimana ini? Anakku harus diakui. Sialan brengsek itu gak mau tanggung jawab. Hiks hiks hiks"

"Sudahlah. Lupakan dia. Kita lanjut ke rencana berikutnya." Kemudian sambungan terputus. Senyum smirk muncul. Ya, ia tidak boleh lemah, ia harus kuat demi anak si brengsek itu.

🍁🍁🍁🍁🍁

"Princess, bagaimana keadaan kamu?" Tanya mommy yang tiba-tiba menerobos masuk ruangan Diandra. Membuat Diandra dan Rafael yang berada di ruangan tersebut langsung menoleh kearah pintu. Rafael langsung menyingkir memberi ruang untuk Nyonya Alexander memeluk Diandra.

"Mom, jangan khawatir. Ra udah gak papa." Jawab Diandra sembari membalas pelukan Mommynya itu. Mommy angkat yang sangat menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri.

"Kau yakin? Apa perlu kita ke Singapura. Memeriksa kembali?"

Diandra tau dengan kekawatiran mom. "Tidak perlu mom. Ra istirahat sebentar juga bisa sembuh."

"Jadi siapa yang membuatmu seperti ini?" Tanya Mr. Alexander dengan dinginnya. Daddy tak mau princessnya kenapa-napa. Meski bukan putri kandungnya, ia sudah menganggap putri kandungnya. Ia akan membalas semua orang yang memperlakukan buruk princessnya itu dengan setimpal dan tidak pandang buluk.

"Sudahlah dad. Jangan diperpanjang lagi ya. Ra tidak apa apa. Tinggal pemulihan."

Tak terima. Mr Alexander mengajak Rafael dan Revan keluar. Untuk berbicara lebih lanjut.

"Kau habiskan makanmu. Dad ada yang mau dibicarakan dengan Rafael dan Revan." Akhirnya Diandra mengangguk pasrah. Mom mengambil alih mangkok yang dipegang Rafael menggantikan menyuapi Diandra. Saat Mom, Dad dan Revan tiba tadi Rafael sedang menyuapkan bubur yang menurut Diandra sangat hambar itu kepada Diandra.

Sedangkan diluar, Mr. Alexander menatap putranya dengan tajam kemudian beralih pada Kekasih putrinya itu.

"Jadi?" Revanpun angkat bicara. Mulai menjelaskan kronologinya, saat Diandra yang susah dihubungi, Rafael yang melacak keberadaan Diandra hingga penyerangan Rafael yang begitu kalap saat melihat keadaan Diandra.

"Lalu siapa pelakunya?" Tegas Alexander, sedari tadi putranya bercerita tak sekalipun menyebutkan pelakunya. Hanya pelaku, pelaku dan pelaku.

"Dimas om." Awalnya Mr. Alexander terkejut, seperkian detik segera ia menormalkan kembali wajahnya. Datar. Ia tak menyangka bahwa Dimas yang ia ketahui sebagai teman anaknya itu berbuat seperti itu.

"Maaf om, mungkin ini gara-gara saya juga. Saya gagal menjaga Diandra."

Menepuk bahu Rafael. "Sudah jangan menyalahkan dirimu. Yuk masuk kembali."

Mereka masuk kembali. Menormalkan wajah mereka. Agar para wanita tak mencemaskan mereka. Setibanya didalam Diandra langsung memberondong beberapa pertanyaan pada ketiga pria itu.

"Apa yang kalian bicarakan? Kalian tak melakukan sesuatu kan?"

"Astaga kau ini Ra. Kami hanya membicarakan pekerjaan saja. Kenapa kau nampak khawatir seperti itu?"

"Bukan apa-apa bang. Ra hanya tak mau kalian kenapa-napa karena Ra."

"Kau tenang saja princess. Udah lanjut makannya." Alih Mr. Alexander

RAFANDRA (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang