BAB 32

422 31 0
                                    

Hai hai hai gimana ni kabar kalian??? Masih menunggu cerita ini ya?

Langsung saja next partnya

🍁🍁🍁🍁🍁

Happy Reading Guyss.....

🍁🍁🍁🍁🍁

Seketika lampu padam. Dea yang sedang mencari-cari kartu kamarnya di tas berdecak kesal. Padahal ini hotel bintang lima tapi masih saja ada masalah. Dea tak bisa melihat apa-apa, akhirnya hanya berdiam diri menunggu hingga lampu hidup kembali. Rafael tak sadar dengan situasi yang terjadi ia harus menahan sesuatu itu akibat obat perangsang yang diberikan oleh. Awas saja besok ia akan membuat perhitungan pada sekretarisnya.

Diandra yang melihat lampu tiba-tiba mati, segera mengambil tindakan. Melangkah ke arah Rafael dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara agar Dea merasa tidak ada orang yang akan menggagalkan rencananya.

Hap!!

Diandra membekap mulut Rafael dan menariknya ke kamar yang ada disampingnya. Lampu kembali hidup sesaat Diandra menutup pintu kamar.

"Sayang.....!" Suara serak Rafael terdengar memanggil Diandra. Ia harus kuat menahannya. Tapi ini sangat menyakitkan, dosis berapa yang diberikan kepadanya.

"Kamu tak apa kak?" Diandra khawatir melihat muka Rafael yang memerah dan ekspresi menahan sakit. Lalu menarik Rafael duduk di tepi ranjang hotel.

"Wajahmu merah sekali kak? Aku harus gimana?" Lanjutnya

"Sayang, ini menyakitkan." Beritahu Rafael apa yang ia rasakan.

Melihat itu Diandra semakin khawatir. "Aku harus melakukan apa kak?"

"Apakah aku boleh melakukannya padamu?" Tanya Rafael, keringat mulai bercucuran. Ia butuh pelampiasan sekarang. Padahal ia ingin melakukannya dengan Diandra saat mereka sudah menikah. Tapi mau bagaimana lagi situasi harus memaksanya melakukan ini.

Melihat kekasihnya begitu tersiksa akhirnya Diandra menganggukkan kepalanya. Memberi izin Rafael melakukan kepadanya, melampiaskan padanya.

Rafael pun memulai tindakan, melampiaskan gairahnya yang memuncak akibat obat sialan itu. Mereka menghabiskan malam dengan madu kasih. Inu merupakan pengalaman pertama mereka. Meski Diandra tinggal di luar negeri ia tetap menjaga kehormatannya. Ia akan mempersembahkan harta paling berharganya pada suaminya, orang yang dicintainya. Toh Rafael juga akan menjadi suaminya. Mereka akan melangsungkan pernikahan.

Sedangkan Dea setelah lampu menyala tadi, ia kaget Rafael tak ada ditempatnya. Ia mencari disekitaran. Namun tak menemukannya. Ia terus saja mengumpat. Menertawakan rencananya yang gagal lagi.

Sialan!

Lalu melangkah meninggalkan hotel tersebut. Ia harus memikirkan kembali rencananya dengan mamanya itu.

🍁🍁🍁🍁🍁

"Beberapa rencana kita gagal. Mama tak memiliki rencana lagi. Kau punya rencana apa?"

Dea berpikir sebentar rencana apa yang tepat untuk mereka ambil. "Menyingkirkan Diandra dari dunia ini." Lirihnya senyum smirk nampak di sudut bibirnya. Meski hanya lirih tapi wanita paruh baya itu mendengarnya. "Apa kau yakin?" Tanyanya meragu.

"Sangat yakin. Kalau anak itu masih di dunia ini, meski sekarang kita mampu memisahkan mereka, kita tak tau dikehidupan selanjut. Lebih baik kita singkirkan dari sekarang bukan?"

"Ya kau benar. Kita akan melakukannya bersama. Mama tak mau rencana ini gagal lagi jika kita menyuruh orang lain." Dea mengangguk mengiyakan mamanya.

RAFANDRA (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang